58

1.7K 69 16
                                    

Di Rumah Vivi, keduanya pun membereskan beberapa set baju untuk menginap di Rumah Dey.

"Udah setengah aja cukup, 2 hari doang sihh ini tuh kebanyakan" Omel Vivi kepada Dey.

"Gapapaa ini gw tambahin ah orang lo sering keringetan berlebih gitu walaupun cuma gara gara panas doang" Ucap Dey.

"Etdah inituh kebanyakan Dey, udah ah gausah banyak banyak, setengah aja cukup orang cuma 2 hari" Omel Vivi lagi lalu mengeluarkan beberapa baju yang menurutnya tidak perlu.

Vivi terlihat membereskan beberapa bajunya yang diacak acak olehnya dan Dey tadi, dan menaruhnya kembali ke dalam lemari.

"Udahh, yuk lah" Ucap Vivi.

"Yayyy!! Yuk balikk" Ucap Dey girang lalu memeluk lengan Vivi.

"Emm... Dey?" Tanya Vivi menatap Dey.

"E... Eh.. M... Maaf" Dey melepaskan dirinya dengan wajah memerah dan membiarkan Vivi jalan terlebih dahulu.

******

Setibanya di rumah Dey, Vivi menaruh barang bawaanya di kamar Dey. Setelah itu keduanya kembali turun dan segera memasak untuk makan malam keduanya.

"Lo kenapa dah? Diem depan kulkas" Tanya Vivi.

"Gue bingung mau masak apa Vi, soalnya gada yang siap saji gitu bahannya" Ucap Dey sambil memperhatikan isi kulkas.

"Mana coba gue liat" Vivi pun bergerak menghampiri Dey, dan ikut memeriksa isi kulkas.

"Ini ayam ada, terussss.... Lah ayam doang" Ucap Vivi.

"Nah kan, tadinya kalo ada tepung goreng mau gue bikin ayam goreng tepung aja. Tapi ini ngga ada"

"Kecap ada?"

"Bentar...  Ada Vi"

"Yodah, bikin ayam kecap aja ya"

"Iya boleh boleh"

"Nih, lu cuci dulu ayamnya, gue mau nyiapin bahan-bahan yang lain"

Dey pun mengerjakan apa yang diperintahkan Vivi. Sementara Vivi mulai mengupas bawang, dan mengirisnya. Setelah semua bahan siap, Vivi mulai menunjukkan keahliannya dalam memasak. Apa yang dilakukan oleh Vivi menjadi sebuah atraksi yang menarik bagi Dey, bahkan sepertinya Dey sangat takjub.

"Vi, lo kan lebih tomboy dari pada Febi. Kok lo lebih jago masak si?" Tanya Dey heran.

"Gue biasa bantuin nyokap gue Dey. Terus kan nyokap kerja, kadang gue ama adek gue doang di rumah. Makanya mau gamau harus bisa masak. Kasian adek gue kalo makan mie mulu"

"Oalah. Sayang banget kita baru deket akhir-akhir ini ya"

"Lah kenapa emang?"

"Yakan tau gitu gue bisa minta lo bawain bekel tiap hari"

"Jadi temen ada tau dirinya juga kali. Nih cobain kurang apa kira-kira" Vivi menyuapkan sendok berisikan kuah masakan tersebut untuk dicicipi Dey. Dey pun membuka mulutnya, dan mulai mengecap rasa masakan Vivi.

"Hmmmm... Wuaaah. Mantab Vi. Jago lu"

"Hehe siapa dulu dong... Badrun, kesayangan Chikuy Tamborin"

"Hahaha, anak orang lo ganti-ganti namanya"

"Siapin nasi sana" Dey tidak menjawab hanya mengacungkan jempolnya.

"Viiii... Sebeeeeel"

"Kenapa lagi?"

"Belum masak nasi. Lupa ngecek. Hehe"

"Ner bener lo Deya Enjeliyaaa"

Setelah mengalami drama yang cukup mengesalkan bagi keduanya pun kini keduanya sudah memakan makanan yang telah disiapkan.

Kenyataan yang Telah TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang