Jika kamu mawar, aku durinya. Karena aku akan melukai siapapun yang akan merebut kamu dariku. Kita tidak akan terpisah, sampai kapanpun.
•••"Gita!! Mau kemana?!"
"Perpus pusat."
Viola mengerutkan dahinya bingung, tidak biasanya Gita suka pergi ke perpustakaan. Ia mengedikkan bahunya tak acuh, lebih baik menunggu Gita di kantin daripada di dalam kelas. Malas berurusan dengan orang-orang yang hanya bisa mengatur hidup orang lain.
Sedangkan Gita, ia terus berlari menuju perpustakaan. Mencari tempat yang paling tenang di kampus. Ia menghela napas pelan, ini kali pertama ia menginjakkan kaki di perpustakaan setelah menjadi mahasiswa.
Gita menyusuri rak-rak novel, dirinya butuh hiburan. Dan jalan satu-satunya yang terlintas dipikirannya adalah membaca novel yang berada di perpustakaan kampus.
Gita mengambil asal novel yang berada di rak, duduk di meja yang jauh dari jangkauan orang lain. Ia mulai membaca novel yang diambilnya, mencoba untuk memfokuskan pikiran pada novel di depannya.
2 menit
4 menit
6 menit
8 menit
Gita menutup novel tersebut, menghembuskan napasnya pelan, "gak fokus gue, gak ngerti."
Matanya menjelajah ke sudut perpustakaan, matanya memicing saat melihat seseorang yang sangat ia kenali berada di dalam perpustakaan.
Gita menaruh kembali novel yang diambilnya dengan asal, melangkah pelan menuju orang tersebut yang sibuk membaca buku.
"Nada."
Nada tersentak, ia menatap ke arah Gita dengan datar. Berbeda dengan Gita yang menatapnya dengan senyum manis.
"Ngapain lo?!"
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo."
Nada mendengus, "ngomong aja."
"Gak di sini."
"Ribet banget."
Gita tersenyum, "ikut gue." Ia melangkahkan kakinya terlebih dahulu, sedangkan Nada hanya mengikutinya dari belakang.
"Mau kemana?!" kesal Nada, ia melipat kedua tangannya di depan dada.
Gita memilih taman yang cukup sepi, ia duduk di sebuah kursi. Matanya beralih menatap Nada yang masih berdiri.
Gita menepuk sisi kursi di sebelahnya, "duduk."
Nada berdecak, ia duduk sedikit agak jauh dari Gita, "mau ngomong apa?! Cepetan!! Gue sibuk."
Gita tersenyum tipis, "gue gak berharap lo akan minta maaf sama perkataan lo tadi pagi."
"Gue juga gak ada niatan buat minta maaf sama lo," ucap Nada tak acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis
Teen Fiction[COMPLETED] Pertengkaran hebat antara hati dan logika tidaklah mudah, memunculkan egois yang terus bergerak meronta dalam diri. Melangkah dengan kaki penuh luka di atas jalan berduri, memeluk kepastian dengan kesakitan yang terdalam. Menarik raga ya...