12. Kenapa?

1.5K 147 7
                                    


Selepasnya pulang dari supermarket. Yiren hanya diam tak mengatakan sepetah katapun.

Bukan karena ia marah sebab perkelahian tadi, justru ia diam karena ia mengira Renjun marah padanya.

Buktinya dari tadi juga Renjun hanya diam. ia ingin bertanya pun rasanya takut sekali.

Mereka berdua masuk ke dalan rumah dan menuju dapur untuk menyimpan setiap belanjaan yang di beli tadi.

"Ayah?"

"Bun?"

Mereka berucap bersamaan, suasana tiba-tiba canggung namun hanya Yiren yang merasakan.

"Mau ikut ayah jemput Jun Yi?"

Renjun tersenyum, sebenarnya ia tahu jika istri nya itu sedang ketakutan.

Melihat senyum Renjun hati Yiren sedikit lega.

"Ta-tapi kan Jun Yi pulang nya masih lama yah"

Yiren gugup tak jelas. Renjun seketika terkekeh lalu memeluk Yiren.

"Kenapa? kok takut gitu hm?"

Tanya Renjun lembut seraya mengelus surai hitam Yiren.
setiap sentuhan Renjun membuat hati nya perlahan tenang, menghilang kan prasangka buruknya tentang Renjun yang marah padanya.

Yiren belum menjawab, matanya tertutup menikmati setiap sentuhan Renjun, aroma wangi dari tubuh Renjun membuat nya enggan untuk melepaskan posisi ini.

"Ngira ayah marah ya?"

Tanya nya lagi sambil mengangkat dagu Yiren sehingga ia dapat melihat wajah menawan sang istri.

"Ayah emang pasti marah kan?"

Yiren menatap kedua manik Renjun. begitu pun sebaliknya.

"Emang ayah bilang marah?"

Yiren menggelengkan kepalanya, Renjun kemudian membawa kembali kepala Yiren untuk bersembunyi di ceruk lehernya.

"Jika tidak tahu yang sebenarnya jangan yakin dulu bun"

Renjun mengecup puncak kepala Yiren.

"Maaf yah" cicit Yiren pelan.

"Tak apa, itu hanya masalah sepele"

Cukup lama mereka berpelukan seperti itu, hingga getaran telepon mengganggu semuanya.

Renjun segera meraba ponsel nya yang ia letakan di saku jaketnya.

"Siapa yah?" tanya Yiren penasaran.

"Emm.. Jaemin"

Jawab Renjun seraya mengangkat telepon Jaemin.

"Ayah ke ruang tengah dulu"

Bisik Renjun seraya mengecup bibir Yiren singkat, lalu pergi meninggalkan Yiren.

Yiren hanya tersenyum, ia mengerti pasti yang di bicarakan adalah bisnis. berhubungan perusahaan Jaemin juga ikut bekerja sama dengan Renjun.

Di lihat nya jam menunjukan pukul 10 pagi, masih ada waktu untuk membuat makan siang, fikir Yiren.

...

Sekolah sudah bubar, karena para ayah belum menjemput, Jun Yi, James dan Jeremy duduk-duduk di bangku kayu yang sering di tempati Jun Yi ketika menunggu jemputan.

Mereka sesekali mengobrol dan tertawa, hingga gerombolan siswa laki-laki yang seperti nya senior menghampiri mereka.

"Heeehh uang kalian mana?"

YOUNG MOM | YIREN & RENJUN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang