Pagi ini sekitar pukul 5 pagi, Renjun sudah duduk di bawah ranjang dan Yiren duduk di atas ranjang, istri nya itu sedang melepaskan ikatan rambut dan jepit-jepit juga. malam tadi Renjun memang habis ditertawakan oleh si sialan Lee Jeno dan Na Jaemin.
Mana setelah itu ikatan rambut nya malah di tambah oleh Yiren lagi, astaga.
Tapi apa yang bisa Renjun lakukan selain sabar, di usia kandungan Yiren saat ini memang masih retan-retan nya mengidam. apalagi ada dua kehidupan di sana.
"Nah sudah selesai yah"
Yiren merapihkan rambut Renjun, pria itu bernafas lega sungguh tersiksa dia.
Renjun kemudian bangun dan mengacak-ngacak rambutnya, di lihat nya dari cermin rambut Renjun sedikit banyak gelombang karena ikatan rambut itu.
"Jagoan-jagoan ayah nanti kalo minta sesutu jangan salon-salonan lagi ya, ayah malu loh di tertawai paman Jeno sama paman Jaemin"
Ucap Renjun duduk di samping Yiren, memeluk pinggang Yiren dan kemudian mengelus perut sang istri yang semakin hari semakin membuncit.
Yiren hanya terkikik gemas tapi tiba-tiba terhenti karena ia sadar akan sesuatu, benar bukan kah sudah lama sekali Renjun tak memanjakan nya.
"Ayah?"
Panggil Yiren sedikit membuat Renjun curiga tiba-tiba.
"Kenapa bun?"
"Ayah tumben gak mau manjain bunda lagi?"
"Eng?"
Renjun mengernyit bingung, mencoba mencerna perkataan Yiren.
"Manjain apa bun?" Renjun mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Gak tahu, sudah lupakan saja. ayah cepetan mandi sana bunda mau bangunin Jun Yi"
Hari ini hari minggu jadi Jun Yi tidak sekolah, biasa nya putri kecilnya itu akan bangun cukup siang jika hari minggu namun untuk kali ini dia bangun pagi-pagi.
Bahkan membantu Yiren hanya sekedar membersihkan debu atau membantu sang bunda menyiapkan makanan ke meja makan.
"Putri ayah sudah besar sekarang ya?"
Seru Renjun yang baru turun dari kamar dengan pakaian santai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renjun kemudian menggendong Jun Yi dan mencium seluruh permukaan wajah cantik putri nya itu.
"Ayaaahh gelii!!"
Pikik Jun Yi menjauhkan wajah nya dari wajah sang ayah. Pekikan itu mengundang perhatian Yiren yang baru keluar dari dapur.
"Yah? ko gak pake baju kantor?"
Bingun Yiren sambil merapihkan tataan makanan yang ada di meja, Renjun kemudian menurunkan Jun Yi.
