23. Penjelasan

1K 96 4
                                    

Setelah sampai di kantor Yiren langsung istirahat dan tidur, sedangkan Renjun ada di meja kerja nya sambil melihat-lihat berkas.

Cklek

Pintu terbuka mengundang perhatian Renjun, ternyata itu Yangyang dan tentu saja dengan Shuhua.

Renjun lantas menutup kembali berkas-berkas nya seakan siap mendengarkan penjelasan dari sang adik.

"Langsung saja?"

Tanya Yangyang selepasnya duduk di hadapan Renjun. ia hanya berdehem sebagai jawaban.

"Aku bertemu dengan Shuhua cukup lama, kau masih ingat kejadian terakhir Shuhua datang ke kantor mu?" (Chapter 16)

Renjun menganggukan kepalanya, "lantas?"

"Dia hampir bunuh diri saat itu, dan aku tak sengaja melihat nya"

Renjun hanya ber-ekspresi datar saja seakan tak terkejut dengan apa yang di lakukan Shuhua.

"Itu sudah menjadi kebiasaan nya, hidup nya memang penuh dengan drama asal kau tahu!"

Cibir Renjun menatap Shuhua cukup tajam, wanita itu hanya menunduk kan kepala nya.

"Kau membenci nya?"

"Tidak, karena dia pernah mengisi hari-hari ku jadi untuk apa aku benci"

Kedua nya pun diam. Renjun menghela nafas panjang.

"Aku tak peduli, kalian sepasang kekasih atau bukan. tapi jika memang kalian sepasang kekasih aku akan menyetujui nya asalkan Shuhua memang benar-benar mencintai mu. bukan menjadikan mu sebagai pelampiasan atau hanya sekedar di manfaat kan, aku tidak ingin itu terjadi padamu!"

Jelas Renjun memandangi keduanya secara bergantian. jika di banding Yangyang mungkin Renjun lebih tahu bagaimana sifat Shuhua itu.

"Kau bilang Shuhua sudah berubah tadi kan? jangan mencoba untuk mengecewakan ku!" Lanjut Renjun pelan namun terdengar menakutkan di telinga kedua sejoli itu.

"Aku akan segera menikahi Shuhua" ucap Yangyang tiba-tiba.

"Kapan?"

"5 hari lagi"

"Bukan kah terlalu cepat!?"

"Shuhua sedang menganduung anak ku!"




Nafas Renjun langsung tercekat mendengar itu, matanya membulat lebar seakan ini hanya kebohongan belaka.

Sebenarnya sudah lama sekali Yangyang ingin mengatakan ini dengan jujur pada Renjun, setelah ia berbicara pada kedua orang tuanya lewat telepon seminggu yang lalu.

Renjun menatap Yangyang penuh amarah, Renjun berdiri Yangyang juga ikut berdiri.

Plak!

"KAU!?"

Renjun langsung menampar pipi Yangyang keras, jari nya menunjuk tepat di depan wajah sang adik.

Yangyang sendiri tak meberikan perlawanan karena ia tahu ini kesalahan terbesar seumur hidupnya.

"Aku mendidik dan mengurus mu dengan baik sejak kecil karena ayah dan ibu jarang di rumah, tapi sekarang apa yang ku dengar Yangyang? Shuhua sedang mengadung anak mu? bersusah payah aku mendidik mu sejak kecil tapi dengan kau mengatakan ituㅡkau tahu aku merasa menjadi kakak yang gagal sekarang!"

Renjun sangat kecewa dan marah, ia tak akan pernah menyangka jika kejadian ini terjadi pada keluarga nya sendiri.

Yangyang menyesal, sungguh. ia merasa telah menyepelekan apa yang telah Renjun didik di saat dia kecil. Semua itu terjadi begitu saja, ia tak mengerti.

Shuhua juga terdiam seribu bahasa dan menangis dalam diam.

"Keluar dari ruangan ku! aku merestui hubungan kalian tapi, aku tidak akan datang kepernikahan kalian nanti!"


...


"Ayah?"

Panggil Yiren yang entah sejak kapan sudah bangun, dan ia berjalan menghampiri sang suami duduk.

"Bun? kenapa bangun hm?"

Tanya Renjun lembut lalu merubah posisi duduk nya jadi si sopa.

"Bunda gak mau ayah sama Yangyang ada masalah seperti ini"

"Emang ayah punya masalah apa?"

"Yah? bunda denger semuanya tadi!"

Renjun hanya diam saja setelah nya, dia memejamkan matanya sebentar berusaha menenangkan fikiran dan hatinya.

"Itu pasti hanya kecelakaan yah. dia bertanggung jawab atas semuanya kan? ayah dulu pasti mendidik Yangyang untuk bertanggung jawab. bukan kah dia masih menerapkan nya sampai sekarang yah?. dia tidak menyepelekan didikan yang ayah ajarkan bukan? coba ayah fikirkan lagi!"

Jelas Yiren mengelus tangan Renjun dan memberi ketenangan untuknya.

Namun jika Renjun fikir itu memang benar adanya, jika Yangyang menyepelekan didikan nya mungkin ia tidak akan datang bersama Shuhua seperti tadi.

Dia terlalu di landa emosi, hingga tak sadar jika sikap emosional hanya akan menambah masalah dan bukan menyelesaikan nya.

"Ayah bahkan tidak menyempatkan mereka hanya untuk untuk sekedar meminta maaf"

Bukan nya Yiren ingin menyudutkan Renjun, dia hanya ingin Renjun nya sadar dan befikir demikian.

"Nanti ayah akan membicarakan ini dengan Yangyang dan Shuhua, terimakasih sudah menyadarkan ayah bun"

Memang pada dasarnya juga Renjun tak mungkin akan melakukan hal sejahat itu pada adiknya.

Yiren bernafas lega, lalu memeluk Renjun. sejujurnya saat mendengar Renjun marah seperti tadi Twins tak henti-henti nya menendang, mungkin mereka juga terganggu mendengar sang ayah marah-marah.

Jam sudah menunjukan pukul 11:03 waktunya Jun Yi pulang dari sekolah.

"Ayah jemput Jun Yi dulu bun!"

"Kan Jun Yi nya minta jalan kaki yah, lupa ya?"

Renjun langsung menepuk jidatnya, "ayah lupa hehe"

























Hari ini langit sore sudah sedikit menghitam, sebenarnya dari siang tadi pun keluarga kecil itu sudah berkumpul.

Malam ini mungkin bukan malam berbahagia bagi Renjun, setelah Jun Yi sekarang dia yang di dandani oleh sang istri.

Rambut nya di kuncir dua lalu memakaikan jepit rambut juga, jangan tanyakan reaksi Renjun dia hanya menerima dengan lapang dada, sedangkan Jun Yi hanya terkikik gemas melihat sang ayah di dandani seperti itu.

"Ayah cantik juga ya hehe"

Seru Jun Yi gemas sendiri.

"Ayah laki-laki, cantik dari mana nya?" Renjun protes.



Tiba-tiba...

Ding...dong


"Jun Yi bukain pintu nya sayang!"

Suata lembut Yiren menerpa indra pendengaran Jun Yi maupun Renjun. astaga, kan Renjun jadi khilaf.

"Siap bundaa!!"

Setelah itu Jun Yi lari ke luar kamar dan beberapa menit kemudian...

"Ayaaaahhhh ada paman Jenoo sama pamaaann Jaemiiinn!"

Teriak Jun Yi dari bawah namun mereka masih dapat mendengar.
Renjun lantas kaget, ia lupa jika Duo J itu akan datang untuk membicarakan sesuatu tentang bisnis kerja sama mereka pastinya. tapi mustahil dia menemui mereka dengan dandanan seperti ini, dimana jiwa CEO nya.

"Bun? ini nya lepasin dulu ya!"

"Gak mau, pokoknya ayah kayak gini sampai pagi!"

Mampus sudah, dia akan di tertawaan oleh CEO lain nya:")


















TBC

YOUNG MOM | YIREN & RENJUN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang