44. Apakah?

804 92 11
                                    











Dorrr





Saeron serta sang ayah menajamkan pendengaran nya akibat suara pistol tersebut, mungkinkah itu suara pistol anak buahnya? tapi tidak mungkin, setahunya mereka tak membawa pistol.

"Apa ada yang datang?" tanya Tn.Kim pada putri nya.

"Tidak mungkin ayah"

Saeron mencoba tetap tenang meskipun di dalam hatinya dia begitu cemas jika ada seseorang yang datang. selang beberapa menit, anak buah mereka tak ada yang kembali namun mereka dapat mendengar langkah kaki di luar ruangan. ya meskipun tak ramai.

"Ketemu!"

Brakkkk

Mereka terjengit kaget saat pintu di dobrak hingga pintu itu terjatuh di depan mereka. Saeron dan Tn.Kim langsung berancang-ancang. dari kegelapan munculah Jeno, Mark, Hendery dan Yiren.

Flashback...

Jaemin dan Lucas sudah menuju ke ruang utama dimana tempat CEO Kim bekerja. jika boleh jujur di perusahaan ini sudah tak ada siapa-siapa, mungkin sudah di bubarkan. saat ingin membuka pintu nya rupanya pintu nya terkunci.

"Apa perlu di dobrak?" tanya Jaemin  Lucas dengan nafas yang terengah-engah.

"Yeah, tapi bagaimana jika kita kena denda?"

"Cih hanya perihal merusak pintu saja, ku tebak besok juga perusahaan ini akan di tutup jadi untuk apa denda itu?"

"Yeokshiii, aku suka darah muda mu!" heboh Lucas memukul lengan Jaemin.

"Jelas, aku masih muda"

Mari lupakan itu karena mereka benar-benar tak ada waktu, sambil ancang-ancang mereka dengan bersamaan mendobrak pintu dengan kaki. di hampiri nya Xiaojun yang terikat di atas kursi, dan jantung serta lambung mereka serasa tertukar seketika saat Xiaojun tiba-tiba membuka mata.

"Aku belum mati!" kata Xiaojun yang melihat ekspresi ketakutan kedua oknum yang tak ia kenal itu. setelah itu mereka biasa-biasa lagi, Jaemin lalu melepaskan ikatan nya.

"Cepat telepon polisi dan ambulance, Renjun di bawa ke gudang khusus yang berada tepat di belakang perusahaan. akan ku jelaskan apa yang terjadi di sini, tapi bawa aku kerumah sakit dulu rasanya kepalaku terbelah!" kata Xiaojun to the point, seakan tahu saja jika mereka tidak hanya berdua saja yang datang.

"Laporan di terima kawan!" kata Lucas menepuk-nepuk pundak Xiaojun. di sini Lucas menghubungi polisi serta tim medis dan Jaemin menghubungi Jeno lalu mengatakan tempat dimana Renjun di bawa.

Di saat yang bersamaan pula, anak buah Tn.Kim berdatangan. mereka terlibat perkelahian kecil dulu sebelum akhirnya Jeno melepaskan peluru pistol nya karena ada salah satu dari mereka yang hampir menyerang Yiren.

Flashback End...

Melihat keadaan Renjun yang seperti itu membuat hati Yiren serasa di hancurkan berkeping-keping, rasa sakit di dadanya langsung timbul lagi namun ia tetap menahan.

Ingin sekali Yiren memeluk Renjun dengan erat, mengatakan jika dia disini. namun tidak bisa karena Renjun yang hanya tertunduk dari tadi.

"Renjun?" lirih Yiren menangis.

Katakanlah jika Jeno terlalu memimpin yang lebih tua, karena sekarang dia yang berdiri paling depan. dia kemudian menjatuhkan pistolnya ke bawah.

"Lepaskan Renjun, setelah itu kita berdamai!" kata Jeno santai. Tn.Kim dan Saeron hanya terdiam bagai batu. Renjun yang masih di ambang-ambang kesadaran perlahan mengangkat kepalanya karena suara Jeno yang begitu Renjun kenali. namun hal pertama yang ia lihat di sini bukanlah Jeno, tetapi Yiren.

"Renjun!?" teriak Yiren hingga tangisan nya langsung pecah, ia ingin berlari ke arah Renjun tetapi Hendery langsung menahan nya.

Saeron yang baru pertama kali ini melihat Yiren hanya tersenyum sinis, siapa bilang jika Saeron tak punya benda api itu nyatanya dia sekarang mengeluarkan nya dan menodongkan nya tepat pada kepala Renjun.

"Jangannn!!" jerit Yiren.

Saeron kembali tersenyum sinis, "kali ini korban ku tak boleh selamat!" kata nya.

"Coba saja!" sahut Mark pelan.

Pasca Mark mengatakan itu suara sirine polisi mulai terdengar membuat kedua ayah dan anak itu panik sehingga tak sadar jika Hendery dan Jeno sudah berada tepat di belakang mereka.

Yiren juga langsung berlari ke arah Renjun lalu melepaskan seluruh ikatan nya.

"Renjun? Renjun? kau mendengarku sayang?" Yiren memeluk suami nya itu begitu erat lalu menangkup kedua pipinya. sungguh ia tak bisa membendung tangisan nya lagi. ini sangat menyakitkan. bibir Renjun juga terlihat agak membiru sekarang. Renjun sudah kehilangan kesadaran nya tepat Yiren memeluknya tadi.

Para polisi dan tim medis sudah berdatangan, polisi menangkap keduanya dan tim medis membawa Renjun untuk segera di bawa kerumah sakit. di dalam ambulance Yiren di temani oleh Hendery. di genggamnya tangan Renjun kuat, di dalan hatinya ia berdoa untuk Renjun. tak ada yang bisa ia lakukan selain menangis dan berdoa. bayangkan ketika orang yang kalian sayangi tiba-tiba di temukan dengan keadaan yang begitu tragis seperti ini. rasanya bagaikan di hancurkan.

"Renjun, bertahanlah. maafkan aku hiks" kata maaf karena Yiren yang telah menuduh Renjun tanpa ingin tahu kebenaran nya.

Hendery yang menyimak dari tadi tak sadar jika ia meneteskan air matanya, jika boleh jujur ia menganggap Yiren bukan sebagai sekedar sepupu saja tapi bagai adik kandung. melihat Yiren yang menghadapi hal seperti ini lagi membuat hatinya sakit. apa yang Yiren lakukan sehingga tuhan memberi cobaan seperti ini lagi pada Yiren, sudah cukup wanita itu kehilangan Chenle dan tidak mungkin pula sekarang ia harus kehilangan Renjun yang sudah sangat berjuang untuk Yiren. bahkan merelakan Yiren bersama orang lain sedangkan dia memendam sakit itu sendirian. apa semua itu akan sia-sia saja sekarang.

Ambulance sudah sampai di rumah sakit, di ketahui ada racun di tubuh Renjun, tim medis terburu-buru membawa Renjun ke UGD sebelum terlambat. rasanya Yiren tak mampu menopang tubuhnya lagi hingga Hendery langsung membawa Yiren untuk duduk membiarkan sepupu kesayangan nya ini menumpahkan segala kesedihan nya.

"Jangan menangis seperti ini, Renjun akan baik-baik saja percaya padaku. ini hanya cobaan untukmu, tuhan tak akan sejahat itu pada hambanya. tenangkan hati dan fikiran mu meskipun itu tak semudah kembalikan telapak tangan. Renjun akan selalu bersamamu, kupastikan itu!"

Hendery bukan tuhan, tapi ia yakin jika Renjun akan baik-baik saja. kejadian itu tidak akan terjadi lagi, tidak akan.





Sedangkan diruang operasi sekarang Renjun sedang melawan semua rasa sakit nya, racun itu cepat sekali menyebar hingga jika telat satu menit saja mungkin Renjun tak akan terselamatkan.

Tapi jika namanya kematian pasti tuhan sudah menentukan, hanya ada satu takdir yang tidak bisa manusia hindari yaitu kematian.





















"Dokter!? jantung pasien tak berdetak!"










TBC

Hayoolooohhhhhhhh ini bukan akhirrr yorobunn tolong jangan tinggalkan cerita ini dulu, masih ada penjelasan  dann beberapa chap lagi mungkin End yaa😆😆😆 apakahhh apakahhh apakahhh terulang lagiii???

YOUNG MOM | YIREN & RENJUN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang