Mentari masih mengintip malu-malu di ufuk timur. Binar cerahnya menorehkan sinar kekuningan di atas kanvas langit yang semi gelap. Embun membasahi dedaunan dan kaca jendela yang masih tertutup tirai. Eren mengencangkan ikatan tali sepatu untuk kedua kali. Tak lupa menarik ritsleting jaket untuk menutupi tubuh dari udara dingin.
Kamis adalah hari libur yang selalu pemuda tinggi itu tunggu. Meski udara terasa dingin, ia tidak akan pernah meninggalkan olahraga pagi. Terutama jika memang hanya pada hari libur saja ia bisa melakukan kegiatan menyehatkan tersebut.
Sejenak, Eren melangkah menuju cermin di dalam kamar mandi untuk berkaca. Merapikan rambut cokelatnya yang masih terlihat berantakan meski sudah berkali-kali dirapikan. Wajah bantal menghilang usai dibasuh oleh air dingin dan sabun cuci muka. Pemuda itu mengembuskan napas pada telapak tangan. Mencium aroma napas yang harum.
Kepala mengangguk mantap. Merasa penampilannya sudah terlihat pantas. Berbekal kaus lengan buntung, jaket, celana olahraga sebatas lutut, dan sepatu olahraga, ia keluar dari kamar. Tak lupa pemuda itu membawa ponsel dan mengenakan earphone untuk mendengarkan musik ketika joging.
Apartemen lantai sepuluh masih sepi. Mata hijau melirik pintu kamar nomor 1030 yang berada di seberang sembari mengunci pintu. Sekilas, Eren menatap apartemen yang ditinggali Mikasa. Bertanya-tanya apakah gadis manis itu masih terlelap.
Tiba-tiba bayangan wajah dingin seseorang membuat pemuda tinggi itu mendecih. Tidak ingin suasana hati hancur karena mengingat ekspresi menyebalkan dari tetangga baru, pada akhirnya Eren segera melangkahkan kaki menuju jalur anak tangga. Dua tangan ia masukkan ke dalam saku jaket setelah memasang earphone dan menyalakan musik.
Udara pagi terasa menyegarkan meskipun dingin. Eren berdiri di depan gedung apartemen sembari merentangkan tangan. Turun dari lantai sepuluh kurang lebih sudah mewakili pemanasan.
Pemuda tinggi memejamkan mata. Menghirup udara pagi yang mengisi paru-paru. Terasa sangat segar seolah baru saja hidup kembali. Beberapa saat kemudian, ia memulai pemanasan yang sesungguhnya untuk menjaga kesehatan otot-otot tubuh.
Sepuluh menit berlalu. Mentari sudah sedikit muncul dan memamerkan sinarnya. Mata hijau melirik jam tangan yang melingkari pergelangan tangan kanan. Sudah setengah enam pagi. Sedikit terlambat untuk memulai joging. Tanpa membuang waktu lagi, Eren mulai berlari.
Jalanan masih cukup lenggang. Hanya terlihat beberapa orang saja yang ternyata juga memilih memulai hari dengan berkeringat. Eren mengatur napas sembari meningkatkan tempo lari ketika tubuh sudah terasa panas. Udara dingin tak lagi terasa.
Rute yang dilalui Eren mungkin lebih jauh dari sebelumnya. Ia memilih untuk memutari taman kota yang jaraknya lebih dari sepuluh kilometer dari gedung apartemen. Sekitar pukul tujuh, ia sudah sampai di lokasi. Sejenak, tubuh tinggi itu berhenti berlari dan memilih untuk berjalan santai sembari mengatur napas yang memburu.
Berbanding terbalik dengan jalanan yang kosong, nyatanya taman kota cukup ramai oleh beberapa orang yang juga sedang berolahraga. Mereka sibuk mengelilingi taman. Pun, ada yang memilih untuk bermain di arena skateboard.
Eren mengusap keringat yang mengalir dari pelipis dengan menggunakan punggung tangan. Tubuh benar-benar terasa panas. Telapak kaki sedikit berdenyut. Diikuti dengan betis yang ringan.
Joging adalah olahraga kesukaan Eren. Selain bisa dilakukan kapan saja, salah satu olahraga menyehatkan itu sama sekali tidak perlu mengeluarkan biaya. Bagi mahasiswa sepertinya, hidup sehat tanpa mengeluarkan biaya banyak adalah hal paling penting. Beberapa kawan memang sempat mengajaknya untuk membentuk tubuh di gym. Sebuah penawaran menarik karena—jujur, Eren sama sekali tidak keberatan karena bisa memandangi tubuh-tubuh atletis yang pasti berkeliran di tempat tersebut. Namun, pemuda tinggi itu sadar jika fitnes di tempat gym membutuhkan biaya lebih. Suatu hal yang membuatnya berpikir berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIZZLE [RIVAERE]
Fanfic[Pemenang Watty 2021 Kategori Fiksi Penggemar] [BL] [BOY X BOY] Disclaimer: Karya ini mengandung tema boy x boy / BL (Boys Love) / Gay / dan sebutan lainnya. Silakan baca bagian deskripsi lebih teliti lagi bagi yang tidak menyukai cerita dengan tem...