🐿 Part 6 🐿

111 26 13
                                    

Unexpected Destiny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Unexpected Destiny

Part 6

🐿🐿🐿🐿🐿🌵🌵🌵🐿🐿🐿🐿🐿

Di malam yang tenang, dua pasang paruh baya tengah terlelap mengistirahatkan badan mereka setelah lelah menjalani aktivitas seharian penuh. Meski peran mereka berbeda, tubuh yang diajak menjalani hari tentu saja sama-sama mengalami kepayahan.

Mata yang masih terpejam dan deru napas yang teratur menandakan si empunya tubuh tengah terlelap dengan nyaman. Di atas ranjang empuk dan di balik selimut tebal, mereka menyamankan diri.

Namun, semua itu harus kandas saat suara dering ponsel memecah keheningan malam. Mata legam milik Tuan Gautama mengerjap, merasa terganggu dengan nada sambung yang menandakan adanya suatu panggilan.

Masih setengah sadar, ia mulai bangkit. Duduk menyandar pada kepala ranjang, mata yang terbuka memandang jam dinding yang menunjukkan waktu setengah satu malam. Untuk sesaat suara dari ponsel di atas nakas berhenti. Mungkin si pemanggil bosan karena panggilannya tak kunjung dijawab. Biarkan saja, siapa suruh mengganggu waktu istirahatnya di malam-malam seperti ini.

Namun, lagu itu kembali terdengar. Memaksa ia untuk menyadarkan diri seutuhnya. Menurunkan kaki, meraih kaca mata dan beralih pada ponsel di atas nakas. Keningnya terlipat kala mendapati nomor asing yang tertera di layarnya.

Ditekannya tombol hijau lalu ditempelkan ponselnya pada telinga. "Halo," ucapnya dengan suara berat.

Mimik wajah yang setengah mengantuk, kini berubah seketika kala seseorang di seberang sana berujar. Ada kemarahan di raut wajahnya. "Biarkan! Biarkan saja dia bermalam di sana. Saya akan datang besok."

"Iya. Terima kasih." Mengembuskan napas dalam, ia meletakkan kembali ponselnya pada nakas. Melepaskan kacamata dan merebahkan diri kembali.

Namun, rupanya obrolan dirinya membangunkan sang istri. Perempuan dengan baju tidur berwarna biru tua itu sudah duduk dan menatapnya penuh tanya.

"Sudah. Tidur saja," ucapnya karena tidak ingin membahas hal ini. Karena menurutnya akan meningkatkan emosinya saja.

"Siapa, Pa?" Rupanya sang istri masih ingin tahu perihal seseorang yang menghubunginya tadi.

Membenahi selimut untuk menutupi kedua kakinya, ia memghela napas. Memandang sang istri dalam. Ada rasa ragu di dalam hatinya untuk memberitahukan perihal yang baru saja ia dapati. Sebenarnya, ia malas membahasnya. Masalah ini benar-benar membuatnya pusing dan marah. Selalu saja seperti itu. Apalagi jika istrinya ini nanti tahu, pasti akan semakin menyulitkan.

"Pa." Panggilan itu mengatakan jelas kalau sang istri menunggu jawabannya.

"Aldrift berada di kantor polisi," jawabnya acuh. Tuan Gautama memosisikan diri untuk kembali mengistirahatkan tubuhnya.

Unexpected DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang