🐿️ Part 15 🐿️

105 22 0
                                    

Unexpected Destiny

Part 15

Part 15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pergi dari sini!" Kata-kata itu terus terngiang di benak Adiz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pergi dari sini!" Kata-kata itu terus terngiang di benak Adiz. Mata yang biasanya memancarkan ketegasan kini tampak sendu dan rapuh.

Masih bisa diingat jelas bagaimana kemarahan papanya hingga mampu mempermalukan anaknya sendiri di depan umum. Bahkan mengusir dengan cara tidak terhormat.

Aldrift hanya bisa terdiam, memandang sendu papanya dengan tatapan terluka. Di balik mata berkaca, luka yang tertoreh semakin dalam dan menyakiti.

Suara klakson mengejutkan Aldrift dari bayangan beberapa waktu lalu di kantor sang papa. Di mana niat baik yang ia lakukan disalahartikan. Belum sempat menjelaskan, pengusiran yang ia dapatkan.

Memutar kemudi ke arah kiri, ia memakirkan porsche 718 di pinggir jalan sejenak-mobil keluaran terbaru pemberian sang mama. Kedua lengan Aldrift melipat di atas kemudi, menyembunyikan wajahnya yang sedih.

Bahunya bergetar, suara isak tangis mulai terdengar. Bohong jika laki-laki sepertinya tak akan bisa menangis saat seseorang yang ia banggakan memperlakukan dirinya berbeda.

Menarik napas dalam, ia berusaha menormalkan deru napas yang terasa sesak beberapa saat lalu akibat suatu kejadian kecil. Membersihkan jejak air mata, ia mulai mengamati jalan sekitar yang dilewati.

Ini adalah jalan menuju ke panti. Mengingat tak ada niat untuk pulang dan bertemu ayahnya, ia memutuskan untuk mengunjungi anak-anak yang selalu menghadirkan tawa, juga pengurus panti yang selama ini menjadi tempat berkeluh kesah.

Kuda besi mulai melaju, cepat membelah jalanan kota, berbelok pada arah yang dituju dan berhenti pada bangunan yang selalu menghadirkan ketenangan untuk dirinya.

Melalui kaca tengah ia memerhatikan wajah, tak ingin terlihat sedih di depan anak-anak panti nantinya. Keluar dari mobil, ia berjalan ke arah panti asuhan yang dikelola sepasang suami istri paruh baya.

"Assalamualaikum," sapanya pada kumpulan anak-anak panti yang tengah bermain di pekarangan. Tak jauh di sana, sepasang laki-laki dan perempuan mengawasi dengan duduk di teras.

Unexpected DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang