7. Ganteng atau Gendeng?

71 8 0
                                    

Malam ini tidak seperti biasa, tidak ada Alkha yang menginap. Seharusnya Angga senang, namun entah kenapa kesunyian justru membuat dirinya teringat masa dimana ia masih tinggal dengan neneknya.

Angga ingat sekali kalau hari mulai sore, neneknya akan mencari dan membawanya pulang saat itu juga. Angga yang bandel kadang tidak menurut dan malah bersembunyi.

Ketika main, nenek selalu membawakan Angga dan temannya bekal. Bukan karena tidak punya uang untuk sekadar beli jajanan diluar, nenek lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan cucu semata wayangnya itu. Nenek hanya tidak ingin cucunya makan makanan sembarangan.

Dalam ruangan yang tiba-tiba berubah jadi gelap, Angga terisak. Bukan hanya teringat dengan sang nenek yang telah tiada, ia juga rindu orang-orang di masa lalunya.

Entah berapa lama Angga menangis, yang jelas jika lampu dinyalakan kembali dan tiba-tiba ada orang yang diam-diam masuk apartemennya. Angga hanya akan minta satu, 'bunuh saja aku!'

Lagian ini Sangga Angkasa lho, kalau ada yang lihat dia nangis sesegukan kayak tadi mau ditaruh dimana muka tampannya itu. Angga nggak rela ya, pas lagi melow gini ada yang nyiduk.

>><<

Sekitar pukul setengah delapan pagi, Alkha yang memiliki senyum manis dan tidak menyebabkan diabet sudah berdiri keren di depan unit sahabat kebonya. Siapa lagi kalau bukan babang tampan kita.

Sudah berkali-kali Alkha menekan bel, namun si empunya tidak kunjung membuka dan menampakan batang hidungnya. Seharusnya sebelum kesini ia memeriksa tasnya agar ia tidak perlu menunggu si kebo itu membuka pintu dan mempersilahkan masuk. Iya, seharusnya memang seperti itu.

Bertamu tanpa perlu bersopan santun, karena bagaimana pun ia sudah memiliki kunci apartemen sahabatnya.

Tak ingin menunggu lebih lama, Alkha meraih ponsel disaku jaket dan menelpon seseorang.

Tidak sampai dua menit pintu dibuka dari dalam dengan sangat cepat, secepat perasaan mantan yang menjadi abu-abu.

Angga hendak berlari, namun urung ketika menangkap sosok tak kesat mata yang sedang bersender dan bersiul ria. "Ayo kita keluar!" Angga berusaha menarik lengan jaket yang Alkha kenakan. "Ngapain si kamu malah diem kayak gitu, ini darurat lho. Kata pak Dedi ada kebakaran."

"Terus?" tanya Alkha dengan suara yang dibuat sebiasa mungkin. Sebenarnya Alkha ingin sekali tertawa terpingkal-pingkal melihat raut wajah sang sahabat.

Wajah bangun tidur Angga sangat konyol, kedua mata yang sembab ditambah rambut berantakan. Sudah mirip dengan aktor yang lagi berperan sebagai anak hilang.

Bukan hanya itu, pakaiannya pun sangat tidak berperi kegadisan. Bagaimana bisa seseorang yang mengaku dirinya tampan dan dermawan. Baik hati dan rajin mengaji. Tidak sombong dan sayang orang tua. Keluar dari apartemen mewah hanya mengenakan celana pendak dan tidak pakai baju apapun.
Helaw mataku syudah tak sucih lagi wahai babang tamvan

Dari arah kanan ada pasangan yang berjalan, ketika tepat di depan unit Angga, pasangan itu berhenti. Lebih tepatnya si pria yang menutup mata pacarnya.

Angga melihat tak suka, apa-apaan itu. "Ngapain tuh si cowok pakai nutup mata ceweknya. Aku tau si aku ganteng, tapi aku juga nggak segila itu buat jadi orang ketiga. Emangnya aku setan. Atau mereka mikir kita sepasang 'kekasih'? Bah! Kalau itu penghinaan."

Alkha melotot, apa katanya? Pasangan 'kekasih'? Orang gila mana yang mikir begitu. Walau bukan anak soleh dan masih punya hutang puasa, Alkha tetaplah makhluk Tuhan yang ingin memiliki pasangan yang cantik dan baik hati.

"Mbok kalau punya mulut dijaga toh, le." Alkha berkata kesal. "Bukan mereka yang salah, melainkan kamu."

Angga melirik tak suka, ia jadi lupa alasan mengapa ia berlari keluar seperti dikejar dogie. "Enak aja, aku ganteng kan dari lahir. Mana bisa aku nawar biar jelek kayak kamu. Helaw, aku udah ganteng dari zaman ibuku nyidam."

"Cih! Ganteng mukamu kek comberan. Ga, kamu tuh bukan ganteng tapi gendeng. Mana ada orang ganteng keluar apartemen dalam keadaan seperti kamu ini." Alkha menunjuk kaki tanpa alas lalu beralih ke rambut yang lebih mirip disebut sarang kutu.

Setelah beberap detik Angga tersadar dan betapa terkejutnya ia. Dan sekerang rasanya Angga hanya ingin satu, tolong berikan Angga kekuatan membelah diri. Angga malu. Pake banget.

>>•<<
Hey, Yo!
Selamat malam, aku double update ya...
Semoga suka dan jangan lupa jaga kesehatan.

Absen dong, kamu yang baca usianya berapa? DanOng kepo, nih.

Betewe tadi ada yang lihat TVXQ?
22/02/20

DUO KAMPRET (DanOng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang