13. Waktunya Pulang Kampung

36 8 0
                                    

Sudah lebih dari 45 menit Angga menunggu sahabatnya di terminal. Rencananya kemarin Angga akan pulang kampung dan berhubung ia lupa, jadi pulang kampungnya diganti hari ini.

Bukan karena ada apa-apa, Angga hanya ingin liburan, sekalian melepas rindu dengan si Imah. (sebutan untuk rumah neneknya di Lembang)

Terhitung 2 tahun yang lalu Angga meninggalkan si Imah dan selama itu pula ia tak pernah sekali pun mengunjunginya. Bukan karena enggan, namun jadwal yang cukup padat itulah yang membuatnya tak sempat untuk menemui si Imah.

Matahari semakin terik, namun si titisan omah mangga belum juga menampakkan batang hidungnya. Angga benar-benar sudah kehabisan stok sabarnya. Ketika ia akan menelpon Alkha, tiba-tiba ia melihat cowok itu berjalan dari arah gerbang masuk.

Alkha datang dengan balutan serba hitam, oh, jangan lupakan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Cowok itu berjalan ke arah Angga dengan tatapan sedikit kesal. Sementara ditempatnya Angga bertolak pinggang, ia menyorot si mangga dengan tatapan sebal.

Apa-apaan cowok sipit itu? Angga kan udah bilang jangan kayak siput.

"Kamu habis keliling Jakarta dulu? Setelah itu baru kesini? Lama banget si, Kha. Aku sampai jamuran nungguin kamu datang. Eh, pas datang mukanya kek penjahat yang gagal jahatin orang."

Emang sudah bawaan dari lahir. Angga tetaplah Angga yang cerewet dan akan mengomel dimana pun berada. Gak kenal tempat. Mau di ruang publik, perpustakaan atau bahkan di kelas dosen killer.

Dasar titisan bu Kona! (Tetangga rumah sebelah alkha)

Mereka berdua 1, 2. Sama-sama suka ngomel dan bikin kuping Alkha ngaheab.

"Dih, siapa suruh ngerepotin orang yang lagi mager. Masih untung aku orangnya baik hati dan gak suka pamrih kayak kamu." Alkha berkata sebal. "Nih, barang-barang kamu." Kedua tangannya terulur dan memberikan sebuah koper berukuran sedang dan tas ransel yang luar biasa berat. Ini kalau si Ehun Adihama yang lihat udah pasti Alkha di olok-olok.

"Hehehe, makasih loh sahabat tersayangku. Makin sayang, deh."

Makin sayang palamu! Gak tau apa dari tadi Alkha sudah seperti orang yang mau kabur dari rumah. Apalagi sepanjang perjalanan orang-orang pada liatin. Kan, Alkha malu. Emang kurang micin nih si Angga!

"Kamu tuh nyebelin! Lain kali kalau mau pergi cek dulu apa yang kira-kiranya mau dibawa. Eh, ini bukan satu aja yang tertinggal, malah hampir semuanya. Benar-benar kamu, Ga!" Alkha menggeleng sebentar, kemudian kembali menatap sahabat kurang warasnya itu dengan tatapan sebal yang tidak ditutup-tutupi. "Awas aja ya, kalau nanti minta tolong aku lagi. Aku si, gak akan bantuin kamu lagi."

Angga menepuk lengan Alkha, " Yeh, tong kitu atuh ai maneh, Kha. Maenya teu karunya ka babaturan mah." Dan, kumatlah jiwa Sunda nya.

"Hah?"

Apa? Angga barusan bilang apa? Alkha benar-benar gak paham.

Ada yang bisa bantu Alkha buat terjemahin kata-kata si Angga?

"Apasih? Gak usah pake bahasa Sunda. Aku gak ngerti."

Seketika itu Angga terkekeh, benar-benar si Alkha. Sudah berapa lama si, mereka temenan? Kok, sampai sekarang Alkha gak pernah ngerti bahasa Sunda yang keluar dari mulut seorang Sangga Angkasa. Apa selama mereka temenan Angga gak pernah ngajarin Alkha bahasa daerahnya? Ah, baiklah lain kali Angga akan jadi guru dadakan khusus buat Alkha seorang.

"Yaudah, kapan-kapan aku ajarin. Tapi sekarang kamu bantuin aku bawa barang-barangku sampai ke tempat tujuan."

Alkha melotot. Ia gak salah dengar, kan? Angga memintanya membawa barang-barang yang super banyak itu sampai ke tempat tujuan?

Itu artinya,

"Maksud kamu ke Lembang?"

Angga mengangguk.

Yang benar saja!

"Gila aja, gak, gak. Aku gak mau, ya..." Alkha menolak mentah-mentah. Lagian ia sudah punya rencana liburan sendiri.

Iya, liburannya kali ini akan ia habiskan di rumah. Bersama kasur, guling dan bantal kesayangannya.

"Oke, sana pulang ke rumahmu. Tapi, jangan pernah hubungin aku lagi. Kita musuhan."

Sial. Angga memang jelmaan perempuan. Sukanya ngancem.

>>•<<

Emang iya perempuan suka mengancam?

Gak kan, ya?

Parah nih si Alkha, suuzan sama kita girl's.

Awas ya, ta' karungin kamu Kha, terus bawa pulang.

Hehehe

Gimana-gimana? Masih ada yang baca?

Udah mulai suka sama mereka berdua?

Atau

Udah pada bosen?

Ya, jangan dong. Danong sedih.

Semoga kalian yang baca sehat terus ya...

Makasih udah mampir dan kasih vote, komen buat Angga & Alkha

Sini absen dong

Kesayangan Alkha ♥♥♥

Cintanya Angga 😘

Komen sesuai emotikon mereka dan sebanyak-banyanknya ya...

Siapa tau aku update cepat

See you sadaya...

6/7/20

DUO KAMPRET (DanOng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang