14. Ngabubur yuk!

29 7 12
                                    

Suasana Lembang ketika pagi hari terasa sangat sejuk, bahkan Angga enggan melepaskan jaket tebal bergambar kucing berwarna putih itu. Rasanya Angga hanya ingin bergelung di dalam selimutnya. Ya, hanya itu yang Angga ingin kan saat ini.

Namun karena kali ini dia membawa sahabat kurang ajarnya, jadi Angga merasa sebal ketika Alkha merengek dan meminta Angga bangun untuk membuatkan si bayi gorila itu seporsi bubur.

Walau ia mengoceh, tapi tetap saja tangannya yang lincah itu bergerak memotong bawang daun, menyiapkan kerupuk dan kecap. Tak lupa ia mengambil ayam yang kemarin malam telah ia beli di pasar terdekat.

Iya, Angga sudah antisipasi belanja segala keperluannya ketika ia berniat mengajak si bayi gorila titisan omah mangga itu.

Beberapa menit telah berlalu dan bubur yang Angga buat pun telah siap untuk disantap. Lantas, ia membawa mangkok berukuran jumbo itu ke arah belakang rumah.

Rumah nenek Angga memiliki halaman yang sangat luas, terdapat tanaman bunga di bagian depan. Sementara ada pohon buah di bagian belakang rumahnya. Itu yang membuat suasana nya semakin sejuk.

Ada 3 buah kursi kayu yang sengaja disimpan di tengah-tengah halaman oleh almarhum kakek Angga. Tempatnya sekilas terlihat seperti gazebo. Tapi, yang menarik disana ada kolam ikan yang berbentuk menyerupai sebuah cincin.

Masih dengan jaket tebalnya, Angga melangkah mendekati Alkha yang kebetulan telah duduk sambil membaca berita di sebuah aplikasi. Angga mendengus melihat sahabatmya itu bertingkah seperti seorang raja.

"Heh, raja kawe! Enak banget ya kamu..." Angga meletakan mangkok besar beserta teh manis hangat di atas meja di depan Alkha. "Udah nyuruh-nyuruh aku, terus kamu sendiri asik-asik an disini."

Alkha menyimpan gawainya dan menatap Angga yang nampak murka. "Hehehe. Aku kan emang raja." Ia cengengesan dan langsung mengambil mangkok itu dan mengaduk buburnya.

Angga bergidik, merasa jijik melihat Alkha yang mengaduk-ngaduk bubur itu untuk mencampurkan toping yang sudah susah-susah Angga tata sedemikian indahnya. Ya, walau saat memasak Angga juga sempat mengaduk bubur tersebut. Tetap saja Angga merasa geli saat seseorang mengaduk bubur itu ketika akan memakannya. Karena ya, harus Angga akui, bahwa ia bukanlah termasuk ke dalam golongan orang yang suka mengaduk bubur sebelum memakannya.

Sebelum memakan bubur buatan Angga, Alkha menawari si koki jadi-jadian itu untuk mencicipinya lebih dulu. Bukan apa-apa, sebenarnya Alkha hanya takut sahabatnya itu memberikan banyak bumbu tertentu untuk meracuni Alkha. Ya, Alkha hanya mmberjaga-jaga. Walaupun Alkha yakin bahwa Angga bukan termasuk ke dalam tipe seperti itu.

"Kamu beneran gak mau nyobain dulu?" Sekali lagi Alkha bertanya dan Angga hanya menggeleng.

Lagian Angga sudah merasa jijik sebelum berniat memakannya. No! Bukan karena Angga tak yakin dengan masakannya. Justru Angga yakin 98 % bahwa bubur yang ia masak dengan bumbu rahasia itu sangatlah enak. Sekali lagi Angga hanya tidak bisa memakan bubur yang sudah diaduk bersama kecap dan antek-anteknya itu.

"Oh, yaudah." Dan, Alkha langsung memakannya dengan sangat lahap.

Cowok bermata sipit itu terlihat bahagia hanya dengan memakan seporsi bubur di pagi hari yang dingin. Sementara Angga terlihat kelelahan dan kedinginginan secara bersamaan. Angga ingin beranjak dan kembali ke dalam rumah. Namun ia tak tega meninggalkan bocah mangga itu sendirian di halaman belakang yang masih sepi begini.

Biasanya dua orang penjaga yang menjaga rumah nenek Angga akan keluar pada pukul 06.30 pagi. Namun karena ini masih jam lima lewat dua puluh menit, jadi Angga tak banyak berharap kang Amir dan Apendi datang menggantikan tugas Angga untuk menemani bocah gorila yang tengah kelaparan.

"Kha, makannya jangan kayak orang gak makan beberapa hari. Pelan-pelan aja, lagian aku gak minat buat ngerebut bubur yang udah gak berbentuk itu."

Alkha menghentikkan makannya sebentar, ia menoleh dan bergumam tak jelas. Lantas kembali larut dalam suapan-suapan bubur yang luar biasa enak. Alkha tau bahwa Angga sangat suka memasak dan setiap makanan yang ia masak rasanya akan sangat luar biasa. Dan Alkha sadar bahwa ia dan Angga, tidak hanya cocok dalam satu hal. Melainkan cocok dalam berbagai hal. Ya, mereka saling melengkapi dan akan selalu seperti itu.

>>•<<

Absen dong...

Kesayangan Alkha?

Or

Cintanya Angga?

Masih ada yang mau baca cerita ini kah?

Mau tau dong, kalian nemu cerita ini di kolong meja atau di kolong jembatan?

Lanjut gak, nih?

Kasih semangat dong (ketauan gak ada yang nyemangatin 😅)

13/06/20

DUO KAMPRET (DanOng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang