Awalnya teknologi di ciptakan untuk mempermudah hidup kita, banyak di pasaran yang menjual berbagai macam barang elektronik , kita membelinya dengan harapan hidup kita di permudah oleh barang tersebut, tapi kita tidak sadar bahwa keberadaan barang-barang ini memakan tempat , rumah kita yang awalnya kosong, dengan adanya barang-barang ini lama-lama jadi penuh sesak, karena kita pasti sayang membuang barang yang sudah ada , di tambah lagi dengan kemajuan teknologi setiap tahun pasti keluar produk baru, kita yang melihat teman kita membelinya, kadang gak mau kalah juga ikut-ikutan beli, padahal dapat membeli suatu barang hanya kebahagian sesaat.Menjadi seorang minimalis adalah tidak terkecoh dengan semua tawaran-tawaran di luar sana, sebelum membeli barang itu sebaiknya pikirkan fungsinya, dan apakah kita benar-benar memerlukannya, jangan beli karena diskon, iklan atau karena temen kita juga memilikinya
Memang kita semua pasti memiliki sebuah keinginan, yang awalnya naik kendaraan umum, ingin beli Motor, menabung sedikit demi sedikit akhirnya memilikinya, kita mengurus surat-suratnya, merawatnya, mencucinya, bahkan melindunginya dari maling, hidup kita yang awalnya tenang dan bebas terkadang jadi terbebani dengan barang milik kita takut hilang, setelah punya Motor, ingin beli Mobil, kebanyakan manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas dan siklus ini akan terus berputar, rumah kita yang awalnya kosong, semakin hari akan semakin penuh jika kita terus membeli barang, sekarang di Indonesia satu keluarga minimal punya dua Motor, bagaimana bisa tidak macet jalanan di kota kalo semua orang memakai kendaraan pribadi, dan itu semua menunjukkan bahwa budaya konsumtif begitu menjamur di masyarakat kita, menurutku lebih baik naik kendaraan umum seperti GoJek, GoCar, dan Grab. kita tidak perlu susah payah mencari parkir mobil saat datang ke Mall, tidak usah membayar cicilan mobil, tidak perlu mencuci Mobil dan Motor kita, kita bisa menggunakan waktu kita untuk hal yang lebih penting.Seperti dapur di rumahku yang awalnya kosong, setiap ke toko aku membeli perlengkapan dapur seperti rice cooker, microwave oven, blender, slow cooker , food processor, ice cream maker sampai alat pembuat kopi, semua lengkap koleksi dapurku, tapi aku sadar bahwa alat-alat ini jarang aku pakai dan keberadaannya malah membuatku pusing karena dapurku penuh sesak dengan berbagai macam barang, ditambah lagi waktuku habis untuk membersihkan barang-barang ini setiap harinya, sekarang aku lebih memilih ngopi di luar sana sekalian refreshing daripada membuat kopi sendiri di rumah.
Mulai sekarang belajarlah untuk berkata cukup dengan apa yang kita punya, dam mulailah untuk mengurangi secara drastis barang-barang elektronik yang sepertinya sudah tidak kita gunakan, kita bisa menjualnya atau memberikannya pada seseorang yang lebih memerlukannya, pikirkan alternatif lain daripada harus membeli barang itu. karena barang elektronik yang sudah di beli akan susah di jual kembali, jadi lebih baik tidak membelinya kalo bakal jarang dipakai.Jaman dulu pada waktu teknologi belum begitu maju, nenek moyang kita juga bisa hidup tanpanya, seperti Handphone, anak muda jaman sekarang seperti tidak hisa hidup tanpa HP, apalagi sosial media, setiap hari selalu buka hp, update status, seperti berlomba-lomba untuk eksis, padahal sosial media hanyalah dunia maya, waktu kita habiskan setiap harinya di depan layar HP, dari belanja, main game, ngumpulin poin, berlomba-lomba banyak-banyakan follower. padahal dunia nyata lebih berharga daripada terus menyelami dunia maya.batasi penggunaan sosial media, misalnya paling lama setengah jam sampai satu jam dalam sehari, waktu dulu belum ada sosial media, kita lebih menggunakan waktu kita untuk aktivitas lain di luar sana yang masih dekat dengan alam seperti bersepeda, berenang, memancing, naik gunung, kegiatan itu menurutku lebih mengasyik an daripada harus duduk di depan layar komputer seharian.
Membeli barang Elektronik pun sebaiknya seperlunya dan sesuai kemampuan kita saja, kalo alat itu jarang di gunakan lebih baik tidak perlu membelinya , jika sudah di beli sebaiknya di gunakan sesering mungkin, jangan hanya di simpan hingga "kadaluarsa" karena teknologi pun punya waktu dimana yang lebih maju akan muncul sehingga yang lalu sudah tidak di gunakan lagi, contohnya HP Nokia, dimana sekarang sudah jadi HP jadul, dan Blackberry yang di telah di geser dengan Whatsapp.
Pasti banyak dari kita yang mempunyai Handphone lebih dari satu, itu karena setiap tahun banyak keluar Handphone model baru, dan budaya konsumtif inilah yang membuat kita selalu ingin memiliki barang baru yang lebih bagus dari sebelumnya, dan ini hanya akan membuat barang yang sudah kita miliki jadi jelek dan ketinggalan jaman, padahal kegunaan Handphone pun sebenarnya sama saja. Jadi sepertinya Handphone kita yang sekarang pun sudah cukup bagus dan tidak perlu ginta ganti HP tiap tahun.
Begitu banyak di luar sana yang menawarkan barang elektronik yang terkadang tidak kita perlukan, seperti vacuum cleaner, alat penyedot debu itu memang memudahkan kita membersihkan kamar, tapi kita pun bisa pakai sapu daripada harus membeli vacuum cleaner yang mahal dan memakan tempat, toh menurutku fungsinya sama saja.
Gaya hidup minimalis inilah yang akan mengubah hidup kita untuk berani berkata cukup,
dengan apa yang kita punya, kadang bahkan tidak mengikuti perkembangan teknologi dengan cara stop membeli barang-barang elektronik yang tidak begitu kita perlukan, jangan terkecoh dengan banyaknya iklan di luar sana, dimana setiap tahun keluar HP model baru, dengan fitur-fitur baru, karena terus mengikuti perkembangan teknologi yang tidak ada habisnya, hanya akan membuat hidup kita stress karena keberadaan barang-barang ini nantinya akan memenuhi ruang berharga di rumah kita, meskipun kita menaruhnya di gudang atau di tempat lain yang jarang kita jumpai, barang yang sudah tidak di pakai hanya akan memakan tempat dan waktu kita jika tidak di sortir ulang dan di buang saat itu juga.#Please Vote and Voment nya 🙏🏻😉😄
KAMU SEDANG MEMBACA
minimalist me
Non-Fictionhidup lebih bermakna dengan sedikit barang, langkah langkah yang aku jalani saat aku memulai ingin hidup lebih sederhana dengan mungurangi dengan extreme barang barangku yang sudah jarang aku pakai, pakaian, buku hingga koleksi barang yang hanya mem...