"Kami ucapkan selamat sore dan selamat datang kepada para penumpang Kereta Api Gajahwong. Saat ini Anda tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta. Mohon periksa kembali barang bawaan Anda, jangan sampai ada yang tertinggal ataupun tertukar dengan penumpang lainnya."
Rintik hujan menyambutku kala itu. Embusan napas berat keluar begitu saja melalui diafragma, paru-paru, kemudian hidung. Langkahku terhenti. Beberapa detik kupejamkan mata seraya menghirup napas dalam-dalam, kemudian kuhembuskan perlahan. Wangi hujan. Aku selalu menyukai itu. "Selamat Datang, Yogyakarta", gumamku sendiri.
Berbagai harapan kubawa ke tempat ini, berdoa semoga Tuhan memberi petunjuk tentang hal yang aku cari. Cita-citaku, harapanku, masa depanku, maupun perjalanan hidup yang saat ini tengah kujalani.
Arah peta yang kulihat dari layar ponsel membantuku menuju penginapan yang telah kupesan, aku bertekad mendatanginya berjalan kaki sejauh 4,8 kilometer. "Kayaknya lebih enak naik ojek sih," gumamku dalam hati. Detik berikutnya aku berubah pikiran. "Nggak deh. Bule-bule di Jakarta aja kuat jalan kaki, gue juga bisa kayak gitu."
Enam puluh menit kemudian,
"Permisi, benar ini pengiapan Iya Oke?" tanyaku pada seorang pemuda yang tengah bermain ponsel di halaman garasi rumah yang terbuka lebar.
Pemuda itu mengangguk. "Silakan masuk, Mbak. Ditunggu sebentar ya, resepsionisnya sedang ke luar."
Aku mengiyakan dengan anggukan kepala.
Akhirnya, aku tiba di sini. Tidak ada yang menyangka. Berjalan kaki selama satu jam dengan rekor jarak yang belum pernah kutempuh. "Terima kasih, Art! Kamu bisa bangga pada dirimu saat ini," pujiku dalam hati.
Beberapa menit kemudian, seorang wanita datang menghampiri meja resepsionis dan bertanya, "Ada yang bisa saya bantu, Mbak?"
"Saya mau check – in," jawabku.
Wanita itu langsung menggerakan telapak tangannya di atas mouse. "Atas nama siapa?" tanya wanita tu.
"Artis Levenali."
Ya, itu namaku. Ayahku bilang, aku sangat cantik sebagai anaknya, secantik para artis di televisi. karena itulah dia memberikanku nama Artis. Sedangkan nama belakangku diberikan oleh Ibu. Ibu bilang, nama belakangku asalnya dari kata Levina yang bermakna Peduli, Dermawan, dan Ekspresi Kreatif. Orang tuaku sangat menyukai seni dan mengaguminya. Karena itulah, mereka berharap aku akan menjadi seorang Seniman hebat dalam bidang Kreasi seperti Lukis, Pahat, ataupun Teatrikal.
Dan harapan itu, masih tergantung di pundakku sampai hari ini.
Di sini, di kota yang sangat kuat dengan Seni, aku mencari diriku yang hilang. Berharap menemukan apa yang aku ingin lakukan untuk hidupku, hidup orang lain, dan kedua orang tuaku.
Aku, Artis Levenali. Usiaku 21 tahun. Tepat hari ini aku berulang tahun. Tanpa orang tuaku, abangku, juga adikku.
Aku akan menemukan apa yang aku cari, segala hal yang aku ingin lakukan, hal yang aku cintai sepenuh hatiku.
"Mbak Artis pesan kamar yang sharing room female ya? Kamarnya ada di atas, mari saya antar."
Wanita itu berjalan mendahului dan aku mengekornya.
Penginapan ini cukup unik, banyak pernak pernik natal menggantung di dinding-dinding dan aku bisa melihat beberapa lukisan Bunda Maria menggantung rapi di sana. Sedangkan di meja tunggu tamu tadi, ada Patung Budha ukuran kecil menjadi hiasannya. Tak lupa aroma sereh wangi menyegarkan ruangan ini.
"Di sini ada enam kasur, tempat Mbak Artis yang di dalam sana. Silakan beristirahat, saya permisi," ucapnya setelah kami tiba di sharing room female.
Aku mengangguk. "Matur Suwun, Mbak."
*****
Yogyakarta, 22 Desember 2019
Waktu sudah sore, mari duduk dan sesap kopi kita
Sembari bicarakan hal yang kita impikan
Tentang aku yang mencari arti
Tentang kamu yang mengejar makna sebuah napas dan akal pikir
Tentang kita yang sampai detik ini hanya sebuah ilusi
Tanpa bercita menjadi ilustrasi
Atau bahkan cerita berarti
*lensalimalima
lensalimalima, nama penaku. Tidak ada satupun para pembaca puisiku yang tahu siapa diriku; namaku sebenarnya, wajahku, hingga jenis kelaminku.
*****
Hai!
Terima kasih masih membaca karyaku. Semoga kamu sehat selalu!
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM OF ME [ILUSI]
ChickLitArtis Levenali, anak kedua dari tiga bersaudara. Sukanya motret dan nulis puisi, kuliah Manajemen buat nurutin orang tua demi jadi penerus galeri lukis dan jadi tameng biar hobinya nggak ketahuan Ayah. Bagi Mahaka (cowok kenalan Artis di aplikasi su...