(masih tentang sang muda yang kebingungan.)
malam kembali mengunjungi sang muda yang masih dilanda keresahan hati, tak ada paparan bintang yang menghiasi langit kebiru-biruan, menandakan isi hati sang muda yang kehilangan sosok terang dalam gelapnya hati memicu keharuan, tak lagi ada nama sang kasih di atas kolom percakapan whatsappnya, ia merasa bersalah karena sudah menuruti egonya untuk berlaku sama dengan perilaku sang kasih yang dingin terhadapnya..
wahai hati, aku tak menemui dia malam ini..
sama halnya kemarin, aku tak menemui kata "Aku istirahat duluan, selamat malam, dadah Assalamualaikum" (disertai karakter 🐼 yang lucu yang ditambahkannya) sebagai pesan penutup percakapan antara aku dan dia, aku tak lagi menemukannya.. kemanakah dia?wahai tuan, sesungguhnya ia pun begitu.. ia tau ini semua salahnya, dia yang terlalu abai padamu, dia yang terlalu dingin padamu, datang lalu pergi lagi, datang membawa harapan lalu pergi meninggalkan kesedihan, ia tau.. ia mengerti itu.. hanya saja ia mampu mengendalikan rasa itu, ia tidak ingin perkara cinta, mengganggu cita-cita.. wahai tuan, pesanku jika engkau benar-benar menaruh rasa padanya, jangan berlaku sama, jangan ingin membalas perlakuannya, tetaplah memberi cinta dengan sewajarnya, ingat! tak ada cinta yang dipaksakan tuan.. cinta adalah bagaimana dua insan merasakan satu resonansi yang kuat mengenai rasa.. wahai tuanku, ia menantimu.. percayalah.. ia menantimu..
biar semesta bekerja, ia akan memberimu keajaiban cinta..jika dia tau, jika dia mengerti, kenapa dia acuh tak acuh padaku, kenapa dia agaknya aku ini tak berati?
tidak mudah menerjemahkan hati anak manusia..
terlebih wanita, dia punya beragam cara untuk menyembunyikan rasa.. dibalik kata aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja,karakter senyum,senyum lugunya.. wanita selalu bisa menciptakan ruang yang menurut manusia lain ketika melihatnya dia sedang tidak apa-apa, dia baik-baik saja.. itulah hal yang membuat wanita istimewa..“Oh Zafranku, wanita adalah ciptaan terindah yang akan selalu
hadir dalam setiap embusan napasmu, dalam setiap butir embun di
pagi hari. Dan wanita... ia seperti matahari, kamu akan melihat
pantulan sinarnya di embun pagi yang akan menandai baik dan
buruknya kamu diawal hari. Baik-buruknya kamu di dunia ini.
Seperti sebuah embun, dia akan memudar seiring datangnya siang,
seiring angin dan daun hijau yang membawanya jatuh ke tanah.
Tapi, biarpun dia hilang, kamu akan melihat lagi embun itu esok
pagi... dan seterusnya... dia kan mencintaimu seterusnya bila kamu
mencintainya untuk seterusnya... untuk seterusnya....”(Syair (kahlil Gibran) malaikatbaikZafran - 5cm)
Cimanggung, 24 Februari 2020
9.45
Aksara Pena.