SATU

3.9K 277 31
                                    

Jisung mengerang ditengah tidurnya, entah karena teriakan Ayah dari luar, atau karena suara notifikasi ponselnya yang membabibuta. Sekuat tenaga dia coba untuk membuka mata dan mengambil ponsel yang tidak jauh dari jangkauan, menelaah, mencerna pesan beruntun dari Renjun di chat grup.

"Apaan sih, anjir, masih pagi!" Jisung kesal, apa lagi ini hari minggu, jadwalnya bangun jam 12 siang.

Ditambah lagi Ayahnya yang masih teriak-teriak diluar sana. "Jisung! Bangun, sarapan!"

Jisung mendesis sebal, balas berteriak dengan suara yang masih serak. "Iya, sebentar!"

Matanya kembali pada ponsel yang terus mengeluarkan suara, kalau tidak sayang dan tidak takut di amuk Ayahnya, sudah dibanting pasti.

Matanya kembali pada ponsel yang terus mengeluarkan suara, kalau tidak sayang dan tidak takut di amuk Ayahnya, sudah dibanting pasti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yallah, mau lelang Ayah aja rasanya, ga tau malu banget emang" Dia meringis geli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yallah, mau lelang Ayah aja rasanya, ga tau malu banget emang" Dia meringis geli. "Disamperin beneran sama Renjun baru tau rasa!"

 "Disamperin beneran sama Renjun baru tau rasa!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bahagia kamu (nomor satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang