DUABELAS : ☕

1.4K 166 44
                                    

Hari ini akhir pekan dan Jisung tidak memiliki sesuatu untuk menahannya tetap di kampus, jadi dia akan pulang kerumah, juga karena Chanyeol sudah memintanya untuk pulang dengan iming-iming masak daging rendang.

Jisung membawa Chenle bersamanya, meski anak itu super sibuk, tapi ketika Jisung mencoba untuk mengajaknya, dia mengiyakan dengan semangat, jadi Jisung pikir itu bukan masalah.

Mereka naik kereta di stasiun dekat kampus, turun di stasiun Jakarta dan lanjut naik kereta selanjutnya sampai stasiun Bekasi.

"Ini aku ga apa-apa, ikut kamu ke rumah?" Chenle bertanya saat mereka mendapat tempat duduk digerbong dua.

Jisung mengangguk. "Ya, ga apa-apa" dia merapihkan rambut Chenle yang berantakan terkena angin. "Lagian kalo gue bilang jangan, emang lo mau balik lagi?"

Chenle cemberut. "Ga bakal aku ajak ngomong kamu, sampe satu bulan"

Jisung tertawa. "Ngancemnya serem, di cuekin seminggu aja gue uring-uringan, ini lagi satu bulan?"

Chenle berdecih. "Lebay, kamu"

"Serius, Chenle"

Saat tiba distasiun Bekasi, mereka naik Taxi sampai rumah Jisung.

Chanyeol sudah menunggu mereka, sudah merapihkan halaman, menyusun ulang ruang tengah, merapihkan kamar Jisung dan memasak untuknya.

Chanyeol memeluk Jisung dengan erat ketika akhirnya dia bisa melihatnya lagi setelah begitu lama. "Anak Ayah ga inget pulang, sekarang. Harus disogok rendang dulu, baru inget sama rumah"

Jisung menggeleng dengan malu. "Banyak tugas, Ayah" dia memberikan tasnya pada Chanyeol saat dia mengulurkan tangan. "Eh, iya, ini Chenle, temen aku"

Chenle yang sedari tadi memperhatikan dari belakang punggung Jisung, tersenyum, menyapa Chanyeol dengan anggukan sopan. "Selamat siang, Om"

Chanyeol ikut menarik Chenle untuk dia peluk. "Akhirnya Jisung punya temen selain cecunguk-cecunguk itu" dia merasa bangga pada kemajuan anaknya. "Eh, tunggu?" Dia melepas lengannya dari pundak Chenle, menatap lekat anak itu. "Siapa namanya? Chenle? Temen SMA kamu juga, ya? Yang pindah itu?"

Jisung membola. "Kok, Ayah tau?"

Chanyeol tiba-tiba tertawa kencang dengan suara beratnya, membuat Chenle hampir terkena serangan jantung. "Emang ya, kalo jodoh ga bakal kemana!" dia kembali memeluk Chenle.

Chenle hanya tertawa pelan, menerima dengan lapang dada segala keanehan yang Chanyeol tunjukan padanya, dihari pertama mereka bertemu.

Chanyeol masih merangkul pundak Chenle saat dia memintanya untuk masuk dan segera makan, mengacuhkan Jisung yang bertanya-tanya tentang siapa anak Chanyeol sebenarnya?

Sampai di meja makan pun, sikap terlalu baik Chanyeol tetap tidak hilang, dia menyiapkan kursi untuk Chenle, mengisi piring dengan nasi dan dua potong daging rendang besar-besar.

"Makan yang banyak, ya?"

Chenle mengangguk dengan canggung. "Iya, Om, terimakasih"

Jisung cemberut. "Jisung mana?"

"Loh, itu kamu, Jisung!" Chanyeol malah hanya menunjuknya dengan wajah menyebalkan.

Jisung semakin cemberut. "Chenle diambilin nasi, masa Jisung engga?"

"Ambil sendiri, biasanya juga ambil sendiri!"

Chenle terkekeh melihat pertikaian kecil mereka, dia berinisiatif untuk mengambil piring dan menyendokan nasi untuk Jisung. "Ini, rendangnya ambil sendiri, ya?"

Bahagia kamu (nomor satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang