Jisung mengakhiri semester dengan baik, mendapat nilai tiga tertinggi disekolah, masuk Universitas jalur prestasi dan mendapat beasiswa. Chanyeol menangis haru selama sehari penuh, sedangkan yang lain terheran karena itu bukanlah Jisung sekali.
Jisung yang memasuki usia duapuluh memang sedikit menakutkan, niat belajarnya menjadi sangat gila tapi kenakalannya tidak berkurang sama sekali. Dia masih merokok karena merasa kesulitan untuk mengatasinya -sebenarnya karena Chenle tidak disana dan ketika dia kenal dunia malam, dia mulai minum dan pergi ke tempat berisik yang orang sering sebut dengan bar.
Chanyeol membebaskannya tentang tempat tinggal, dan Jisung memilih untuk tinggal di asrama kampus sementara waktu, sampai dia menemukan tempat tinggal lain yang menurutnya cocok. Jeno dan Haechan menjadi teman sekamarnya, mungkin ini terdengar lucu, tapi kutukan tentang mereka berenam, sungguh membuatnya harus menghabiskan waktu lebih lama lagi untuk bersama.
Atau bahkan selama sisa hidupnya, Jisung tidak pernah tau.
Jisung sudah bertemu dengan Chenle, tepat seperti dugaannya, Chenle ada disana ketika dia dengan sengaja berjalan dilapangan fakultas Sastra. Dia tau mereka akan bertemu pada akhirnya, tapi masih tidak siap. Chenle tetaplah dia dengan senyum secerah mentari, menyapa Jisung yang sok cool.
"Hey-"
"Park Jisung" Jisung dengan bodoh mengulurkan tangannya untuk berjabat, Chenle sedikit kebingungan, tapi tetap menerima uluran itu dengan berat hati.
"Kim Chenle" dia tersenyum.
Jisung mengerut. "Eh? Kim?"
Chenle mengangguk dua kali dengan rambutnya yang bergerak mengikuti.
Renjun yang berada dibelakang mereka berdecih. "Emang harus, gitu, kenalan lagi?"
Jisung menarik lengannya, tersenyum miring, membenarkan posisi sweater abu-abu yang dia pakai. "Takut lupa, kan udah lama"
Chenle mendengus lucu. "Iya, udah lama, ya?"
Mata mereka saling bertemu dan keduanya diam-diam berharap kalau waktu akan berhenti saat ini.
Jisung semakin tampan.
Senyum Chenle semakin membuatnya gusar.
"Chenle!" Suara teriakan mengembalikan mereka.
Jisung memiringkan kepalanya untuk melihat pria yang berlarian kearah mereka sampai menubruk tubuh Chenle untuk dia hujani pelukan hangat, Jisung tentu tidak menyukai situasi ini.
Chenle tertawa sambil berusaha untuk memberitahunya kalau ada orang lain disana. "Ka Winwin, ini Jisung sama Renjun"
Winwin berhenti memeluk Chenle, menatap mereka dengan ramah. "Hey Jisung, hey Renjun, saya Winwin, pacarnya Chenle"
"Heh? Pacar?!"
Bukan, demi tuhan itu bukan Jisung, tapi Renjun, Jisung mungkin memang terkejut, tapi lebih dari itu, sampai dia tidak bisa mengucapkan apapun pada Chenle yang melayangkan protes.
"Kaka, tuh, apaan sih?"
Winwin terkekeh, mencubit pipi bulat Chenle yang mulai memerah karena terik matahari, tapi Jisung salah mengartikan kemerahan itu akibat malu dengan apa yang diucapkan oleh Winwin, pacarnya.
"Kenapa? Malu, ya?" Winwin tertawa dengan nada yang entah kenapa Jisung benci.
Jisung menarik lengan Renjun, berjalan dengan cepat meninggalkan pasangan itu setelah berucap. "Gue duluan, ya, ada urusan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia kamu (nomor satu)
FanfictionChenJi | BoysLove | Lokal au Warn!: Boys love alias BxB | Harsh words | Mature content "Topi kamu, udah lama aku simpen" Jisung menerima itu dengan sedih "Chenle, ga dibalikin juga gapapa" Chenle menggidikan bahunya "Udah terlalu sering aku pake...