"Tuh, liat deh, bedanya delapan ribu, padahal brandnya sama, sama-sama dua liter, cuma beda toko aja" Chenle berdecih sambil menggelengkan kepalanya dengan wajah super kecewa .
Jisung sampai bingung harus bagaimana menanggapinya. "Iya, ya, Chenle" dia berbisik hati-hati.
Chenle mengangguk, amat setuju, mengabaikan minyak goreng yang katanya kelewat mahal itu dan mengambil dua kotak susu rasa vanilla berukuran besar, memasukannya ke keranjang belanjaan yang dibawa Jisung.
"Kamu mau makan apa?" Chenle bertanya sambil membawa Jisung berputar di rak mie instan.
Jisung menunjuk satu. "Mie goreng, pake bon cabe level tigapuluh"
"Sausnya sedikit sama dikasih kuah sedikit juga?"
Jisung mengangguk, merasa senang karena Chenle masih hafal dengan cara makannya. "Hehe, masih inget"
Chenle tersenyum, mengambil lima bungkus mie goreng dan satu kemasan bon cabe level tigapuluh.
Mereka berjalan menuju kasir yang lumayan antri, menunggu sampai gilirannya.
"Silahkan, Ka" Ucap ramah mba kasir pada mereka.
Sehabis belanja, mereka tidak langsung pulang, beli sarapan, makan bubur ayam dipinggir jalan Margomulyo, jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka belanja, walaupun sesampainya disana mereka sedikit kehabisan napas, karena Chenle keukeuh ingin jalan kaki dan kembali jadi guide tour untuk Jisung.
Bercerita tentang pembatas jalan yang rusak karena ditabrak abang becak tiga hari lalu dan mengajarkan Jisung sedikit bahasa Jawa saat membayar makanan mereka.
"Jisung, ke pantai mau?" Chenle bertanya saat mereka hendak kembali untuk mengambil mobilnya yang masih terparkir di tempat mereka belanja.
Jisung mengangguk saja. "Boleh"
Dan berakhirlah mereka di pantai Samas, setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang dan terjebak macet, tapi rasa lelah yang mereka rasakan di jalan lantas terbayar dengan indahnya langit biru, jernihnya air dan suara debur ombak.
Pasir yang menggelitik kakinya juga tawa milik Chenle, lengkap sudah kebahagiaannya. Jisung akan pamer pada Renjun yang juga tengah liburan bersama Lucas ke Puncak, nanti.
"Sebelum ini, lo udah pernah kesini, Chenle?"
Chenle mengangguk, membiarkan rambutnya berantakan di terpa angin. "Pernah"
"Sendiri?"
"Engga, sama temen"
Mata Jisung membesar. "Siapa?"
"Mas Qian" Chenle bergumam. "Kamu tau kan, produser baru yang jadiin novel aku film, itu?"
Jisung mengangguk beberapa kali. "Oh, dia"
"Dia temen Papah"
"Om Joonmyeon?"
"Bukan, Papah" Chenle menggigit bibir bawahnya. "Mantan suami Ayah"
"Oh, sorry Chenle"
"Ga apa, Jisung, hehe"
Chenle dengan sengaja menendang pasir ke arah Jisung sampai mengotori celananya, Jisung berteriak karena terkejut, Chenle tertawa dan berlari saat Jisung membalasnya, lebih parah dan lebih banyak pasir, sampai mengotori kemeja putihnya.
"Jisuuunggg!" Chenle berteriak tapi tetap tidak menghentikan Jisung.
Jisung tetap berlari mengejarnya, menarik lengan Chenle sampai mereka terjatuh, berguling diatas pasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia kamu (nomor satu)
FanfictionChenJi | BoysLove | Lokal au Warn!: Boys love alias BxB | Harsh words | Mature content "Topi kamu, udah lama aku simpen" Jisung menerima itu dengan sedih "Chenle, ga dibalikin juga gapapa" Chenle menggidikan bahunya "Udah terlalu sering aku pake...