SEMBILAN : 💐

1.2K 196 34
                                    

Jisung menggigil saat udara dingin menyapa kulit wajahnya, dia berjalan memutar, berbelok di lemari selanjutnya, beberapa kali, sampai seseorang menghampirinya.

Wanita itu tersenyum ramah, sedikit dipaksakan. "Ada yang bisa saya bantu, Ka?"

Jisung mengangguk dengan acuh. "Cari novel, penulisnya Bonjour delight, masih ada?"

"Bonjour delight?" Wanita itu bergumam. "Saya bisa bantu cari" Dia meminta Jisung untuk mengikutinya."Cari disini ya, Ka?" Dia menunjuk ke layar komputer yang berfungsi untuk mencari buku yang ada di toko itu.

Mengetik kata Bonjour delight dikolom nama pena dan dia mendesah kecewa. "Bukunya sudah habis, Ka"

"Yah?" Jisung ikut mendesah. "Kapan ada cetak ulang?"

"Rentan wantu enam bulan, bukunya sudah akan di cetak lagi. Tapi karena ini termasuk best seller, kami akan hubungi penulis dan menentukan jadwal pencetakan, jadi tergantung dari pihak penulisnya, Ka"

Jisung mengangguk beberapa kali. "Oh gitu. Yaudah, terimakasih, ya, Mba" Dia tersenyum, mengabaikan kerutan diwajah wanita itu yang sepertinya tidak suka dipanggil dengan sebutan Mba.

Jisung keluar dari toko buku dengan tangan kosong, karena memang niatnya hanya untuk membeli buku tulisan Chenle dan langsung kembali ke asrama karena ada jadwal bertemu dengan dosen di jam sebelas.


























Jisung mati-matian mengabaikan pasangan yang dengan tidak tau malunya bermesraan dikelas, melempar gulungan kertas yang berisi kalimat menjijikan, Jisung berdecih, menyesal karena mau-maunya menurut pada Jaemin yang meminta untuk duduk diantara dia dan Jeno.

Jisung merebut gulungan kertasnya, mendesis dan merobek itu menjadi beberapa bagian dan kalimat protes langsung saja keluar dari pasangan mabuk cinta itu.

"Sekali lagi gue aduin, ya!"

Jaemin dan Jeno kompak cemberut.

"Sekian materi hari ini, untuk tugas minggu depan, akan saya kirim lewat chat masing-masing, terimakasih"

Jisung mendesah lega karena akhirnya kelas selesai, lebih karena merasa senang akhirnya bisa bebas dari dua bedebah yang terus saja bermesraan didekatnya.

"Mau ke kantin, ga?" Jaemin menyikut lengan Jisung.

Jisung menggeleng. "Engga, mau ke perpus"

Jeno melotot. "Tumben amat!"

"Ye, gue emang tiap hari diperpus, kali"

Jeno berdecih. "Tiap hari apaan? Yang ada juga tiap hari ngedekem dikamar"

Jaemin tertawa. "Yaudah, gue sama Jeno ke kantin, ya?"

Jisung mengangguk, berpisah dengan mereka dipintu kelas. Berjalan dengan lengan yang dia masukan ke saku jeans, sesekali menyapa orang-orang yang dia kenal ketika berpapasan di koridor.

Jisung tersenyum pada penjaga perpustakaan, langsung berjalan menuju rak buku dan mengambil beberapa tentang materi yang tadi dan akan dia pelajari, lalu langkahnya terbawa pada kumpulan buku novel, jaga-jaga kalau dia akan muntah karena membaca terlalu banyak diagram.

Jisung melotot saat matanya menangkap buku yang kebanyakan berwarna biru dengan pohon pinus sebagai cover. "Bonjour delight!" Dia menganga tidak percaya, kalau buku yang dia cari selama ini ternyata ada sangat dekat padanya. "Anjir! Ngapain ribet-ribet ke Gramedia, kalo disini aja, ada!"

Bahagia kamu (nomor satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang