Chenle menyembunyikan wajahnya dibalik selimut, saat Jisung kembali masuk kedalam kamar dengan aroma wangi sabun yang segar dan rambut yang masih sedikit basah.
Jisung duduk disamping tubuhnya, menyibakan selimut dan menatapnya dengan tawa. "Kenapa, sih?"
Chenle menggeleng, mengulum bibir menahan senyum.
Jisung ikut berbaring, membuat tubuhnya miring menghadap Chenle dengan sanggahan tangan. "Mau mandi, ga?"
Chenle mengangguk. "Nanti" memalingkan wajahnya pada langit-langit kamar yang kosong.
"Sekarang juga ga apa-apa, mau di mandiin?"
Chenle mendengus sebal. "Ga usah!"
Jisung mengulurkan lengan, memeluk pinggang Chenle dengan hati-hati. "Lo marah?"
Chenle menggeleng. "Engga, tuh"
"Terus?"
Dia mendesah keras. "Malu, tau"
Jisung tertawa, mencium pipinya lalu menaruh kepala sangat dekat di pundaknya, Jisung berbisik. "Ternyata gue ga perlu potong jari kaki, buat bisa bareng sama lo lagi"
Chenle tersenyum, mengusak rambut Jisung sampai berantakan. "Ya, ga perlu, buat apa?"
"Gue takut lo ga maafin gue"
Chenle menggeser tubuhnya menghadap Jisung, meski dia harus merasakan nyeri di bawah pinggangnya. "Aku udah maafin kamu, udah lamaaaaaa banget maafin kamunya, nunggu kabar dari kamu, setiap hari, eh, sekalinya dapet kabar, kamunya jadian sama Ten" dia cemberut.
Jisung memainkan jarinya diatas kelopak mata Chenle, mengusapnya dengan perlahan. "Gue juga nungguin kabar dari lo, gue mau coba buat hubungin lo, tapi gue takut, Chenle"
Chenle memejamkan matanya. "Terus gimana hubungan kamu sama Ten sekarang?"
Jisung berdecih. "Jangan basa-basi, gue tau, lo pasti udah denger, kalo ga dari Renjun, ya Haechan"
Chenle terkekeh. "Mau denger dari kamu langsung"
Jisung membuat suara lucu, mencium keningnya lama sebelum berujar. "Gue udah putus dari Ten, karena lo, Chenle, gue masih sayang banget sama lo, gue bodoh ambil keputusan gegabah waktu itu, gue nyakitin lo sama Ten sekaligus"
Chenle mengangguk setuju. "Emang kamu mah, bodoh"
Jisung meringis, memeluknya.
Chenle balas memeluk, membisikan kalimat yang membuat jantung Jisung berpacu limaratus kali lipat lebih cepat. "Ayah mau ke sini"
"Hah? Kapan?"
"Udah di jalan"
"Heh?!"
Jisung setengah panik saat menggendong paksa Chenle agar dia mandi, memandikannya dan memakaian dia baju yang sampai menutupi lehernya, juga celana panjang, lalu kembali menidurkannya diatas kasur.
Jisung setengah panik meminta. "Kalo masih sakit, tiduran aja, nanti aku bilang kalo kamu lagi ga enak badan"
Chenle tertawa melihat tingkahnya. "Iya, ya ampun, Jisung"
"Sampenya kapan?"
"Jam sembilanan, mungkin, tadi sih ngomongnya mau mampir dulu, ketemu Mas Qian"
Jisung mengangguk mengerti. "Oke, kamu tidur aja dulu"
"Iya"
"Perlu di kompres ga? Buat memperdalam peran"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia kamu (nomor satu)
FanfictionChenJi | BoysLove | Lokal au Warn!: Boys love alias BxB | Harsh words | Mature content "Topi kamu, udah lama aku simpen" Jisung menerima itu dengan sedih "Chenle, ga dibalikin juga gapapa" Chenle menggidikan bahunya "Udah terlalu sering aku pake...