Di hari perginya Chenle, Jisung hanya menatapnya dari kejauhan, melihat semua orang mengucapkan selamat tinggal padanya kecuali dia, membuat Jisung merasakan banyak rasa sakit dan tersiksa dengan rasa bersalahnya.
Chenle benar memilih untuk pergi, menghukumnya dengan kembali memeluk rindu dan sekarang ditambah rasa bersalah, Jisung pikir dia pantas mendapatkannya.
Hari-hari setelah Chenle pergi, Jisung semakin merasa buruk, mereka tidak lagi berhubungan, mengirim pesan ataupun membuat panggilan singkat seperti biasanya, Jisung kehilangan segalanya. Meski teman-temannya selalu menemani, Jisung tetap merasa ada yang hilang di dirinya.
Di hari ulang tahunnya, untuk pertama kali setelah dua tahun merayakan bersama Chenle, dia melewatinya dengan tidak baik. Jaemin memberinya hadiah dan sebuah kue, semua orang mengucapkan selamat dan Jisung menunggu Chenle melakukan sesuatu, dia tertidur lewat tengah malam dengan ponsel yang dia genggam dan Chenle tetap tidak menghubunginya.
Satu bulan setelah ulang tahunnya, Jisung dengar, kalau novel pertama Chenle akan dibuat menjadi film layar lebar, sebuah projek dari produser muda bernama Qian Kun. Untuk pertama kalinya, Jisung bisa kembali melihat Chenle, meski hanya dari layar Lcd kampus yang serempak memutar wawancara Chenle di salah satu stasiun tv swasta.
Jisung sangat bersemangat, melihat Chenle yang sedikit gugup dan canggung duduk di sofa, menjawab beberapa pertanyaan dengan mata bingung, dia sesekali tertawa dan Jisung mengerti kalau Chenle sangat tidak nyaman dengan suasana disana.
"Kim Chenle, denger-denger, novel ini kamu tulis waktu masih SMA?" Pembawa acara itu sekali lagi melayangkan pertanyaan, namanya Lee Taeyeong, dia memperkenalkan dirinya saat acara baru dimulai.
Haechan menggigit jarinya dengan tidak sabaran, dia merindukan suara Chenle sebanyak yang lain merindukannya.
Chenle mengangguk sekilas "Aku udah tulis ini dari kelas sembilan, tapi karena ngerasa masih banyak yang kurang, jadi aku ubah beberapa dan bukunya terbit pas aku kelas sebelas" dia banyak menggunakan tangannya saat berbicara.
Taeyeong bertepuk tangan dengan semangat. "Wah, umur segitu, aku masih sibuk main game di warnet, haha"
Kalimat barusan berhasil membuat Chenle yang gugup tertawa lepas untuk pertama kali sepanjang acara itu.
Taeyeong melanjutkan. "Kamu juga terpilih untuk program tahunan di Universitas, berarti kamu ninggalin teman-teman kamu buat kuliah di kampus lain, di luar kota?"
Chenle mengangguk, dia tersenyum tipis. "Iya"
"Ada yang mau kamu sampein ga ke mereka? Udah lama kan kalian ga ketemu?"
"Eh?" Chenle mulai kembali gugup, Taeyeong memintanya untuk menatap lurus kesalah satu kamera. "Eung, kalian semua apa kabar? Aku harap kalian baik-baik aja, gimana ujian kalian? Aku harap semua lancar. Aku kangen kalian, jangan bosen buat terus hubungin aku, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia kamu (nomor satu)
FanfictionChenJi | BoysLove | Lokal au Warn!: Boys love alias BxB | Harsh words | Mature content "Topi kamu, udah lama aku simpen" Jisung menerima itu dengan sedih "Chenle, ga dibalikin juga gapapa" Chenle menggidikan bahunya "Udah terlalu sering aku pake...