SEBELAS: 🍒 (!!!)

1.9K 196 12
                                    

(Mari jadi pembaca yang bijak)

- - -

Renjun dan Lucas sudah kembali, tadi mereka pergi ke mini market untuk beli makanan ringan dan minuman.

"Gue beli bintang" Lucas mengeluarkan belanjaan mereka dan menyusunnya dengan asal ke atas meja.

Jeno mengambil satu kaleng. "Zero?"

Renjun menyambar. "Apa faedahnya beli bintang zero?"

Jisung menghampiri mereka. "Banyak banget?"

"Satu orang kebagian dua" Renjun melempar satu dan langsung ditangkap dengan sigap oleh Jisung.

Jisung merengut. "Chenle juga lo beliin?"

Renjun mengangguk. "Iya, lah"

"Chenle ga minum"

"Tapi tadi dia minta"

"Heh?" Kepala Jisung bergerak cepat, menemukan Chenle yang tengah mengobrol dengan Winwin dan Johnny disudut ruangan dekat dapur. "Chenle yang minta?"

Renjun mengangguk. "Katanya; oh, boleh. Gitu"

Jisung merotasi mata. "Ya, ga harus lo beliin juga, kali!"

Ten ikut bergabung, mengambil satu untuknya, juga snack rasa keju. "Protective banget, Chenle udah gede, pasti pernah minum, sekali atau dua? Ga ada yang tau, Jisung"

Jisung diam. Yah, mungkin dia pernah minum, tapi buat malam ini, engga, Chenle ga boleh! Selama ada Jisung, pokonya dia ga boleh sentuh satupun minumannya.

Jisung mengambil tiga kaleng yang lain, membawanya ke sofa, meminum satu diantara mereka.

Jaemin melotot. "Minum empat? Mati, tau rasa"

Jisung meremas kaleng kosongnya dan melempar itu kesembarang arah. "Yaelah, beer doang" dan membuka yang lain, meminumnya dengan sembarangan.

Jeno menggerutu. "Awas aja ye, kalo mabok!"

"Engga"

Tapi nyatanya, kepala Jisung sudah pusing bukan main saat dia menghabiskan empat yang terakhir.

Jisung meminta sebatang rokok pada Jeno, matanya sudah mengabur, menyalakan pematik dan hampir membakar rambutnya.

Jeno tertawa. "Kan, udah mulai bego" dia membantu Jisung untuk membakar ujung rokoknya.

Jisung bergumam terimakasih beberapa kali, menghisap rokoknya dengan cepat. Dia memandang Chenle yang ternyata tengah memperhatikan dari tempatnya, masih bersama Winwin dan Johnny, tapi sekarang Mark dan Haechan bergabung bersama mereka.

Jisung tersenyum miring, menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa, matanya masih bertemu Chenle. Dia menghisap rokoknya lagi, menghembuskan kepulan asap ke udara.

Chenle berbalik, mengalihkan matanya pada yang lain, dalam hati bertanya, kenapa Jisung menatapnya seperti itu?

Jisung terkekeh dengan gerakan yang lucu, membayangkan pipi memerah Chenle dari balik punggungnya.

Pandangannya terhalang oleh sesuatu, seseorang, tepatnya Ten, dia berdiri dihadapannya, Jisung tersenyum, wajahnya bertanya; kenapa?

Ten menggidikan bahu, berjalan lebih dekat sampai berakhir dengan duduk dipangkuan Jisung. "Lo mabok? Katanya ga bakalan" dia tersenyum meledek.

"Engga, ga mabok" Jisung membalas dengan rokok yang masih menggantung di sela bibirnya.

Ten menyandarkan kepalanya di dada Jisung. "Lo sama Chenle pacaran?"

Bahagia kamu (nomor satu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang