Bab 13

749 60 5
                                    

Jangan julid sama author yah...

Enjoy...

Maklumi jika typo bertebaran..

💜💜💜💜💜💜💜



















Jimin masih enggan membuka pintu. Memilih diam menatap Soona yang menyadari kehadirannya. Gadis itu hanya diam, tersenyum tipis bahkan sangat tipis. Jungkook menolehkan kepala dan beranjak dari duduknya. Membuka pintu dan mempersilahkan Jimin masuk kedalam.

"Ibu keluar dulu, Jungkook ayo." Jungkook menganggukkan kepala dan pergi bersama ibu Soona.

Keduanya masih diam, enggan mengeluarkan satu patah katapun. Jimin bahkan masih saja berdiri disis ranjang. Bukan tidak mau duduk, ia hanya terlalu mengenaskan jika masih saja menampakkan diri di hadapan gadis itu.

Bahkan Soona pun hanya bisa diam.

Sama halnya dengan Jimin, ia terlalu canggung bahkan tidak tahu harus bagaimana.

"Aku minta maaf." Perkataan yang acap kali Jimin lontarkan. Dan sekarang sudah tidak ada kata balasan yang sama seperti waktu itu. Terlalu sakit jika hanya sekedar menerima permintaan maaf pria itu.

"Aku-" Ucapannya terpotong oleh Soona. "Tidak perlu meminta maaf, aku yang terlalu berharap dengan hubungan ini." Sahutnya dan terkekeh pelan.

Dengan keberanian yang mungkin saja sudah tidak memenuhi, ia lantas duduk di kursi bekas Jungkook duduk tadi. Menatap tangan kosong yang tidak terkena infus itu sejemang. Dan tak lama kemudian, di raihnya tangan pucat itu guna gadis itu menolehkan arah pandang yang semula menatap lurus kedepan agar menatap kearahnya.

Benar saja, gadis itu menolehkan kepala. Bahkan Soona terlihat menahan tangis sejak tadi. Jimin beranjak dan lantas memeluk gadis itu.

"Maafkan aku, Soona-ya." Ujar Jimin saat mendengar suara lirih Soona yang menangis. "Kau jahat Jim." seraya memukul dada bidang pria itu. Akhirnya, itu yang diinginkan Jimin.

"Maafkan aku, Soona-ya."Ujarnya berkali-kali, dan sempat mengecup puncak kepala Soona.

Jam sudah menunjukkan jam makan siang sejak 15 menit yang lalu. Dan Soona baru saja selesai makan siang. Gadis itu masih enggan melepaskan tautan tangan kanannya dengan tangan Jimin.

Sebegitu takutnya Soona?

Namun itu keberuntungan bagi Jimin. Dan sejak saat itu juga, ia akan berusaha untuk melupakan Sooyoung dan belajar mencintai Soona. Terlihat mudah, namun sangat sulit saat dilakukannya.

Dan sekarang Soona sudah memejamkan mata, tak terkecuali Jimin. Pria itu juga tidur dengan kepala yang menumpu pada ranjang brakar Soona. Masih dengan tangan yang saling menaut posesif.

Tepat saat itu juga, Sooyoung masuk kedalam ruang Soona. Dan melihat dengan mata kepalanya sendiri. Jimin dan Soona saling bergandeng tangan.

Hancur sudah, bahkan sudah menjadi kepingan kepingan kecil yang tak berbentuk lagi. Tangannya mengepal keras bahkan hingga buku jari jarinya memutih.

"Kau disini?" Sang ibu masuk membawa tas rasel milik Soona.

Sooyoung menolehkan kepala menatap sang ibu.

"Adikmu kelihatan sangat mencintai Jimin. Siapa wanita yang sangat tidak tahu diri yang berusaha menggoda calon menantuku? Jika aku bertemu dengan dia, aku tidak akan me maafkannya." Ucapan sang ibu sontak membuatnya sedikit terkejut.

'Itu aku bu'

Setelah di rawat di rumah sakit selama kurang lebih satu minggu, akhirnya Soona pulang kerumah. Ditemani Jimin, ia memasuki kamar barunya. Soona sempat meminta kamar baru sebelum pulang kerumah. Dan sang ibu mengiyakan.

The Circle || Slow Update[On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang