Bab 19

652 52 21
                                    

Maafkan typo yang bertebaran

Enjoy...

Ini nulis kilat













Sejak kepulangannya dari rumah sang ibu, hari harinya penuh dengan usaha. Pasalnya ia terus mengalami mual yang sangat luar biasa. Bahkan Taehyung harus izin dari kantor selama hampir dua minggu ini. Terlebih besok adalah hari pernikahan sang kakak dengan 'kekasihnya'.

Bahkan malam ini ia harus terbangun sebab Soona yang tengah mengidam.

"Aku ingin bertemu Jimin, Oppa."

Apa nyidamnya tidak ada yang lain, pikir Taehyung. Bahkan dia yang suaminya sama sekali belum menyentuh lebih.

Taehyung menganggukkan kepala dan menghubungi Jimin.

Setelah menunggu kurang lebih hampir setengah jam. Yang ditunggupun datang. Alhasil Soona bisa kembali tidur dengan Jimin yang memeluknya. Rezeki Jimin.

Taehyung menunggu Jimin di ruang tamu. Tak berselang lama, Jimin keluar dari kamar Taehyung dan Soona.

"Kau sudah membawa Soona ke dokter, Tae?" Taehyung menganggukkan kepala.

"Dua hari lalu aku membawanya kesana. Kurasa besok kami tidak bisa menghadiri pemberkatan, tidak apa kan?" Jawab Taehyung membuat Jimin tersenyum kecil.

"Tidak apa-apa, kau jaga Soona saja. Kabari aku jika ada apa-apa." Sahut Jimin sebelum meninggalkan kediaman Taehyung.

Namun belum sempat melangkah jauh. Taehyung sudah kembali menghentikan langkahnya.

Jimin menolehkan kepala.

"Bagaimana jika suatu saat aku tidak bersedia menceraikan Soona?"

Api sudah di nyalakan. Itu artinya Jimun harus mulai berperang dengan Taehyung. Dapat disimpulkan bahwa Taehyung mulai menyukai Soona.

"Kalau begitu, biarkan Soona memilih siapa yang akan ia pilih." Jimin mengeluarkan Smirknya dan melepaskan pegangan Taehyung pada bahunya.

Taehyung mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak boleh kala untuk yang kedua kalinya. Sudah cukup ia harus mengalah.

Esok harinya, Taehyung menemani Soona di kediaman  sang ibu.

"Bukan itu Oppa." berkali-kali Soona meminta Taehyung mengganti acara televisi. Bahkan mungkin sudah hampir 10 kali.

Taehyung hanya bisa menghela nafas. Di usia kandungan Soona yang menginjak bulan ke empat ini benar benar membuatnya kualahan.

"Nah, itu dia. Ya Tuhan, Bangtansonyeondan." Teriaknya kegirangan. Taehyung tidak habis pikir. Soona masih saja suka FANGIRLan ria. Taehyung lantas duduk disamping istrinya itu.

Akhir akhir ini Soona suka memainkan jari tangan lentik Taehyung. Bahkan jari Taehyung sangat cantik, milik Soona saja kalah. Taehyung sudah acap kali membantu Soona. Bahkan calon ibu muda itu sering meminta tolong.

"Apa Oppa juga suka memakai cincin dan anting seperti Jimin?" Tanyanya.

Taehyung berpikir sejenak. "Tidak juga. Memangnya kenapa?" Taehyung menolehkan kepala.

"Syukurlah, aku tidak suka. Lebih baik seperti ini saja." Taehyung tersenyum dan mencium pelipis Soona. Awalnya Soona belum terbiasa, namun hampir satu bulan menikah ia sudah mulai terbiasa. Tetap saja, jika hati lebih dulu memilih pertama, kemungkinan besar akan kembali lagi kepada yang pertama. Taehyung memeluknya dari samping.

Mungkin kembali mencintai Taehyung adalah jalan selanjutnya. Karena mengharapkan Jimin belum tentu pria itu kembali. Toh, Taehyung juga menerima anaknya.

"Oppa." Panggilnya. Bahkan Taehyung sangat gemas dengan Soona.

Ia menolehkan kepala. "Ada apa, hem?" Taehyung menatapnya.

"Kapan kita bulan madu?" Taehyung membulatkan mata.

Menatap Soona dengan pandangan tidak percaya. "kau sedang mengandung Soona, aku tidak mau terjadi sesuatu hal dengan anak kita." Ya Tuhan, Soona. Bagaimana bisa kau sampai berpikiran untuk bercerai dengan Taehyung sedangkan pria itu menerima mu dan anakmu.

"Tidak apa-apa, asal Oppa berhati hati." katanya melirih. Taehyung tersenyum manis. "Nanti saja, jika kandunganmu sudah 7 bulan. Aku akan menjenguknya. Untuk sekarang, kandunganmu masih rawan." Soona dapat merasakan pipinya yang memerah. Taehyung kembali memeluknya.

Sekitar pukul 8 malam, Soona sudah tidur dikamarnya. Ia baru saja menutup pintu dan melihat ibu mertuanya datang.

"Soona sudah tidur?" Tanya ibu mertuanya. Dianggukkannya kepala pelan. "Bu." Panggilnya lembut. Sang ibu mertua menghentikan langkah.

"Ada apa Taehyung?" Tanya ibu Soona.

"Izinkan aku tetap menjaga Soona dan bayinya. Aku tidak akan pernah meninggalkan mereka. Karena aku mulai mencintai Soona." Terkejut sudah pasti. Ibu Soona memeluk pria itu.

"Terimakasih nak Taehyung. Kau pria yang baik. Semoga, semoga. Ibu hanya berharap kalian tetap bersama. Dan aku minta maaf soal kehamilan Soona." Ujar ibu mertuanya. Taehyung menggelengkan kepala.

"Tidak apa-apa bu, aku baik-baik saja." Jawab Taehyung tersenyum ramah.

Keesokan harinya, Soona terlihat sudah mempersiapkan sarapan pagi. Kemudian datang sang ibu dan suaminya. Taehyung mengecup pelipisnya sekilas sebelum duduk di kursi di sisinya.

"Bangunkan Sooyoung dan Jimin yah." Soona menghentikan kegiatannya. Menyadari hal itu Taehyung beranjak dan membiarkan Soona tetap disana.

Tidak lama kemudian, sepasang pengantin baru itu datang dan ikut sarapan.

Suasana sarapan pagi ini sangatlah hangat. Taehyung bahkan terlihat akrab dengan Soona akhir akhir ini.

Setelah kegiatan sarapan itu selesai, Soona mengantar Taehyung sampai di depan pintu gerbang rumah.

"Hari-hati, jangan lembur bisakan?" Soona memegangi ujung jas Taehyung. Taehyung tersenyum. "Untuk istriku, sebelum jam makan malam sudah dirumah." Setelah mengatakan itu, Taehyung mengecup dahi Soona dan masuk kedalam mobil. Soona melambaikan tangan.

Tepat saat Soona tengah membersihkan dapur, Jimin datang. Pria itu berdiri di hadapannya. Entah kenapa ia mencoba menghindari Jimin belakangan ini. Mungkin karena status keduanya yang sudah menikah.

"Kau menghindari ku?" Tanya Jimin tanpa basa basi. "Untuk apa? Lagipula, kau sudah beristri. Aku tidak mungkin setiap saat menemuimu." Katanya kembali meneruskan pekerjaannya.

"Toh, aku juga sudah bersuami." sambungnya.

Jimin menatapku Soona tidak percaya.

"Apa yang kau katakan Na-ya? Bukankah kau sudah mengatakannya akan kembali bersama ku?" Jimin menatap Soona sendu.

Soona menolehkan kepala. "Kau pikir pernikahan ini main main, Jimin. Itu aku yang sebelum mengenal Suamiku. Sekarang aku sudah mengenal suamiku. Toh dia menerima darah dagingmu." Soona meninggalkan Jimin.

Namun ia kembali menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu dapur.

Tanpa menolehkan kepala ia berujar cukup keras." Dan satuhal lagi, berhentilah menggangguku, Jimin-ssi. Aku sudah bersuami, toh kau juga baru menikah. Jika suatu saat anak ini lahir dan tubuh besar, kau boleh menjenguk dan mengajaknya." ia menjedanya.

" Dan aku tidak akan bisa kembali denganmu. Karena aku tidak akan pernah bercerai dengan Taehyung seperti perjanjianmu dengannya." sambungnya.

Setelah mengatakan hal itu, Soona pergi kekamarnya. Jimin geram bukan main.

Entah apa yang merubah Soona. Tapi ia yakin bahwa Soona masih mencintainya.
































Lah lah?

What happend?

😳

The Circle || Slow Update[On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang