Bab 29 - 누가?

718 39 3
                                    

Tattaraaaaaaaaaa























Sekitar pukul 10 malam Jimin baru saja pulang. Dan Soona baru saja keluar dari kamar mandi, setelah menyiapkan air hangat untuk Jimin.

Tepat saat ia berbalik setelah menutup pintu, Jimin tiba-tiba memeluknya.

"Ada apa?" Tanya Soona mengusap punggung Jimin. Ia sedikit kesusahan saat Jimin membiarkan dagunya berada di bahu pria itu.

"Kita harus segera ke Paris dalam waktu dekat." Soona melepaskan pelukan. "Tidak menunggu kakakku melahirkan?" Soona mengusap pipi kanan Jimin.

"Kurasa tidak bisa. Aku benar-benar harus segera kesana. Aku tidak ingin proyeknya terhambat." Jawab Jimin kembali memeluk Soona.

"Baiklah, lalu bagaimana dengan perusahaan disini?" Tanya Soona membuat Jimin sedikit terkejut. "Aku akan meminta tolong Taehyung untuk mengelolanya sementara selama kita di Paris." Usapan pada surainya, membuatnya tenang. Jimin memang pandai membuatnya nyaman.

.

.

.

.

.

Pagi ini Soona, Jimin dan juga Hajoon sudah berada di bandara ditemani Taehyung, Sooyoung dan Nyonya Im.

Sooyoung masih tidak percaya jika Jimin benar-benar membawa adiknya ke Paris.

"Kau benar-benar tidak menunggu keponakan mu lahir?" Sooyoung mengerucutkan bibirnya.

"Maafkan aku, Eonni. Jimin Oppa benar-benar tidak bisa. Kita masih bisa melakukan Video call 'kan?" Soona mencoba memberikan pengertian kepada sang kakak.

Helaan nafas kasar Sooyoung mengudara. Taehyung hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingah Sooyoung yang sangat kekanakan itu.

"Kalian hati-hati disana. Kabari kami jika sudah sampai di Paris." Ibunya merangsek memeluk tubuhnya.

Taehyung lantas sedikit membungkukkan badan menatap Hajoon yang nampak senang melihatnya. Balita berusia satu tahun itu tertawa kala ia melontarkan candaan.

"Jangan nakal-nakal hem, ayah tidak mau kau membuat kekacauan di dalam pesawat." Taehyung tetaplah ayah Hajoon. Walaupun bukan ayah kandung. Dan ia tidak akan pernah menyematkan panggilan paman. Sebab sempat memiliki Hajoon dan Soona adalah kebahagiaan kecil yang ia miliki.

"Baiklah, kami masuk dulu. Kalian baik-baik disini." ujar Jimin sebelum pergi mengajak Soona dan Hajoon.

Setelah pulang dari bandara, Sooyoung sengaja mengajak ibu dan suaminya makan siang dulu. Sebab ia baru saja menerima gaji pertama sejak beberapa bulan cuti bekerja. Ia tidak bekerja di luar, ia hanya menerima berkas melalui email dan mengedit ataupun mengechek ulang data tersebut. Bisa di katakan freelance.

"Kau yakin akan makan disini?" Sang ibu membuka suara kala Sooyoung mengajaknya makan siang disebuah restoran yang cukup mahal.

"Tidak apa bu, uang ku masih cukup untuk makan disini. Lagipula aku ingin meluangkan waktu untuk kalian berdua." Taehyung tersenyum menatap Sooyoung.

"Terserah kau saja kalau begitu." Ibunya menggelengkan kepala dan tersenyum.

Suasana berbeda dirasakan Soona. Menaiki pesawat kelas VIP membuatnya benar-benar tercengang. Jimin menghabiskan berapa uangnya untuk menaiki maskapai ini. Ya Tuhan, Jimin.

"Kau ini, berapa dana yang kau gelontorkan untuk menaiki pesawat ini, Oppa? Kau menghabiskan uang saja." Jimin tersenyum kala melihat Soona yang mengoceh tidak jelas.

"Tidak apa-apa, selama itu untuk kau dan Hajoon aku tidak masalah." Jawab Jimin seadanya.

Soona hanya menggelengkan kepala. Suaminya ini benar-benar keras kepala. Ia memilih diam dan memberikan Hajoon asi.

Dan setelah melakukan penerbangan yang cukup panjang. Mereka bertiga sampai di Bandara.

Hajoon menangis kali ini, sebab balita satu tahun itu mengalami jatlack yang luar biasa. Soona sudah mencoba menenangkan Hajoon, namun alhasil malah Jimin yang berhasil menenangkannya.

"Apakah anda ingin langsung ke Apartemen, Tuan Han?" Dia sopir pribadi Jimin yang berangkat keparis dua hari yang lalu. Jimin memang sengaja mengajak sopir dan salah satu maid rumah orangtuanya ke Paris.

"Iya, Hajoon sudah sangat lelah." Jawab Jimin mendapat anggukan dari Pak Kim. Panggilan akrab untuk sang sopir pribadi.

Sekitar pukul 7 pagi, mereka sampai di Apartemen. Ketiganya masuk dan sudah mendapati apartemen dalam keadaan bersih. Wanita paruh baya itu juga sudah menunggu kedatangan mereka.

"Sudah saya siapkan air hangat, Tuan." Jimin menganggukkan kepala dan mengajak Soona beserta Hajoon masuk kedalam kamar.

*****

Seoul, KST

Lagi lagi, Namjoon menggeram kesal. Ia salah langkah lagi. Telat, lebih tepatnya.

Ia mengobrak abrik ruang kerjanya yang berada di dalam rumah megah itu. Sang kakak yang berbaring di atas ranjangnya hanya bisa menggelengkan kepala dan memejamkan mata.

"Sampai kapan kau akan marah-marah? Percuma jika kau tidak melakukan apapun, Joon." Suara berat itu membuatnya menolehkan kepala. "Anak buah sialanmu itu benar-benar membuatku marah, Hyung. Bagaimana bisa mereka tidak tahu mengenai keberangkatan Jimin ke luar negeri. Sial!" Namjoon bahkan mengumpat berkali-kali.

"Kenapa kau seperti itu? Tenang saja, aku sudah menanamkan sebagian sahamku ke perusahaan Jimin. Dan ku dengar perusahaan itu di kelola oleh Sooyoung istri Taehyung." Namjoon menatap sang kakak dengan pandangan tidak percaya.

"Jangan berbicara omong kosong, Yoongi Hyung." pria bernama Yoongi itu terkekeh pelan dan beranjak.

"Sejak kapan aku berbicara omong kosong, Joonie. Kakakmu ini sangatlah cerdik." Jedanya seraya berjalan mendekati torso Namjoon yang berdiri didekat balkon kamar.

"Kau tenang saja, cepat atau lambat Jimin akan kembali ke Korea dan terkejut dengan apa yang telah dilakukan oleh Sooyoung, mantan istrinya." Namjoon hanya diam menatap punggung kakaknya yang berada dihadapannya itu.

Taehyung tengah mengerjakan beberapa berkas malam ini. Diliriknya Sooyoung yang sudah memejamkan mata disisinya. Sudah beberapa bulan ini Taehyung membawa pulang pekerjaannya kerumah. Sebab kehamilan Sooyoung yang sudah menginjak 9 bulan. Ia takut terjadi sesuatu pada kehamilan pertama Sooyoung.

Ia kembali fokus pada pekerjaannya, hingga deringan ponsel Sooyoung yang terus saja berbunyi sejak beberapa menit yang lalu.

'Ryu Yoongi?'

Taehyung tidak ingin berburuk sangka. Ia hanya tahu jika pria yang bernama Ryu Yoongi itu adalah bos Sooyoung. Ryu Yoongi adalah seorang Direktur Perusahaan yang bernama 'Ryu Art Corp'. Dan yang ia tahu juga, bahwa Yoongi adalah kakak dari Ryu Namjoon. Pria yang sempat melibatkannya dengan masalah pelik yang menjerat Jimin beberapa bulan yang lalu.

Taehyung enggan menjawab panggilan Yoongi. Ia beralih meletakkan ponsel itu diatas nakas.

Ia kembali fokus dengan pekerjaannya. Hingga deringan ponselnya sendiri memecah keheningan malam ini.

'panggilan dari nomor tidak diketahui?' Pikir Taehyung.

Ia lantas menggeser ikon hijau itu dan mendekatkan ponselnya ke sisi kepala. Tepat pada telinganya.

"Halo?"

Taehyung mencoba mengatakan sepatah kata.

"Mengingatku, Kang Taehyung?"

Taehyung membulatkan mata. Suara yang hampir beberapa tahun ini tidak didengarnya, kini kembali memasuki rungunya.
































Nah? Siapakah dia? 😱😱

Jangan lupa Vomment 💜💜😘😘😘😍😍

The Circle || Slow Update[On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang