Bab 21

643 49 4
                                    

Kaget nggak?






















Hari ini tepat dua bulan sejak kejadian itu. Dan hari ini pula, Sooyoung tengah berkunjung kerumahnya.

Ia tengah menyiapkan minuman dan camilan untuk sang kakak.

"Taehyung belum bangun? Ini sudah siang, Na-ya." Ujar sang kakak.

Sooyoung benar, sekarang sudah pukul 9 pagi. Mungkin Taehyung tengah bersiap-siap. Sebab sejak kejadian dua bulan lalu. Ia dan Taehyung tidak lagi tidur sekamar.

Tepat saat Sooyoung meletakkan gelasnya, Taehyung datang sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

"Oppa tidak sarapan dulu?" Taehyung menoleh dan tersenyum. Hanya saja senyumannya bukan untuk Soona, namun untuk Sooyoung yang tengah duduk di sisi Soona.

"Tae, Soona bertanya. Kenapa menatapku?" Taehyung berdiri disisi tubuh Soona.

"Aku terlambat. Maaf tidak bisa sarapan bersama. Lainkali saja." Soona hanya tersenyum tipis, sangat tipis. Setelah mengatakan hal itu, Taehyung pergi meninggalkan Soona dan Sooyoung.

"Kau baik-baik saja dengan Taehyung?" Tanya Sooyoung menoleh kearahnya. Soona menatap sang kakak, dan menganggukkan kepala seraya tersenyum manis yang di buat buat.

Setelah Sooyoung pulang, Soona berencana ke rumah sakit. Namun belum sempat Soona menaiki taxi. Ia mengalami kontraksi pada perutnya. Sopir taxi itupun langsung bergegas membantu dan membawanya kerumah sakit.

Sekitar pukul 12 siang lewat 15 menit, Soona baru saja sampai di rumah sakit. Seokjin yang saat itu baru saja memeriksa pasiennya yang lain langsung meminta perawat  membawa Soona keruang persalinan. Belum ada yang menjaga disana selain sopir taxi tadi.

Setelah menunggu kurang lebih satu jam, Ibu Soona, Sooyoung dan Jimin pun datang setelah pihak rumah sakit mengabari.

Tidak lama kemudian, Seokjin keluar dari ruang bersalin. Ibu Soona bergegas menanyai dokter itu.

"Bagaimana?" Tanya wanita paruh baya itu. Seokjin tersenyum ramah.

"Selamat, cucu anda laki-laki nyonya." Jawab Seokjin turut senang. Terlihat jelas wajah bahagia Jimin.

"Bagaimana dengan Soona?" Tanya Jimin membuat Seokjin menolehkan kepala. "Jimin?" Seokjin terkejut.

"Soona baik-baik saja, ia masih dalam masa pemulihan, satu jam lagi akan di pindahkan ke ruang perawatan. Kalau begitu aku permisi." Seokjin masih terlihat tidak percaya. Namun pria itu enggan mengajak Jimin berbicara.

Dan setelah satu jam diruang bersalin, Soona di pindahkan keruang perawatan. Sang ibu berkali-kali menciumi pipi Soona. Jimin berdiri di brakar wanita itu. Menatap Soona yang terlihat bahagia. Kemudian datang suster yang membawa bayinya.

Ibu Soona mengangkat putranya dan memberikannya kepada Soona.

Soona menciumi wajah putra semata wayangnya. Sangat mirip dengan Jimin, tidak ada yang tidak mirip.

"Kau beri nama siapa?" Soona menatap Jimin. Namun ia hanya diam saja, bahkan Taehyung tidak ada disana. "Tidak apa-apa, berikan marganya saja." Kurang sabar bagaimana seorang Jimin? Bahkan putranya menyangdang marga orang lain.

"Kim Ha Joon?" lirihnya. Jimin tersenyum. Dan msngecup dahi Soona di depan ibu mertua dan istrinya.

Wajar saja, Soona melahirkan anak Jimin. Wajar saja jika Jimin melakukan itu.

Jimin lantas mengangkat Hajoon kegendongannya. Dan Sooyoung berdiri disisinya.

"Sepertimu." Jimin menganggukkan kepala. Soona hanya menatap. Cemburu? Sudah pasti, namun apalah daya.

The Circle || Slow Update[On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang