Bab 18

756 50 0
                                    

Taehyung meminta Soona untuk beristirahat setelah dari rumah sakit. Ia tidak langsung pergi dari kamar.

Tetapi ia memilih duduk di sisi ranjang seraya menatap punggung wanita itu yang bergetar.

Ia memang tidak yakin, namun melihat wanita itu menangis. Ia tidak akan sanggup. Di pegangnya bahu Soona dan di balikkannya tubuh wanita itu. Lelehan air mata itu sudah mengalir cukup deras. Diusapnya airmata itu, Soona bahkan sampai memejamkan mata.

Dapat dilihatnya Soona yang benar-benar mencintai Jimin. Ia tidak pernah menyangka Sooyoung melakukan ini semua.

Entah keberanian dari mana Taehyung memeluk Soona. Membiarkan gadis itu menangis.

Sekitar pukul 8 malam, ia dan Soona pergi kerumah ibunya.

Soona disambut hangat oleh kedua orang tua Taehyung.

"menantuku." Nyonya Kim memeluk hangat Soona. Namun tiba-tiba, gadis itu merasakan mual yang amat sangat.

"Kau baik-baik saja nak?" Ibu Taehyung menatap Soona khawatir.

"Soona sedang tidak enak badan bu." Taehyung merangkul bahu Soona.

"Maafkan aku, eommonim." Soona menundukkan kepala.

"Tidak apa-apa, pasti kau kelelahan." Ibu Taehyung mengusap pelan kedua lengannya.

Ibunya tidak pernah menyangka, putri sulungnya akan setega itu. Memisahkan calon menantunya, Jimin dengan Soona.

"Kau tega sekali Young." Sooyoung masih enggan menatap sang ibu.

Sooyoung sudah bisa di rawat dirumah. Walaupun tetap saja. Ia masih harus menggunakan infus dan duduk di kursi roda.

Pandangan keduanya teralihkan kala deringan bel rumah yang ditekan sebanyak dua kali.

Nyonya Im lantas membuka pintu dan melihat putri bungsunya bersama menantunya.

"Taehyung Soona? Ayo masuk." Taehyung tersenyum dan menggandeng tangan Soona.

"Tumben kalian kemari, ada apa?" Ujarnya setelah melihat anak dan mantunya duduk di hadapannya.

"Soona ingin menginap disini. Lagipula, aku juga masih ada pekerjaan di kantor bu." Ujar Taehyung menjelaskan.

"Apa tidak sebaiknya bawa saja pekerjaanmu kemari?" Usul ibu mertuanya. Taehyung tersenyum dan menggelengkan kepala pelan. "Tidak bu, aku tidak ingin Soona teeganggu. Tidak apa-apa, jika aku sudah selesai aku akan segera pulang." Taehyung sesekali melirik Soona yang menatapnya.

.

.

.

Matahari sudah menampakkan sinarnya. Soona tengah memasak di dapur, Taehyung masih di kantor sejak semalam. Ibunya tengah kepasar pagi ini untuk membeli beberapa bahan masakan yang mulai menipis.

Tepat saat ia tengah asyik memasak. Sebuah pasang tangan mmelingkar pelan di pinggangnnya.

'Taehyung?' bukan

Ini bukan bau parfume Taehyung.

Parfume ini adalah parfume yang di gunakan Jimin.

Ia tersadar kala sebuah bariton suara rendah milik pria itu menyapa rungunya.

"Aku merindukanmu, Na-ya."

Benar dugaannya.

Jimin, pria yang beberapa hari ini sangat dirindukannya.

Jimin masih mengeratkan pelukan. Hingga satu kecupan pelan pada perpotongan lehernya membuatnya menghentikan acara mengiris wortel.

"Jimin." lirihnya. Jimin menghentikan aktifitasnya dan membalikkan tubuh 'kekasihnya'. Menyeka pelan kedua mata Soona dan setelah itu memeluk torso wanita hamil itu. Namun sayangnya Jimin tidak tahu, untuk saat ini.

The Circle || Slow Update[On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang