17

215 23 0
                                    

Changbin pun mengantar kan yena pulang sampai rumah nya setelah dia selesai memecahkan masalah nya itu.










Pagi ini seperti biasanya para siswa dan siswi mengikuti aktivitas belajarnya sampai bel jam pulang berbunyi.

Semua siswa berhamburan untuk pulang. Berbeda dengan yena yang berjalan menuju perpus untuk mengerjakan tugas nya yang menumpuk.

Larut dengan aktivitas nya sampai dia tidak sadar kalau hari mulai gelap. Untung penjaga gerbang akan selalu stay menjaga gerbang nya. Jadi dia tidak perlu khawatir memikirkan bagaimana cara nya untuk keluar dari gedung sekolah ini.

"Huftt ko gua bego si sampe gak liat jam. Ini udh jam 7 bus mana ada yang lewat Mao nelpon ka Chan SMA ka Lino batre gua low. Terpaksa gua harus jalan" gumam yena sambil merapihkan buku nya

Di lain tempat Changbin dan Minho sedang membicarakna suatu hal yang penting.

Ya tepat nya Changbin yang meminta Minho untuk menemuinya di arena balap

"Ngapain Lo ngajak ke sini? Mao balapan?" Tanya Minho

"Gak. Gua cmn Mao ngomong masalah Lo sama kk gua" jawab Changbin

Minho langsung memasang wajah lesu setelah mendengar ucapan Changbin. Dia rindu kekasih nya itu. Lebih tepat nya mantan kekasih

"Ada apa sama dia" tanya Minho

"Keadaan nya gak jauh beda dari Lo saat ini. Kli ini dengerin gua. Gua tau lu benci sama gua tapi gua mohon demi kk gua. Seenggak nya cmn di depan dia Lo pura-pura gak bgebenci gua. " Jelas changbin

"Maksud Lo?

"Ka hyewon taunya kalo gua pacar nya yena. Yena ngebantu gua buat ngeyakinin keluarga gua kalo gua gak perlu perjodohan itu. Dan mereka percaya karena yena sempet ketemu sma nyokap gua"

"Lo manfaatin adek gua?"

" Bukan gitu. Gua ada rencana. Gua bakalan lanjutin sandiwara ini di dpan mereka dan lu pura-pura baik-baik aja sma gua yg berstatus sebagai pacar Ade Lo. Gua tau lu gk suka gua ada hubungan sma Ade Lo. Tapi ini berlaku cmn di depan mereka setelah nya gua janji gua bakalan ngehindar dari yena. Dengan cara itu gua yakin ka hyewon bisa maafin lo. Karna yang dia tau Lo itu benci gua dan ngelarang hubungan gua sama yena" jelas changbin panjang

"Ok kalo itu yg bisa bikin dia yakin klo gua sayang sma dia. Dan Lo harus Jan......" Ucapan Minho terhenti karena ponsel nya berdering

"Hallo"

"........"

"Lo siapa"

"......"

"Jangan macem-macem Lo. Sekarang jawab Lo siapa"

"Ka hikss..tolong...."

"Bangsat. Seujung kuku lu nyakitin Ade gua. Gua jamin hidup lu gak akan lama"

"Gua tunggu Lo di gedung perempatan jalan di Deket rumah Lo. 10 menit kalo dalam waktu yang gua tentuin Lo gak Dateng siap-siap apa yg bakal gua lakuin ke Ade tersayang Lo ini"

Tuttt tuttt

"Kenapa?" Tanya Changbin

"Yena dalam bahaya gua harus kesana"

"Gua ikut"

Minho hanya menganggukan kepala nya.



Di lain tempat yena sedang duduk di sebuah bangku kayu dengan kedua tangan dan kaki yang di ikat.

Ya sekitar sejam yang lalu saat yena berjalan di trotoar tiba-tiba ada yg membekap mulut nya.

"Hai cantik. Maen yuk sama gua"

" Gk usah macem-macem. Gua mohon lepasin gua"

"Apa gua gk salah denger? Lo minta di lepasin. Gua susah nangkep Lo biar si Minho bajingan itu kesini dan dengan mudah Lo bilang lepasin. Cuihh mimpi"

"Lo gak pantes nyebut dia bajingan. Yg bajingan itu lo. Berani nya sama perempuan"

Plakkk

Satu buah tamparan keras mendarat di pipi kiri mulus yena yang membuat ujung bibir nya mengeluarkan darah

"Akhhh..."

"Kenapa? Sakit ya?"

"Lo emng benar-benar cowo bajingan"

"Lo harus di kasih pelajaran"

Cowo itu semakin mendekati yena meraih perpotongan lehernya dan menekannya

"Coba ngomong sekali lagi" pinta cowo tersebut

"Akh..le..pa..as" ucap yena yang kesulitan bernapas dengan air mata yang turun sadari tadi

Bughhh

Lelaki itu tersungkur karena pukulan dari Minho.

"Bin Lo tolongin yena. Gua Mao ngasih pelajaran ke si bangsat ini" ucap Minho

Changbin pun membuka ikatan di kaki Tan tangan yena lalu membuka jaket nya untuk di kenakan yena.

Yena sadari tadi terus memukul dada nya sambil terisak.

Changbin pun memeluk yena dengan posisi mereka yg duduk di lantai. Changbin berusaha membuat yena tenang tapi itu tidak membuah kan hasil.

"Lo kumat Yen?"

Yena hanya menganggukan kepala nya dengan air mata yang terus mengalir

"Obat Lo?"

Gelengan yang di dapat Changbin. Itu membuatnya sedikit frustasi.

"Maafin gua. Gua harus ngelakuin ini demi keselamatan lu"

Changbin pun mempertemukan bibir nya dengan bibir yena. Tidak Changbin bukan Mao macam-macam dia hanya berfikir dengan dia memberikan nafas buatan yena akan sedikit lebih tenang.

Cukup lama kedua bibir itu saling bertautan. Dan benar saja itu membuat yena lebih tenang

"Maafin gua" ucap Changbin lalu memeluk yena kembali

"Yena Lo gak papa kan" tanya Minho membuat Changbin melepaskan pelukannya

Yena pun berdiri dan menghampiri Minho lalu memeluknya sambil menangis

"Gua takut ka hikss"

"Lo tenang ok. Dia udah gua urus. Kita sekarang pulang ok" ucap Minho sambil mengelus kepala yena

"Ka Changbin makasih. Jaketnya"

"Sama-sama. Jaket nya Lo pake aja dulu.diluat dingin. Gua balik duluan"

"Makasih bin udah bantu gua" ucap Minho

"Hmm. Sama-sama"

Minho dan yena pun pulang. Sesampai nya di rumah mereka sudah mendapati Chan yang sedang mondar mandir.

"Ka chann" ucap yena berlari ke arah Chan lalu memeluk nya

"Hey kamu kenap? Kenapa nangis? Kenapa baru pulang jam segini?"

"Dia di culik sma musuh gua." Ucap Minho sambil memerhatikan Chan yang mengecek kondisi adik nya

"Kamu gk papa kan. Ini bibir kamu kenapa?"

"Aku di tampar sama orang itu. Hikss aku takut ka"

"It's okay. Kamu akan baik-baik aja. Maafin kk gak bisa jagain kamu dengan benar. Sekarang ayo ke kamar. Kamu istirahat. Nnanti kk bawain makanan ke kamar kamu"

Yena pun Di rangkul Chan menuju kamarnya. Dari bawah sana Minho memerhatikan mereka berdua.

"Maafin gua Yen. Ini semua gara-gara gua. Gua gak becus jadi kk"~minho

Tbc

changyen [Changbin + Yena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang