"Ma sekali lagi ya Juwi bilangin kalau cowok yang kemarin itu cowok enggak baik."
Mama berhenti dari aktifitasnya menata sarapan lalu menghela nafas yang cukup dalam, "Kamu itu apa enggak capek sih dari kemarin ngoceh mulu."
"Ma selain tindikan dia itu punya tato dan satu lagi dia juga udah punya pacar." Mungkin sudah keduapuluh kalinya Juwita mengulang kata-kata tersebut dari kemarin.
"Mama itu lebih kenal Yogi daripada kamu, jadi mending kamu buruan mandi aja katanya kamu mau konsul hari ini." Usir mama yang terlihat sudah cukup jera dengan kelakuan anak sulungnya tersebut.
Juwita naik ke lantai dua dengan menekuk wajahnya dan sesekali menghentak-hentakkan kakinya.
"Lo ngapain di sini?!" Pekik Juwita begitu melihat Yogi yang sudah duduk di ruang tamu sambil bercengkerama dengan papa.
"Yogi bakal nganterin kamu ke kampus."
Baru saja Juwita hendak melayangkan protes pada papa tapi sudah dipotong oleh sang mama.
"Udah enggak usah banyak protes. Buruan berangkat kasian Yogi nanti telat rapatnya."
Juwita hanya bisa menahan rasa kesalnya.
"Mari om tante." Pamit Yogi.
Hening cukup lama sejak Yogi mulai melajukan mobilnya membelah jalanan.
"Mau konsul ya?" Juwita diam dan memilih melihat jalanan.
"Jemput pacar gue dulu ya."
Perkataan Yogi yang santai tersebut berhasil membuat Juwita memekik, "Sinting ya lu!"
Yogi tersenyum jahil, "Enggak usah cemburuan gitu kalik."
Ingin rasanya Juwita memukul wajah Yogi yang sedang menampilkan ekspresi menyebalkan tersebut.
Juwita cukup terkejut saat mobil Yogi memasuki area 'dunia malam' yang cukup terkenal di daerah tersebut.
"Pagi beb..." Sapa seorang perempuan cantik yang berdiri dipinggir jalan.
Penampilan perempuan tersebut cukup membuat Juwita terkejut dan langsung mengeluarkan ekspresi menilai.
"Pasti calonnya Yugy kan? Emang ya ayah sama bunda itu enggak salah pilih calon mantu." Kata perempuan tadi menyadarkan Juwita.
Juwita tau diri jadi ia bersiap pindah kejok belakang, "Eh enggak usah gue dibelakang aja kok."
"Ya udah buruan masuk tuan putri Yerin diluar dingin." Kata Yogi yang sedikit geram pada Yerin.
Sekarang suasana dalam mobil menjadi lebih hidup berkat keberadaan Yerin. Perempuan tersebut seolah tak dapat berhenti berbicara. Bahkan dengan Juwita yang baru saja ia temui.
"Langsung tidur jangan macem-macem." Pesan Yogi pada Yerin setelah perempuan tersebut turun di depan apartemen miliknya.
"Ay ay kapten."
"Hati hati ya juw kadang Yugy suka gigit." Kata Yeri dengan senyum jailnya.
Oke. Keadaan dalam mobil kembali seperti semula. CANGGUNG.
"Yerin itu cewek baik-baik kok." Juwita mengernyitkan alisnya lalu menoleh pada Yogi yang masih fokus menyetir.
"Keliatan kok dari muka lo tadi yang kaget pas kita berhenti di depan club, terus pas liat Yerin tatoan dan pas masuk mobil langsung kecium bau alkohol."
Juwita cukup terkejut mendengar penuturan Yogi, "Keliatan banget ya?"
"Tenang aja Yerin enggak nyadar kok." Kata Yogi menoleh pada Juwita sambil tersenyum tulus.
Sepertinya lebih baik Yogi jangan tersenyum karena Juwita menjadi sedikit salah tingkah. Ingat hanya SEDIKIT.
"Pulangnya mau gue jemput apa enggak?" Tanya Yogi begitu Juwita hendak keluar dari mobil.
"Dih ogah." Yogi mulai terbiasa dengan sikap judes perempuan yang dipilih oleh kedua orangtuanya tersebut.
Juwita langsung menuju keruangan dosen pembimbing skripsinya, butuh waktu lumayan lama untuk menentukan judul yang akan ia pilih. Ia harus beberapa kali berdebat dengan dosen pembimbingnya guna mempertahankan judul yang ia ajukan.
"Kita butuh penjelasan." Todong sahabat-sahabat Juwita begitu ia keluar dari ruangan dosen.
Hanya ada Lucas, Yuqila, Yerimia, dan Wildan yang kebetulan juga sedang konsultasi.
Kantin depan kampus menjadi tempat favourite mereka semenjak menjadi maba hingga tingkat akhir seperti sekarang.
"Jadi mas jamet itu anaknya sahabat nyokap gue dari SD dan gue juga enggak tau kenapa bisa gue dijodohin padahal selain jamet dia tuh udah punya pacar anjir." Jelas Juwita yang memperjelas curhatannya kemarin di grup chat.
"Dan tadi pas gue dianterin mas jamet juga sekalian jemput pacarnya."
Perkataan Juwita barusan berhasil membuat keempatnya terkejut.
"Cakar-cakaran kagak lu?" Lucas yang pertama kali menyeletuk.
"Boro-boro cakar-cakaran orang pacarnya baik banget ke gue anjir."
"Hah serius demi apa?"
"Serius gue."
"Jangan-jangan hubungan mas jamet sama pacarnya enggak direstuin sama orang tuanya makanya mereka baikin lo biar lo bisa dimanfaatin." Giliran Wildan yang mulai membuka mulutnya.
"Kemarin gue juga mikir gitu dan mas jamet ngeiyain dong anjir."
Untuk kedua kalinya mereka terkejut.
"Hello calon ipar." Sapa Mark yang baru saja datang.
"Nah ini orangnya."
Yerimia dan Yuqila dengan semangat menarik Mark untuk segera duduk, "Weh santai dong kalau narik cogan jangan bar-bar." Ingin muntah saja mereka berlima.
"Lu tau kalau abangnya pacar lo alias calonnya Juwi punya pacar?" Tanya Yerimia.
"Kak Yerin maksud lo?"
Juwita terkejut, "Lo kenal juga?!"
"Ya kenal lah orang kak Yerin sering main kerumah bunda pas weekend."
"Tunggu dulu! Berarti orang tua kak Yogi tau kalau dia pacaran sama kak Yerin." Kata Wildan mewakili keempat sahabatnya yang masih terkejut.
"Ya tau lah gubluk."
Lucas yang memang mengharapkan kisah dramatis dari percintaan sahabatnya tersebut pun kecewa, "Berarti dugaan kita salah dong."
"Pfftt.. Hahaha lo pada ngira kalau bang Yugy sama kak Yerin manfaatin Juwi biar dapet restu orang tua bang Yugy gitu? Anjir kebanyakan nonton sinetron di channel ikan terbang lo pada."
Setelah puas tertawa Mark segera pamit, "Dah ya gue mau konsul dulu."
"Kampret gue ditipu." Umpat Juwita.
🐥🐥🐥
TBC.Yerin Baek as Yerin Putri Permana
Jangan lupa vote dan comment ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Jamet || Yugyeom Tzuyu ✔
Teen FictionKisah tentang Juwita Erlina Maheswari dengan seorang laki-laki yang ia juluki mas jamet. Padahal laki-laki tersebut memiliki nama yang bagus, Yogi Danish Adhitama.