"Ayah bunda ayo makan dulu." Panggil Yuntika sambil menghampiri kedua orangtuanya.
"Ya udah makan dulu yuk ngobrolnya disambung nanti aja." Ajak bunda pada sang suami serta Yogi dan Yerin.
Bertepatan dengan itu Juwita baru saja keluar dari kamar Yuntika sambil menepuk pundak Mark yang menunggu di luar kamar.
"Ayo makan dulu mbak." Juwita mengangguk sambil tersenyum.
"Oh iya makasih ya jepitnya bagus banget."
"Sama-sama mbak."
Sepanjang makan siang Juwita terus saja menampilkan senyum yang membuat Yogi sedikit heran.
Sehabis makan ternyata mereka masih ada jadwal bincang-bincang santai. Cukup seru hingga Juwita yang awalnya ingin pulang jadi betah berlama-lama mengobrol dengan keluarga tersebut.
Tak dirasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, Juwita diajak oleh Yuntika dan Yuna untuk berjalan-jalan di sekitar komplek perumahan tersebut. Tentu saja bersama 2 bucin kedua gadis tadi, Mark dan Yastin.
Bagaimana dengan Yogi?
Pemuda itu masih ingin melanjutkan obrolan bersama kedua orangtuanya dan Yerin. Ingin melanjutkan obrolan serius yang sempat tertunda tadi.Juwita adalah tipe orang yang sulit akrab dengan orang maupun lingkungan yang baru, tapi entah mengapa saat bersama keluarga Adhitama dan berjalan-jalan di lingkungan rumah mereka seperti sekarang membuat Juwita nyaman.
"Pantesan selama ini lo enggak ngerasa kesepian walaupun jauh dari orang tua." Kata Juwita begitu Mark duduk disampingnya sehabis kelelahan bermain basket dengan anak-anak komplek tersebut.
Mark tersenyum, "Ya gitu deh habisnya ayah bunda bener-bener kayak orang tua kandung gue,"
"Gue bener-bener bersyukur ketemu Yuntika karena berkat dia gue bisa punya keluarga yang selama ini jadi impian gue." Juwita menepuk-nepuk punggung sahabatnya tersebut karena ia tau betul apa yang sahabatnya tersebut inginkan.
"Iya sih gue tadi juga ngerasain kalau mereka welcome banget sama gue."
"Oh iya kenapa lo dari tadi senyam-senyum?" Tanya Mark yang baru menyadari jika sejak keluar rumah tadi Juwita selalu tersenyum.
"Masih waras kan?"
Plakk....
Tangan Juwita mendarat mulus dipunggung sahabatnya sejak SMA tersebut.
"Lo kira gue Lucas apa?"
"Hobi banget sih lo nabokin orang." Protes Mark yang masih berusaha mengelus-elus punggungnya.
"Ya habisnya lo ngeselin."
"Lo belum jawab pertanyaan gue."
"Ya gue seneng aja enggak jadi iparan sama elo hahaha..." Jawab Juwita yang diiringi tawa kecil.
"Seriusan gue pengen tau ini."
"Ya gue juga serius ngasih taunya." Kata Juwita dengan tampang seriusnya.
Tentu saja Mark terkejut, "Maksudnya lo enggak jadi tunangan sama mas Yugy?! Kenapa?! Kok bisa?!"
"Santai dong."
"Kenapa kenapa? Buruan gue kepo." Todong Mark yang membuat Juwita sedikit jengkel.
"Ck... Mas Jamet kan mau nikah sama pacarnya."
"Maksud lo mas Yogi bakal nikah sama kak Yerin?" Juwita mengangguk sambil memperlihatkan senyum bangga.
Mark justru tertawa terbahak-bahak yang membuat Juwita kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Jamet || Yugyeom Tzuyu ✔
Teen FictionKisah tentang Juwita Erlina Maheswari dengan seorang laki-laki yang ia juluki mas jamet. Padahal laki-laki tersebut memiliki nama yang bagus, Yogi Danish Adhitama.