Sudah seminggu lebih Yogi tidak datang berkunjung ke rumah Juwita, bahkan mengirim pesan saja tidak. Semua itu karena Yogi sedang ada pekerjaan melatih dance untuk seminggu penuh, seperti biasa ia tidak pulang ke rumah dan bahkan sampai kurang tidur.
"Bapak CEO kenapa nih?" Tanya Bamesta begitu datang menghampiri Yogi di cafe langganan mereka.
Sebelum pulang ke rumah Yogi ingin berbincang dengan para sahabatnya tentang suatu hal yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya.
"Berisik bam..." Kesal Yogi dengan suara parau karena sempat tertidur sebentar saat menunggu.
"Jangan bilang lo galau gara-gara cewek yang mau dijodohin sama lo?" Tebak Mikail yang datang dengan Miko.
Hari ini yang bisa diajak berkumpul hanya Bamesta, Mikail, dan Miko. Itu saja karena sedang istirahat makan siang.
"Kalau enggak kenapa?! Kalau iya kenapa?!"
"Santuy dong pak."
"Coba cerita deh masalahnya tuh apa?" Tanya Miko penasaran.
Yogi menghembuskan napas sebelum memulai bercerita, "Seminggu ini gue enggak ngabarin dia sama sekali bahkan gue lupa bilang kalau full banget kerjaan gue,"
"Menurut lo pada dia marah enggak ya?" Tanya Yogi dengan mata sayu.
Bamesta dan Mikail langsung heboh mendengar perkataan sahabatnya barusan.
"Ciyee dek Yogi udah main cinta-cintaan."
"Dedek Yugyku sudah besar hueeee..."
"Anjir ya lo berdua malah bikin gue tambah pusing!" Kesal Yogi sambil menendang kaki keduanya.
"Serius dikit dong lo berdua,"
"Ini yang minta pendapat dek Yugy lho." Yogi kira Miko ingin membelanya ternyata sama saja.
Hmm...
"Ko please enggak usah ikut-ikutan mereka." Kata Yogi sambil menelungkupkan wajahnya.
"Hehehe canda doang gue tadi."
Saatnya Miko sang pakar cinta beraksi, "Sebenernya tergantung ceweknya sih yug. Kalau dia punya rasa sama elo ya pasti marah kalau enggak yaudah biasa aja."
"Aw sakit tapi tidak berdarah." Celetuk Mikail ketika mendengar kalimat terakhir yang Miko ucapkan.
"Iya juga ya bego banget sih gue."
"Syukur deh lo nyadar kalau bego."
Plakk...
Bamesta mengaduh kesakitan saat tangan Yogi mendarat dengan keras dilengan kanannya.
"Lagian kalau gue liat elo kayaknya enggak niat gitu buat deket sama dia."
"Sebenernya sih gue juga belum suka sama dia, gue masih sekedar kagum aja." Jawab Yogi jujur.
"Nah mulai sekarang coba tanya sama hati lo yang paling dalam maunya gimana? Kalau masalah deketin dia gue yakin dengan segala sikap lo tuh cewek bakal luluh sama lo." Jelas Miko.
Yogi tersenyum, "Beruntung banget gue punya sahabat kayak lo ko."
"Hmm kita enggak dianggep ada tem." Celetuk Bamesta dengan wajah datar.
"Pengen ngabsen kebun binatang gue be." Timpal Mikail juga dengan wajah datar.
"Berisik lu berdua."
"Btw kenalin dong yug cewek lo sama kita-kita." Pinta Bamesta gang disetujui Mikail.
Yogi memutar bola matanya malas, "Ogah nanti malah enggak jadi kayak yang udah-udah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Jamet || Yugyeom Tzuyu ✔
Teen FictionKisah tentang Juwita Erlina Maheswari dengan seorang laki-laki yang ia juluki mas jamet. Padahal laki-laki tersebut memiliki nama yang bagus, Yogi Danish Adhitama.