"Kukira kau hamil" Sehun meletakkan sebuah bowl berukuran sedang yang berisi roti dan selai diatas nakas.
Dokter yang Sehun panggil untuk Lisa telah pulang beberapa menit lalu setelah memeriksa dan memberi obat kepada gadis pirang itu.
"Kau pikir aku seceroboh itu?" Lisa mendelik tajam kepada Sehun yang seenaknya berprasangka buruk.
"Bukankah kau cukup ceroboh untuk melahap sushi sisa semalam hingga keracunan?"
Lisa menunduk malu. Jika bukan karena kesiangan, Lisa takkan melahap sushi sialan itu.
"Unniemu akan kemari setelah acara selesai"
"Hah?? Oh Sehun kumohon sampaikan kepada mereka untuk tak usah kemari saja. aku akan pulang sendiri"
"...tidak. kau masih lemas."
"Aku akan semakin lemas jika sepanjang perjalanan mendengar omelan mereka."
Sehun menatap Lisa dengan alis yang bertaut dan entah prasangka apa yang ada di kepalanya, "Aku tak mau mengantarmu"
"Kau pikir aku sudah gila? Aku bilang aku mau pulang sendiri!" Lisa yang tersulut emosi segera beranjak dari tempat tidur milik Sehun.
Untuk sesaat Lisa lupa bahwa lelaki itu anti dengan dirinya.
"Mau kemana?" Sehun menahan lengan Lisa yang ingin berjalan menjauh.
"Ke neraka. Mau ikut?!"
Setelah menepis tangan Sehun, Lisa segera keluar dari kamar lelaki itu dan berjalan menuju pintu keluar.
Brengsek. Kalau dia alergi denganku kenapa membawaku kemari?! Dasar tidak waras.
Lisa memakai heels 5centi-nya dengan amarah yang sudah meluap di dada. Ketika tangan Lisa hendak memutar kenop, terlihat Sehun yang telah menghadang gadis itu dengan menahan pintunya.
"Minum dulu obatmu"
Tanpa menjawab, Lisa mendorong Sehun kesamping dan membuka kembali pintu dihadapannya.
Sekali Lagi Sehun menghadang dan menutup pintunya kembali.
Ingin memaki namun Sehun sudah menolongnya, atas nama tahu diri, Lisa menutup mulutnya rapat-rapat. Tentu saja dengan pandangan super sinis yang sudah ditujukan ke arah lelaki yang masih tak menampilkan ekspresi apapun dihadapannya.
Berusaha mengontrol nafas dan menahan sumpah serapah agar tidak keluar dari mulutnya, Gadis itu berjalan masuk kembali ke dalam kamar Sehun dan menelan obat serta air putih yang sudah di siapkan Sehun.
Sehun memperhatikan tingkah Lisa yang sedang menelan obat sembari melotot ke arahnya.
"Aku akan membuang gelas ini dan membelikanmu yang baru. Gelas ini sudah tertempel oleh bakteriku"
"Jangan berlebihan."
"Tidak ada yang berlebihan untuk seseorang yang alergi terhadap dirimu."
"Apa aku perlu membuang bed covermu dan mengganti oksigen disini?"
"Lalisa cukup."
"Kenapa kau jadi sangat sopan? Kau yang memulai bendera pertempuran denganku di awal. Ayo kita tetap konsisten!"
"Lalisa.."
"Lepaskan bajumu aku serius. Itu terkena muntahanku, kau akan mimpi buruk selama seminggu penuh"
Sehun menampik tangan Lisa yang hendak membuka kancing bajunya, "jaga sikapmu"
Lisa tak percaya dengan apa yang di dengar oleh telinganya.
Jaga sikap, katanya?
Justru karena menghargai alergi seorang Oh Sehun, Lisa serius untuk membersihkan semua jejaknya.
"Buanglah kemeja dan tuxedo yang terkena muntahanku. Aku akan menggantinya dengan yang sama persis. Terima kasih sudah menolongku."
Lisa membungkuk 90 derajat sebelum meninggalkan Sehun yang terdiam di tempatnya.
"Jangan lupa lain kali kalau bertemu denganku, pura-pura saja kita tidak kenal." Lisa menatap Oh Sehun dengan manik mata yang berkilat. "Tapi kuharap tak ada lain kali diantara kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Spell
FanfictionSi pekerja keras yang fokus akan mimpinya. Itulah sebutan yang kerap kali di dengar Lisa ketika orang lain membicarakannya. Ia sama sekali tak pernah berpikir untuk menyukai seseorang apalagi sampai terikat dalam sebuah hubungan. Namun ketika Oh Se...