Lisa menggenggam erat tangan Sehun saat mereka berjalan menyusuri hutan.
Demi apapun ia sangat tidak suka dengan hal-hal berbau tantangan di malam hari, imajinasinya akan segera tersambung dengan makhluk halus.
Ya, walaupun terbiasa galak, tetapi Lisa juga hanya gadis biasa yang memiliki rasa takut akan suatu hal.
Sehun mengelus punggung tangan Lisa dengan jemarinya. Lelaki itu tahu bahwa gadis cantik di sebelahnya terlihat sedikit gemetar.
"Bisakah kita tak usah mencari telur itu dan segera ke tempat tujuan? Aku benar-benar tak suka disini"
"Kau tidak ingin hadiahnya?"
"Tidak, aku akan beli dengan uangku sendiri kalau aku ingin pergi"
Sehun tertawa pelan, lelaki itu terus menuntun jalan Lalisa agar ia tak ketakutan dan tersandung.
"Ya, Oh Sehun"
"Aku penasaran, kenapa kau tidak memanggilku oppa? Dasar tidak ada hormat-hormatnya terhadap orang tua"
Dalam kegelapan Lalisa mendongak untuk menatap Sehun, "salahmu sendiri bersikap arogan di awal kita bertemu. Sekarang sudah terlalu terlambat untuk merubah panggilanku"
"Dasar culas"
"Masa bodoh"
"Kalau kulepas pegangan tanganku apa kau masih berani bersikap seperti ini"
Lalisa segera memeluk lengan Sehun dengan erat, "awas saja kalau kau sampai berani"
Sehun memijit kepalanya yang tidak pening. Sejak kapan Lalisa jadi terlihat sangat menggemaskan di matanya?
Lisa dan Sehun seperti tak berniat mencari telur emasnya. Mereka terlalu disibukkan dengan suasana dan pemikiran masing-masing.
Langit yang penuh cahaya bintang seakan menjadi saksi bahwa dari keduanya sudah ada rasa yang berubah, bahkan salah satunya semakin bertambah.
SRAKKKK
angin kencang yang bertiup membuat ranting tak berdaun menyentuh tengkuk Lalisa tanpa permisi.
"AAAARGH!!!!!!" Sontak gadis itu melepaskan pegangan tangannya dari Sehun dan berlari karena terlalu panik.
"Lalisa!! Awasss!!"
BRUGGGH
Baru saja Sehun berteriak kepada gadis yang lari terbirit-birit di hadapannya, Lalisa sudah jatuh terjerembap mencium tanah karena tersandung pohon yang sudah tumbang.
Sial.
Sehun menghampiri gadis yang sedang tersungkur di tanah itu dan terlihat tak bergerak.
"Lalisa apa kau baik-baik saja?"
Lisa mengangguk.
"Ada yang sakit?"
Lisa menggeleng.
"Lantas kenapa kau tidak kunjung bangkit?"
"....Aku terlalu malu untuk bangun. Tinggalkan saja aku" gadis itu masih menutup mata karena takut akan ditertawakan oleh Oh Sehun.
Tapi diluar dugaan, respon Sehun berkebalikan dengan apa yang Lisa pikirkan.
Lelaki itu berbalik memunggungi Lisa dan berjongkok disana.
"Naiklah"
Lisa tak bergeming di tempat.
"Lalisa naik saja, aku takkan menertawakanmu, kakimu pasti sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Spell
ФанфикSi pekerja keras yang fokus akan mimpinya. Itulah sebutan yang kerap kali di dengar Lisa ketika orang lain membicarakannya. Ia sama sekali tak pernah berpikir untuk menyukai seseorang apalagi sampai terikat dalam sebuah hubungan. Namun ketika Oh Se...