"Lalisa bangun, ini tidak lucu"
Bukannya menuruti Sehun, Lisa justru berbalik memunggungi lelaki itu.
"Lisa. Unnie dan manajermu sangat mengkhawatirkan keadaanmu"
"Aku bisa bicara dengan mereka nanti"
"Nah sekarang kau bisa menjawabku kan. Makan buburmu dan kau akan kuantar pulang"
"Aku bilang aku tidak mau pulang"
Sehun menatap ke arah sosok kecil dihadapannya itu dengan sedikit geram, "kenapa kau melakukan ini?"
"Seperti kau, aku melakukan apa yang ingin kulakukan"
Sehun menghela nafasnya dengan berat. Suara langkah kaki terdengar pergi meninggalkan Lisa.
Rasakan. Aku akan membuatmu repot.
Beberapa menit berlalu, suara langkah kaki Sehun kembali mendekat. Lisa segera menutup matanya kembali.
"Setidaknya gantilah bajumu terlebih dahulu." Sehun meletakkan sebuah pakaian di sebelah kaki ramping Lisa.
Ah, Lisa sampai lupa kalau gaunnya telah sobek di bagian dada dan jas Sehun yang kebesaran masih memeluk tubuhnya.
Gadis itu terduduk dan menatap Sehun tak suka. Ia mengambil pakaian yang disediakan Sehun dan berjalan menuju kamar mandi.
Tshirt hitam dan celana training Sehun yang kebesaran menutupi tubuh Lisa dengan sempurna.
Lisa memandang tubuhnya yang mengenakan pakaian milik Sehun. Aroma lelaki itu pun samar tercium dari sana.
Tanpa ia sadari, darahnya kembali berdesir dan membuat wajahnya memerah.
Setelah itu Lisa berusaha untuk mengembalikan akal sehatnya.
Lalisa sadar! Kau sudah ditolak.
Saat keluar dari kamar mandi, Lisa dapat melihat sosok Sehun sedang duduk di sofa tempat Lisa berbaring tadi.
Lelaki itu memandang Lisa dengan intens.
"Kau pasti sedang memikirkan cara untuk mengusirku"
Sehun terkekeh, "ternyata kau cukup lihai dalam membaca pikiranku."
"..Apa kau punya kekasih yang ingin kau jaga perasaannya sampai kau sangat kebingungan saat aku bilang ingin menginap disini?" Lisa berjalan mendekati Sehun sembari menjaga ekspresinya tetap dingin.
Padahal sungguh, Lisa sangat penasaran dengan jawaban lelaki itu.
Namun yang ditanya justru pura-pura tak pernah mendengar kalimat dari gadis dihadapannya dan lebih memilih untuk berkata, "cepat makan buburmu"
"Mengalihkan pembicaraan berarti IYA"
"Bukan urusanmu"
Tertohok dua kali. Lisa merasa Oh Sehun sangat tidak tertarik kepadanya.
"Aku akan pulang, tapi beri aku dua kaleng bir"
"Kau baru saja minum obat. Apa kau gila?"
Ah sial.
Lisa mendengus sebal sembari berjalan menuju ke pintu keluar.
"Kau mau kemana?"
Lisa menoleh ke arah Sehun dengan pandangan sinisnya, "bukannya kau mengusirku pulang?? Cepat antarkan aku sebelum aku berubah pikiran"
◾
Dua minggu telah berlalu sejak kejadian di bar yang membuat Lisa sedikit sadar akan perasaannya.
Dalam dua minggu itupun terdapat banyak sekali perubahan yang terjadi di sekitar Lisa.
Perubahan sikap para unnie, manajer oppa, label mate, CEO Yang dan teman-temannya yang menjadi sangat protektif tentang keadaan dan dimana ia berada.
Perubahan akan perhatian Baekhyun, Chanyeol, Suho dan Kai, yang hampir setiap hari bergantian mengunjungi Lisa hanya untuk membawakan makanan, entah dimanapun schedulenya asal masih di korea selatan.
Perubahan status dari pelaku kekerasan terhadap Lisa yang sudah sah menjadi tersangka karena mengganggu kententraman dalam keadaan mabuk dan melakukan penganiayaan. Tentu saja berita ini disimpan rapat-rapat oleh manajemen karena Lisa tak ingin penggemarnya merasa khawatir.
Perubahan warna lebam di wajah Lisa yang sudah tak kentara. Kini wajahnya kembali mulus seperti ia tak pernah menerima tamparan disana.
Hanya satu yang tak berubah. Sikap Oh Sehun terhadap seorang Lalisa.
Bahkan lelaki itu tak repot-repot menanyakan bagaimana keadaannya.
Mungkin Sehun sibuk menjaga perasaan Baekhyun, Mino, dan entah siapa wanita yang menggangu pikiran Lisa.
"YA! Lalisa! Aku memanggilmu sedari tadi apa kau tak dengar??!! Cepat berdiri! Setelah ini adalah giliran kita untuk tampil!" Tepukan Jisoo di pundak gadis itu membuat Lisa tersadar dari lamunannya.
Mereka berdua segera berlari melewati lorong yang menuju ke arah backstage.
Hingga sebelumnya Lisa melihat sosok seseorang yang mengganggu pikirannya beberapa minggu belakangan.
Lisa melihat Sehun sedang berpelukan dengan Irine di depan ruang ganti Red Velvet.
Sehun memeluk Irine dengan erat dan membelai lembut rambut gadis yang tengah menenggelamkan wajah di dadanya itu.
Saat pandangan mereka bertemu, Sehun pun segera mengalihkan pandangannya.
Ah sial. Kenapa dadaku nyeri sekali.
◾
Maaf ya chingudeul kalau chapter ini alurnya agak ngebosenin.
Tapi teteup, tolong vomment biar abdi semangat apdet yaaa💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Spell
FanficSi pekerja keras yang fokus akan mimpinya. Itulah sebutan yang kerap kali di dengar Lisa ketika orang lain membicarakannya. Ia sama sekali tak pernah berpikir untuk menyukai seseorang apalagi sampai terikat dalam sebuah hubungan. Namun ketika Oh Se...