Chapter Twenty Eight

10.1K 1K 27
                                    

Lalisa menutup pintu kamarnya dengan lemas.

Terhitung sudah empat hari ia bersembunyi dalam villa milik Suho, namun pada empat hari itu pula Lisa merasakan hidup dalam neraka dunia.

Bagaimana tidak? Saat matahari belum sepenuhnya naik, nyonya Oh sudah membangunkan Lisa untuk rutinitas pagi.

Senam bersama, membersihkan villa; karena Lisa tak diperbolehkan masuk ke dapur kecuali sarapan telah siap, belajar cara menjahit sampai bercocok tanam, dan sisanya akan ia gunakan untuk berbenah diri.

Bahkan Lisa tak diperbolehkan dekat-dekat dengan Sehun. Mereka sepenuhnya berada dalam pengawasan nyonya Oh walaupun sedang di dalam atap yang sama.

Lisa mengingat kembali kalimat nyonya Oh beberapa hari yang lalu.

Saat wanita paruh baya itu berkata bahwa Lisa telah melakukan kesalahan besar jika berani berkencan dengan Oh Sehun.

Jika kau serius ingin bersamanya, kau harus menuruti kata-kataku, karena mulai sekarang kau seakan membawa namanya, aku tak ingin kau mempermalukan putraku.

Jaga sikapmu dan jangan macam-macam!
Turuti apa yang kukatakan jika kau ingin mendapatkan restuku. Hanya seorang pengecut dan gadis cengeng yang akan menolak tawaran ini.

Tentu saja jiwa petarung dalam diri Lisa kembali bangkit saat itu. Dengan tegas ia berkata

Siapa takut?

Dan disinilah ia, kelelahan setelah membersihkan villa milik Suho tanpa bantuan maid yang memang telah diusir nyonya Oh pada hari pertama mereka disana.

Villa Suho memang tak seberapa besar, namun tak dapat dibilang kecil juga. Yang pasti akan sangat melelahkan jika dibersihkan seorang diri, setiap harinya.

Gadis itu meregangkan ototnya yang terasa pegal. Diambilnya handuk yang tersampir pada pilar kasur dan segera menuju kamar mandi untuk berendam air hangat.

Pukul 11 memang terlalu siang untuk dikatakan mandi pagi, namun dalam kasus Lisa, siapa peduli?

Hanya saat Lisa di dalam kamar mandilah nyonya Oh takkan memanggil dan mengganggunya.

Satu jam telah berlalu, dan Lisa merasa tubuhnya segar kembali.

Ia memakai baju oversized milik Sehun yang diambilnya tanpa izin, dan menutupi rambut basahnya dengan handuk.

Sesekali ia menyenandungkan soundtrack Disney Frozen sembari memakai rentetan skincare nya yang belakangan hanya sempat digunakan saat malam hari.

Setelah semua rutinitasnya rampung, lisa pun segera keluar dari sana dan mendapati Oh Sehun sedang berbaring pada kasurnya sembari memainkan ponsel.

"Pantas saja kucari kemanapun baju itu tak pernah ketemu." kata lelaki tampan itu saat pandangan mereka bertemu.

"Ibumu?" Lisa tak menggubris kalimat Sehun dan lebih ingin tahu kenapa lelaki itu bisa berbaring santai di kamar Lisa, karena jika nyonya Oh tahu, tentu saja teriakannya akan terdengar beserta dengan rentetan berbagai ceramah.

"ke supermarket untuk membeli bahan makanan yang mulai habis"

Tentu saja Lisa segera berlari ke arah Sehun dan memeluk sang kekasih saat tahu bahwa pawang mereka sedang tak ada ditempat.

Walaupun bertemu setiap hari di meja makan, namun Lisa merasa sangat merindu kekasihnya itu. Ia ingin bermanja-manja dengan lelakinya.

"Kenapa rasanya kangen sekali." katanya sembari menepuk pelan pipi Sehun.

"Duduklah aku akan mengeringkan rambutmu."

Lisa menuruti ucapan Sehun dan segera menarik diri dari lelaki itu.

Love SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang