Lisa menatap gerak-gerik Nancy dihadapannya dengan pandangan menyelidik.
Sudah hampir tiga puluh menit gadis itu tertawa, mengobrol, dan bergurau dengan suaminya di ruang tengah kamar mereka tanpa mengindahkan kehadiran dirinya.
Nancy bahkan memakai pakaian seksi saat ini.
Lihat itu. Kenapa kaki lobaknya berulang kali di angkat seperti itu. Bahkan caranya tertawa dengan gurauan Sehun yang tak lucu terdengar di buat-buat.
Lisa beranjak dari kursinya dan duduk disebelah Sehun, "oppa, aku lapar." katanya sembari menarik kaus Sehun.
Sehun membelai pipi Lisa dan tersenyum kepadanya, "baiklah, ayo makan."
"Kau ingin makan apa, unnie? Aku akan memesankannya sekarang." kata Nancy sembari menyampirkan rambutnya ke telinga.
Lisa menggeleng sembari tersenyum, "terima kasih, Nancy. Tapi aku ingin makan makanan yang ada diluar, hitung-hitung sekaligus berjalan-jalan dengan suamiku."
Lisa sengaja menekankan kalimat 'suamiku' disana.
"Wah kalian ingin kemana? Bolehkah aku ikut? Aku belum sempat berkeliling karena terlalu sibuk mengurus pesta nanti malam."
Demi apapun, Lisa ingin menampar Nancy dan menyadarkan gadis itu bahwa ia terlihat sangat mengganggu saat ini.
Lisa menatap Sehun dengan pandangan yang sulit untuk dijelaskan. Sang istri seakan meminta kalimat bantuan dari suaminya.
"Apakah benar kau ada waktu untuk berjalan-jalan dengan kami?" Itulah kalimat yang keluar dari mulut Sehun dan nampaknya berhasil membuat Lisa cukup kesal.
Kenapa suaminya seperti terkena sihir Nancy hingga terlihat lemah dan tak mampu menolak?
"Tentu saja! Akan sangat menyenangkan jika kita bisa berkeliling bersama."
"Maksudmu menyenangkan itu pergi dengan Sehun saja atau denganku juga?" Pandangan Lisa mulai terlihat tak bersahabat, setengah mati ia berusaha untuk menjaga sikapnya namun Nancy terlihat tak tahu diri.
"Lalisa." Sehun menatap Lisa dengan alis yang sedikit bertaut, namun tatapan Lisa seakan berkata 'Apa!?' kepada sang suami.
Nah, kini Lisa mulai mempercayai kalimat Suho dan Baekhyun saat bercerita tentang Nancy kapan hari.
Karena kini gadis di hadapannya mulai berakting sedih dan wajahnya di setting seakan ia sangat terluka, "maafkan aku, unnie jika aku membuatmu tak nyaman."
"Benar sekali."
"Lalisa."
"Apa?!" Lisa melepas genggaman tangan Sehun dan memelototinya dengan kesal, "kenapa kau terlihat sangat ingin berlama-lama dengan gadis ini? Apa yang salah dengamu Oh Sehun?!"
"Lalisa apa yang kau katakan? Aku tidak..."
"Dan kau! Aku tak tahu apa yang sedang kau pikirkan. Tapi jika prasangkaku benar terhadapmu, maafkan aku nona, kau salah memilih lawan." telunjuk Lisa terangkat ke hadapan wajah Nancy yang matanya mulai berkaca-kaca.
Saat Lisa hendak meninggalkan mereka berdua, Sehun menahan tangan wanitanya, "Lalisa, mau kemana kau?"
"Kau. Jangan bicara padaku jika kesadaranmu belum pulih. Kau terlihat seperti laki-laki linglung." katanya sembari melepas tangan Sehun.
Belum beberapa langkah Lisa keluar dari kamarnya, ia terlihat kembali dengan nafas menderu menuju Nancy, "keluarlah kau dari kamar kami. Sekarang."
◾
"Aku marah sekali, oppa. Sehun terlihat seperti orang bodoh yang tak dapat menolak ketika di depan Nancy." nafas Lisa menderu dalam duduknya, dan tentu saja Suho membelai lembut pundak Lisa agar ia merasa tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Spell
FanfictionSi pekerja keras yang fokus akan mimpinya. Itulah sebutan yang kerap kali di dengar Lisa ketika orang lain membicarakannya. Ia sama sekali tak pernah berpikir untuk menyukai seseorang apalagi sampai terikat dalam sebuah hubungan. Namun ketika Oh Se...