Lisa menelan ludah dengan kesusahan seperti layaknya sedang menelan biji salak. Pikirannya berkecamuk dengan berbagai hal.
Mulai dari pemberitaan yang sedang heboh akan dirinya dan Sehun, bagaimana reaksi penggemarnya, hingga sikap dingin dari ibu sang kekasih.
Kini gadis itu tengah berdiri tegak di sudut dapur sembari memperhatikan nyonya Oh yang sibuk memasak dan tak memperbolehkannya menyentuh apapun.
Kakinya memberanikan diri untuk mengambil satu langkah meninggalkan tempat itu.
"Mau kemana kau?"
"A..anu"
"Disini saja! Perhatikan aku. Tapi jangan sentuh apapun!"
"Setidaknya izinkan aku mencuci buah itu, bibi."
"Panggil aku nyonya Oh!"
"B-Baik nyonya Oh" Demi apapun Lisa tak pernah sepatuh ini pada orang yang baru ditemuinya.
"Dan kau hanya perlu memperhatikan, kau tak harus menyentuh apapun! Perhatikan!"
"..Apa kau sedang menghukumku?"
Nyonya Oh menatap Lisa dengan tajam, "apa aku terlihat terlalu baik untuk memberikanmu hukuman seperti ini?"
"Lantas apa kau membenciku?"
"Kau berisik sekali! Lihat dan diam saja"
Ya Tuhan, benar-benar mirip Oh Sehun saat pertama kali aku bertemu dengannya.
Lisa menggigit bibirnya sebelum berkata, "Tapi aku bukan patung."
Mendengar kalimat Lisa, nyonya Oh segera menghentikan aktivitasnya dan menoleh perlahan ke arah gadis itu,"Apa kau bilang? Berani sekali kau membantah orang tua?"
"Aku tidak membantahmu, tapi kau terlihat seperti ingin memancing keributan dengan.."
"Sudahlah bu." Sehun menutup mulut Lisa sembari merangkul gadisnya.
"Oh Sehun. Lepaskan tanganmu! Ibu ingin mendengar gadis itu akan bicara kurang ajar seperti apalagi?" Nyonya Oh mengangkat spatula yang sedang di genggamnya ke arah Lisa.
Lisa yang tidak terima segera menarik tangan Sehun dari mulutnya dan mencengkeram tangan lelaki itu agar tak menghalangi, "Mohon maaf nyonya Oh yang terhormat. Kalau anda ada masalah dengan saya ayo kita selesaikan ini dengan cara kewanitaan daripada..YAA!!! OH SEHUN!!!"
Sehun menggendong Lisa dan menjauhkan gadis itu dari sang ibu.
Dengan watak Lisa yang keras, Sehun yakin adu mulut itu akan terus berlanjut sampai esok hari.
Sehun membawa Lisa menuju kamarnya dan mendudukan gadis itu pada meja cermin.
"Minggir! Ini masalah para betina! aku harus menyelesaikan apa yang kumulai." Ketika Lisa hendak turun, tak disangka Sehun kembali menahan gadis itu dan mengunci pinggang Lisa dengan kedua tangannya.
"Jangan begitu."
"Aku akan berdebat dengan sopan!"
"Lalisa kumohon."
Lisa terdiam ketika Sehun meletakkan wajah pada perpotongan leher gadis itu.
Ia mencium aroma Lisa yang begitu familiar dengan indera penciumannya.
"Apa ini rencanamu? Untuk membawa ibumu?"
"Apa kau keberatan?"
"Tidak, hanya saja sepertinya ibumu membenciku."
Sehun terkekeh, "dia selalu seperti itu pada teman wanitaku."
Lisa memukul punggung Sehun saat lelaki itu mulai menciumi lehernya, "jaga sikapmu, Oh Sehun! Jangan buat ibumu semakin membenciku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Spell
FanfictionSi pekerja keras yang fokus akan mimpinya. Itulah sebutan yang kerap kali di dengar Lisa ketika orang lain membicarakannya. Ia sama sekali tak pernah berpikir untuk menyukai seseorang apalagi sampai terikat dalam sebuah hubungan. Namun ketika Oh Se...