Lisa memeluk Sehun dengan erat sembari terisak.
Pundaknya naik turun karena menahan tangisnya agar segera berhenti.
"Kenapa kau suka sekali mengotori kemejaku?" Kata Sehun sembari terus membelai pundak Lisa.
"Kau brengsek. Kau pantas mendapatkannya"
Sehun terkekeh, lelaki itu menarik tubuh Lisa agar wanita itu menatapnya.
Sehun memperhatikan dan mengecek kondisi gadis cantik dihadapannya.
Dagunya lecet dan mengeluarkan sedikit darah segar, Siku kirinya lecet, dan kedua lututnya yang terparah karena menampakkan sedikit dagingnya.
Sehun berdecak tak tega, "kenapa kau suka sekali terluka? Kau lupa jika kau ini seorang idol?"
"Kau pikir aku sengaja melukai diriku? Ini juga karena mu! Kalau dari awal kau tak melempar makanan yang kubawa, hal ini takkan terjadi!"
Sehun menelan ludahnya. Memang benar, dari awal ini merupakan salahnya yang bertindak kekanakan.
Ia sengaja ingin membuat Lisa membencinya karena pernyataan gadis itu saat mabuk.
Lisa tak boleh menyukainya.
Sehun merupakan penjunjung tinggi asas persahabatan diatas segalanya. Dan hal itu sangat bertentangan dengan yang saat ini ia lakukan.
Tetapi entah kenapa Sehun tak bisa membiarkan Lisa begitu saja. Lelaki itu tak suka saat melihat Lisa menangis.
Ya, Sehun yakin ini hanya perasaan simpatiknya yang mendominasi.
Dengan segera ia meraih kotak p3k yang berada di bawah kursi penumpang.
Lelaki itu menurunkan Lisa dari pangkuan dan meletakkan gadis itu di sebelahnya dengan perlahan.
"Ini akan sedikit sakit, tapi tahanlah" Kata Sehun sembari membersihkan luka yang ada pada tubuh gadis itu.
Tentu saja Lisa hanya mampu memukuli kursi di sebelahnya untuk melampiaskan rasa sakit yang begitu perih.
Sehun segera mengoleskan antibiotik dan menutup luka Lisa dengan kasa steril, lelaki itu bekerja cepat karena tak mau gadis dihadapannya berlarut dalam rasa sakit.
"Selesai" Kata Sehun yang melihat Lisa sedang bersandar ke pintu mobil sembari mencengkeram kursi penumpang.
Tanpa banyak bicara, Sehun berpindah menuju kursi kemudi. Lelaki itu harus segera membawa Lisa pulang karena sedari tadi ponsel di sakunya tak kunjung berhenti bergetar.
◾
"LALISA MANOBAN, APA KAU SUDAH BOSAN HIDUP, HAH?!?!" Jennie berlari keluar sembari berteriak, bahkan sebelum Lisa menginjak teras villa.
"Unnie" Lisa kembali terisak saat menangkap sosok Jennie yang berlari ke arahnya tanpa memakai alas kaki.
Jennie terlihat sangat terkejut melihat penampilan Lisa yang berantakan dan penuh luka yang di tambal.
"YA TUHAN, APA LAGI YANG TERJADI PADAMU?!?!?!"
"Aku hanya..."
Jennie mendekat ke arah Sehun yang sedang menopang Lisa dan segera meledak disana, "YA!! OH SEHUN!! AKU BENAR-BENAR MURKA PADAMU!!! INI SEMUA KARENA SIKAP AROGANMU!! LIHAT APA YANG TERJADI PADA ADIK MANISKU, HAH?! AKU TAKKAN MEMBIARKAN KAU MENDEKATI LALISA LAG..."
"Unnie, ini bukan salahnya!" Lisa tak terima saat Jennie menyalahkan Sehun, walau memang benar adanya. Tapi Sehun sudah membantu Lisa, bukan? bahkan lelaki itu mengobati lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Spell
FanfictionSi pekerja keras yang fokus akan mimpinya. Itulah sebutan yang kerap kali di dengar Lisa ketika orang lain membicarakannya. Ia sama sekali tak pernah berpikir untuk menyukai seseorang apalagi sampai terikat dalam sebuah hubungan. Namun ketika Oh Se...