Chapter Five

1.9K 176 0
                                    

           Hari ini semua orang di rumah sangat sibuk mempersiapkan pestaku. Kecuali Barney dan Boyd tentu saja.

           Aku dan Helen membantu Mom membereskan rumah dan menambah beberapa kursi ke ruang tamu untuk menampung keluarga dekat kami nanti. Aku juga mengambil pesanan kue-kue kecil dan kue tart besar yang sudah aku pesan dengan Justin dua hari yang lalu. Melelahkan memang, tapi aku senang.

           Justin sendiri, secara mengejutkan ikut membantu orang-orang yang di tugaskan Mom untuk mendekorasi taman belakang rumah. Aku tahu itu hanya bentuk kesopanannya dan triknya untuk merebut hati Mom, tapi tetap saja, tingkahnya itu membuat kadar kasmaranku meningkat. Sangat menyedihkan.

            “Pestanya akan luar biasa.” Helen berucap dengan puas di sampingku. Kami sedang bersantai sambil meminum es limun buatan Mom di teras belakang rumah. Petugas yang di sewa Mom masih sibuk menyusuni meja dan kursi. Aku hanya memandangi mereka, sekaligus mengawasi jika mereka membuat kesalahan. Tapi yang ada, aku malah takjub setengah mati. Dekorasinya sangat bagus. Sungguh.

            “Semoga semuanya lancar.” Aku sudah mengucapkan doa itu ratusan kali hari ini, aku pikir Helen mulai bosan mendengarnya.

            “Pasti. Cuacanya bagus, tidak ada tanda-tanda akan hujan.”

           Bicara tentang cuaca membuatku khawatir. Barney dan bakat alami yang ia miliki bisa saja membuat pestaku kacau. Ingat, dia bisa memanipulasi cuasa sesuka hatinya. Tapi, Mom meyakinkanku bahwa Barney tidak akan sekejam itu. Mom bilang, Barney memang suka menindas, tapi dia masih punya hati nurani untuk tidak menghancurkan pesta ulang tahun adik kecilnya. Dan kurasa Mom benar, dia tidak akan sekejam itu, kan?

            “Ya. Ini pesta pertama yang dibuat untukku selama aku hidup delapan belas tahun.” Aku tersenyum kecil, tiba-tiba saja ingatan masa lalu terputar di benakku. Aku memang tidak pernah merayakan ulang tahun sejak dulu. Paling hanya kejutan kecil yang Mom siapkan, dimana biasanya akan berakhir dengan Barney yang mendorong wajahku ke depan cake sehingga krimnya memenuhi kulit wajahku. Tapi itu sudah lama sekali. Saat aku hanya bisa menangis tanpa bisa membalas Barney.

            “Aku baru sadar bahwa aku belum mengucapkan selamat padamu.” Helen berucap dengan geli, sehingga aku menatapnya dan ikut tertawa.

            “Kau memang sering melupakanku.” Kataku pura-pura merajuk.

            “Aku melupakanmu? Yang benar saja, Berrie, aku disini sejak pagi dan membantumu mempersiapkan pesta! Aku hanya lupa memberimu selamat.” Helen memukul bahuku dengan geram, dan aku segera menghindar.

            “Aku tahu, aku hanya bercanda!” kataku tertawa geli. Lama kami menertawakan diri masing-masing, hingga akhirnya kami kembali diam sambil menatap lurus halaman belakangku yang sangat indah.

            “Selamat ulang tahun, Berrie! Aku tidak menyangka akhirnya kau dewasa juga!”

           Oh, tidak! Aku ingin menangis sekarang. “Terimakasih.” Bisikku menatap Helen hangat. Semenyebalkan apapun dia, Helen tetaplah sahabatku selama lebih dari empat tahun terakhir. Bagiku, sahabat lebih berarti di banding saudara. Tentu saja aku mengatakan itu karena dua saudara yang aku punya jauh dari kata baik.

            “Tapi aku lupa membeli kado untukmu.” Helen meringis, takut aku kembali meledak. Tapi setelah dipikir-pikir, Helen sangat sibuk membantuku beberapa hari terakhir. Wajar jika dia tidak sempat membelikan kado istimewa seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku rasa aku tak pantas untuk marah.

Freezy TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang