Aku tidak mengerti mengapa Justin masih bisa bersabar dan berlaku sopan terhadap mahkluk kecil dan jelek di depanku. Padahal, ketika kami belum menjadi teman, Justin tidak pernah ragu untuk menghinaku saat aku menyindirnya. Tapi sekarang? Dia bahkan tidak memperlihatkan kekesalan barang setitikpun disaat aku yakin peri jelek ini mempunyai sikap yang lebih buruk dariku.
“Waktu di dunia kami terhenti, sudah sangat lama. Dan kami tidak mengetahui cara untuk mengembalikannya seperti semula.” Justin menjelaskan sementara aku masih bertahan di sisi belakang punggungnya.
“Aku sudah tahu. “ Peri itu berkata dengan suara menyebalkannya. “Hutan ini terasa sangat berbeda selama hampir tiga minggu terakhir. Dan semua peri tahu bahwa ada kekacaukan di dunia manusia. Dan ternyata benar, kalian menghentikan waktunya. Sangat mengejutkan.”
“Bukankah kekuatan sihir atau bakat kami tidak bisa berguna di tempat ini?”
“Memang tidak.” Aku melihat peri itu berayun pelan di atas sulurnya. “Tapi kita hidup di dunia yang sama, hanya di sisi yang berbeda. Bagaimanapun juga, manusia dan kaum kalian menguasai hampir seluruh bumi, dan jika waktu di dunia kalian terhenti untuk waktu yang cukup lama, maka itu akan berpengaruh pada sisi lain dunia.”
“Apa yang terjadi? Maksudku, apa yang berubah di sini?” Nada suara Justin mulai berubah tegang dan perlahan, aku mulai maju untuk berdiri di sampingnya dan berhadapan langsung dengan peri itu. Justin tidak menghalangiku seperti sebelumnya, tapi aku tahu bahwa dia masih tidak menginginkanku untuk berbicara.
“Sejujurnya, tidak ada perubahan yang terlalu mengganggu. Malah itu menguntungkan kami. Kau tahu, warna-warna tumbuhan di hutan ini semakin kuat dan cerah. Dan belakangan, kami mulai sadar bahwa wilayah kami semakin luas, bahkan jauh lebih luas dari sebelumnya.“ Peri itu tidak mempunyai bola mata, namun aku tahu dia kini memandangku. “Apakah kau yang menyebabkan semua ini terjadi?”
Aku terkejut ketika dia berucap dengan tegas dan lebih berwibawa, tidak sinis dan sombong seperti sebelumnya. Tatapanku bertemu dengan Justin, dan ketika dia mengangguk kecil, itu adalah tanda untukku bahwa aku sudah boleh berbicara. “Aku tidak sengaja melakukannya.” Suaraku lirih hampir tak terdengar.
“Sudah ku duga.” Peri itu memandang ke arah lain dan tampak berpikir. “Bagaimana bisa kau melakukannya tanpa sadar? Kau bukan gadis kecil yang baru saja memperoleh bakatmu.”
“Sir Geordie menyegel sihir dan bakatnya.” Justin menjawab untukku, dan aku tidak lagi heran jika peri ini mengenal Sir Geordie. “Dia baru saja berusia delapan belas tahun, perayaan ulang tahunnya hancur dan dia menjadi marah dan tidak terkendali.”
“Lalu dia menghentikan waktu tanpa sengaja.” Peri itu sudah bisa menebak dengan benar, dan Justin hanya mengangguk. “Lalu, bagaimana bisa kau bersamanya?”
Justin menarik napas terlebih dahulu, sebelum menjawab. “Aku sedang menyentuhnya saat semua itu terjadi. Saat yang lainnya menjadi mati, aku tetap hidup dan bernapas seperti biasa.”
Rasa bersalah kembali menghampiriku, Justin seharusnya tidak berada bersamaku, Justin seharusnya tidak ikut ke dalam kekacauan yang kubuat. “Apa yang harus ku lakukan?” Tanpa sadar, aku sudah maju lebih dekat dan menatap peri itu penuh keyakinan. “Apa yang harus kulakukan untuk membuat waktunya kembali berjalan? Apa kau bisa membantuku?”
“Barry..” Justin meraih tanganku dan menggenggamnya. “Tenanglah, dia akan membantu kita.”
“Jangan berharap terlalu banyak.” Peri itu menyahut dengan cepat. “Kami tidak bisa melakukan apapun. Yang bisa mengembalikan waktu seperti semula hanyalah dirimu sendiri karena kau yang telah menghentikannya. Kau hanya butuh menunggu sampai seluruh kekuatanmu stabil dan kau bisa mengendalikan bakatmu dengan baik. Itulah satu-satunya cara.” Dia berhenti sejenak dan aku berpikir bahwa dia telah selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Freezy Time
FanfictionIni kisah tentang gadis yang tanpa sengaja membuat dunia berubah dalam hitungan detik. Dan di sisa waktunya, Barry berusaha untuk menguasai bakat dan sihir yang ia miliki. Berusaha memperbaiki kesalahannya dan mengembalikan seisi dunia seperti semul...