Penguntit

709 81 4
                                    

Hari ini adalah hari terakhir calon mahasiswa baru menjalani ospek, begitu juga Wonwoo. Acara pada pagi ini belum dimulai, jadi kebanyakan mahasiswa baru masih berkeliaran lebih tepatnya saling menyapa satu sama lain untuk saling mengenal.

Begitu juga Wonwoo dan Hoshi, mereka juga sedang mengobrol bersama mahasiswa baru yang lain, tak banyak yang mereka bicarakan selain saling berkenalan dan menanyakan jurusan.

Tidak selang berapa lama para panitia pun mulai memberikan pengumuman agar semua calon mahasiswa baru berkumpul dalam barisan.

Ditengah-tengah pengarahan ospek tiba-tiba saja mata Wonwoo terpaku pada satu obyek, yang mampu membuat ribuan kupu-kupu terbang didalam perutnya, ia merasa seperti melihat malaikat yang tampan.

Wonwoo berusaha memfokuskan pada obyek tersebut, tidak perduli pada pembicaraan panitia didepan sana. Obyek tersebut berjalan melintasi para panitia dan mengarah ke seorang wanita, wanita itu salah satu panitia, 'sepertinya si tampan itu membisikan sesuatu' gumam Wonwoo dalam hati.

Tidak lama setelahnya pria tampan yang menjadi pusat perhatian Wonwoo itu pergi meninggalkan wanita tadi, itu membuat Wonwoo sedikit kecewa, padahal ia ingin lebih lama memandang pria tampannya itu.

'pokoknya harus cari tahu jurusan mana, dia pasti senior, ya Tuhan terlalu indah untuk dilewatkan karya terbaikmu itu, biarkan aku mengoleksinya'  doa seorang hamba Tuhan bernama Jeon Wonwoo.

...

Hari ini adalah hari kedelapan Wonwoo di kampus barunya ini, dan hari ini juga sudah dimulai ajaran baru, melelahkan bagi Wonwoo karena terasa seperti tak ada waktu untuk bernafas sebentar saja, setelah ospek selama 6 hari berturut-turut, sekarang langsung dilanjutkan kegiatan belajar mengajar, 'itulah kenapa manusia sangat membenci hari senin' pikir Wonwoo.

"masih ada waktu 2 jam lagi sebelum jam kuliah berikutnya" Wonwoo melirik jam tangannya bosan.

Dulu saat di SD, SMP, SMA ia dan Hoshi selalu satu kelas, kini mereka sudah berbeda jurusan, jadi tak ada lagi yang bisa Wonwoo ajak pergi bersama, inginnya sih mencari teman baru, tapi masih terasa canggung, dan segan.

Merasa bosan dengan berdiam diri, Wonwoo pun memutuskan pergi keperpustakaan, ingin mencari bacaan baru pikirnya.

Sesampainya di perpustakaan secara tidak sengaja mata Wonwoo menangkap sesuatu, 'malaikatku' ya Wonwoo melihat si pria tampan yang hingga hari ini belum diketahui siapa namanya itu.

Pria tampan itu terlihat sedang mengerjakan sesuatu, dengan perasaan yang bahagia Wonwoo langsung ingin mendekat pada pria tampan itu, ia pun berjalan, diperjalanannya menuju obyek indah itu, ia mengambil sembarang buku tanpa melihat judul buku tersebut, lalu membukanya dan berpura-pura membacanya, posisi Wonwoo kini berada tepat 2 baris meja di depan pria tampan itu.

Ia mendudukkan dirinya sejajar dengan pria itu, meski berjarak 2 baris meja tapi Wonwoo merasa sangat dekat dengan pria itu, lalu perlahan ia mulai memperhatikan pria tampan itu dengan seksama.

'lihatlah betapa seriusnya si tampan yang mempesona itu, oh Tuhan indah sekali,

bibirnya yang menggoda

alisnya yang tebal

rambutnya yang sedikit berantakan

hidungnya yang seperti perosotan

bolehkan aku berselancar di hidung itu?

hai tampan, aku Wonwoo kau boleh memanggilku 'sayang'

culik adek bang'

Suara hati Wonwoo yang terus bersenandung ria karna pria tampan itu, saat tengah memandangi pria itu Wonwoo merasa pipinya memerah, ia lalu menundukkan kepala terasa ingin berteriak seperti mendapatkan piala oscar saja.

Disaat Wonwoo kembali ingin memfokuskan matanya pada obyek di depannya tiba-tiba ada pria yang datang menghampiri pria tampan itu.

"Mingyu, Profesor Han memintamu keruangannya setelah jam kuliah berakhir nanti" kata pria yang menghampiri si tampan itu.

'jadi namanya Mingyu?' Wonwoo yang secara tak sengaja mendengarnya pun kini tahu siapa nama pria tampan kesangannya itu.

Wonwoo masih terus memusatkan perhatiannya pada pria dihadapannya itu, namun secara tidak sengaja mata mereka bertemu, sontak membuat Wonwoo terkejut dan berusaha mengalihkan pandangannya, lalu menunduk menutupi kepalanya dengan buku yang ia dirikan didepan wajahnya, berharap pria tampannya itu tidak melihat atau mengenalinya.

Wonwoo merasa sepertinya pria tampannya itu bergerak, karna terdengar suara kursi bergeser.

"kita pernah bertemukan sebelumnya?"

Kalimat itu tiba-tiba saja terdengar sangat dekat dengan Wonwoo, ia masih berharap ini bukan mimpi, sepertinya pria itu menyadari keberadaannya.

Secara perlahan Wonwoo pun mencoba menaikkan kepalanya, dan astaga pria itu benar-benar ada dihadapannya, lebih tepatnya duduk dihadapannya.

"oh sekarang aku ingat, kau Jeon Wonwoo kan?" tanya pria itu lagi, dan Wonwoo masih belum menjawab, iya masih terpana dengan pria di hadapannya ini.

"bukankah kau dari jurusan sastra?"

"i..iya sunbaenim" jawab Wonwoo gugup dan suaranya terdengar rendah hampir tak terdengar sebenarnya.

"jadi kau sangat tertarik dengan ibu menyusui?"

"a..apa? t..tidak sunbaenim" lagi jawaban Wonwoo masih terdengar gugup.

"kalau begitu kenapa kau membaca tentang ibu menyusui?" tanya pria itu lagi dan sambil menunjuk pada buku yang dipegang oleh Wonwoo

Hal itu membuat Wonwoo terkejut, dan menutup buku itu kemudian melihat sampul buku itu 'Panduan Ibu Menyusui'  astaga tiba-tiba saja Wonwoo sangat ingin mengubur dirinya di dalam tanah saat ini juga.

"kau bisa memanggilku Mingyu" ucap pria itu, yang sukses membuat perhatian Wonwoo kembali padanya.

"y..ya? oh baik lah s..sunbae Mingyu, ah maksudku Mingyu sunbae" Wonwoo masih menunduk karena takut jika Mingyu melihat pipinya yang merah seperti tomat.

tbc

Cintanya WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang