Sakit

575 60 0
                                    

Sebulan telah berlalu, selama itu juga MIngyu berusaha untuk menghubungi Wonwoo, ia datang keflat Wonwoo, mencarinya difakultas Wonwoo, mengirimi begitu banyak pesan, bertanya pada sahabat Wonwoo, semua telah ia lakukan, tapi tak membuahkan hasil sama sekali.

Sepertinya Wonwoo benar-benar tidak ingin bertemu dengan Mingyu lagi. Selama sebulan ini juga Mingyu tak dapat berkonsentrasi pada kuliahnya, bahkan banyak tugas-tugas yang ia telantarkan dengan berakhir Sejeong yang membantu mengerjakannya.

Mingyu berbaring ditempat tidurnya menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.

"Mingyu kau belum makan dari pagi, makanlah dulu!" ucap Sejeong yang muncul dari balik pintu kamar Mingyu

"aku tidak lapar" jawab Mingyu malas

"kau terlihat seperti mayat, bagaimana Wonwoo bisa memaafkanmu jika kau seperti ini?"

"aku rindu Wonwoo"

"kenapa kau tidak ke rumahnya saja?"

"tetangganya mengatakan Wonwoo tidak pulang selama sebulan ini"

"aku kasihan padamu Mingyu, sebaiknya kau makan dulu, aku akan mengerjakan tugas presentasimu, ayo bangunlah Kim!"

"nanti saja jangan ganggu aku!"

"terserah padamu"

Sejeong meninggalkan Mingyu yang masih setia pada posisinya semula, percuma saja menasehati pria itu, mungkin jika Wonwoo yang menyuruhnya, ia akan langsung bergerak.

Sejeong miris melihat keadaan Mingyu, beberapa hari ini Mingyu sangat tak berminat makan, jika dilihat sepertinya Mingyu mengalami penurunan berat badan, pipinya terlihat lebih tirus dari biasanya, bahkan bajunya terlihat kebesaran, padahal baju itu yang biasa ia gunakan sehari-hari.

Sejeong sudah mencoba menemukan Wonwoo agar mau bertemu Mingyu, tapi Wonwoo selalu mengatakan 'maaf sunbae, aku tak memiliki urusan lagi dengan Mingyu' dan pada akhirnya Sejeong tak bisa memaksakan Wonwoo untuk bertemu dengan Mingyu.

...

Menjelang pagi, Sejeong bersiap memasakkan sarapan untuk Mingyu, meski ia tahu Mingyu lagi-lagi tak akan menyentuh makanan itu, tapi setidaknya jika Mingyu ingin makan, ada sesuatu yang tersedia diatas meja makan.

Sejeong berjalan kearah kamar Mingyu, membangunkan Mingyu terlebih dahulu, agar pergi kekampus bersama.

"Mingyu bangunlah, kau tidak boleh bolos lagi hari ini!"

Sejeong berjalan membuka tirai dan menampakkan cahaya matahari menerangi kamar Mingyu yang selalu gelap beberapa hari ini, seperti tak ada kehidupan.

"kau tidur seperti ini tadi malam?"

Sejeong menatap Mingyu yang masih berada diposisi kemarin malam, tak menggunakan bantal dan selimut, tidur dalam posisi meringkuk seperti bayi.

Sejeong mendekati Mingyu, mengguncang lengannya agar Mingyu bangun.

"Mingyu bangunlah"

"kepalamu hangat? badanmu juga hangat?"

"Mingyu kau baik-baik saja?" tidak ada jawaban dari Mingyu, ia masih tertidur dengan raut kerutan dikeningnya, Sejeong mengambil pengukur suhu yang selalu disimpan pada kotak p3k dikamar mandi Mingyu, meletakkan alat itu ditelingan Mingyu.

"39 derajat? Mingyu kau demam"

...

"Wonwoo!!!" Sejeong berlari menghampiri Wonwoo, menarik tangan pria itu membawanya kesekitar tempat yang tidak ramai dilalui mahasiswa lain.

"ini!" Sejeong memberikan sesuatu pada Wonwoo, yang menerimanya merasa kebingungan.

"ini kunci apartemen Mingyu"

"kenapa Sunbae memberikannya padaku?"

"Mingyu sekarang sedang demam karna terlalu memikirkan mu"

"itu bukan urusanku sunbae"

"aku tidak perduli, pergilah keapartemen Mingyu, rawat dia, kembalikan Mingyu seperti semula, dia sakit karna dirimu, jadi kau harus bertanggung jawab menyembuhkannya"

"maaf sunbae aku menolak"

"aku tidak perduli kau mau atau tidak, tapi jika sampai besok pagi demam Mingyu tidak turun, aku makan memasukkan Mingyu kedalam sebuah karung lalu membuangnya ke laut, itu adil untuk mu jika kau tidak mau Mingyu ada lagi didunia ini"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Sejeong pergi dari hadapan Wonwoo, meninggalakan Wonwoo yang masih memegang kunci apartemen Mingyu.

...

"kau ingin terus menatap kunci itu sepanjang waktu?"

Hoshi heran dengan sahabatnya itu, sejak pulang dari kampus tiga jam yang lalu, sahabatnya itu hanya duduk dekat kepala ranjang menaruh sebuah kunci tepat ditengah-tengan tempat tidur, lalu menatap kunci itu, dengan posisi duduk memeluk lutut dalam waktu yang lama tak bergeming sedikitpun.

"Hyung kenapa kita jadi ikutan menatap kunci itu juga?" Seungkwan yang baru tersadar bertanya pada Hoshi.

Mereka berdua melihat Wonwoo yang tiba-tiba duduk diranjang, dan ketika kunci itu mendarat ditengah-tengah tempat tidur, mereka berdua jadi terhipnotis untuk ikut menatap kunci itu sama seperti yang dilakukan Wonwoo, bedanya mereka duduk dilantai.

Mereka sudah melakukan banyak aktivitas seperti menghela napas, kekamar kecil, mengotak-atik ponsel, mengambil minum, tapi pada akhirnya tetap ikut menatap kunci itu kembali.

"ASTAGA.. kenapa dari tadi manusia ini tidak bergerak dari tempatnya?"

"imo sudah kembali?" seru Seungkwan begitu melihat bibi Wonwoo pulang.

Wonwoo sudah sebulan ini memilih tinggal dirumah bibinya yang cukup jauh dari tempatnya tinggal dan dari kampusnya, ia hanya ingin menghindar sebentar dari Mingyu.

"sudah, aku benci melihatmu dirumahku terus, pergi sana!" bibi Wonwoo mengambil kunci yang berada ditengah tempat tidur Wonwoo lalu menarik lengan Wonwoo, sementara Wonwoo yang tersadar setelah ditarik bibinya kebingungan.

"ini kuncimu, pergilah jangan kembali lagi kemari!" bibi memberikan kunci pada Wonwoo lalu mendorong Wonwoo keluar dari rumah dan menutup pintu rumah lalu menguncinya.

Hoshi dan Seungkwan yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa menyantap kue yang dibawa bibi dengan pasrah, layaknya menonton adegan seru, sama sekali tak ingin bangkit dari duduknya, mereka juga setuju dengan apa yang dilakukan bibi barusan, sebaiknya Wonwoo memang harus menyelesaikan masalahnya.

"Seungkwan berikan ponsel dan dompet milik Wonwoo, dan jangan biarkan Wonwoo masuk" perintah bibi Wonwoo setelah ia mengunci pintu rumah tak membiarkan Wonwoo masuk lagi.

"baik imo" Seungkwan membuka pintu dengan cepat lalu meraih tangan Wonwoo, dan meletakkan ponsel serta dompet milik Wonwoo, lalu kembali masuk dan mengunci pintu itu lagi.

Wonwoo masih berdiam diri mematung menatap kunci yang berada ditangan kirinya.

"ada yang mau ramen?" tanya bibi Wonwoo saat ia berada didapur, Hoshi dan Seungkwan langsung menuju dapur, mereka lapar juga pada akhirnya karna terlalu lama menyaksikan 'kunci ditengah tempat tidur'

tbc

Cintanya WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang