Sakit (2)

568 60 1
                                    

Disinilah Wonwoo berdiri sekarang, tepat didepan pintu apartemen milik Mingyu, pintu berwarna abu gelap yang tampak terasa dingin nan sejuk itu terasa seperti tak tersentuh dalam waktu yang lama.

Cukup lama Wonwoo berdiri didepan pintu itu, ia masih terus menimbang-nimbang apakah ia memang harus masuk atau tidak? ia masih belum sanggup jika harus bertemu dengan Mingyu, tujuan awalnya menjauhi Mingyu adalah untuk melupakan pria itu.

Terus menatap pintu itu seperti orang bodoh membuat Wonwoo akhirnya menghela napasnya pasrah, apapun yang akan terjadi nanti ia tak perduli, yang terpenting sekarang melihat keadaan Mingyu.

Perlahan Wonwoo membuka pintu apartemen itu lalu masuk kedalam, suasananya terasa sangat sepi dan udara didalamnya sangat dingin, sepertinya penghangat ruangannya mati.

Wonwoo terus berjalan masuk, ia sudah menyalakan penghangat ruangan agar terasa lebih baik kondisi ruangan itu, ia memperhatikan bagaimana kondisi apartemen Mingyu, terlihat sangat minimalis dan sangat khas sekali kepribadian Mingyu.

Wonwoo berjalan kearah pintu kamar Mingyu, terlihat pintu itu terbuka sedikit, ia lalu memberanikan diri mendorong perlahan pintu itu.

Ia melihat Mingyu dalam posisi tidur sangat pulas, Sejeong sempat mengatakan dokter memang sudah datang untuk mengecek kondisi Mingyu, tapi tetap saja Wonwoo harus datang dan merawat Mingyu.

Wonwoo menyentuh kening Mingyu yang masih terasa hangat, ia lalu melihat disamping nakas tempat tidur ada beberapa obat, minuman, dan termometer. Wonwoo mengambil termometer itu lalu menempelkan ketelinga Mingyu hasilnya tiga puluh delapan derajat, Mingyu masih demam.

"Wonu..." terdengar suara kecil dari mulut Mingyu, Wonwoo yang mendengarnya merasa bersalah pada Mingyu, ini semua karena Wonwoo, dia lah yang membuat Mingyu sakit.

Mingyu membuka matanya perlahan, ia melihat sosok Wonwoo, pria yang ia rindukan selama sebulan ini, kepalanya terasa sangat sakit, napasnya hangat, matanya sedikit berkabut.

"Wonu.." panggil Mingyu lagi

"tidurlah lagi, aku akan membangunkanmu untuk makan malam nanti" ucap Wonwoo, ia mengelus pipi Mingyu, dan menyeka keringat dikening Mingyu, Wonwoo sangat sedih jika melihat keadaan Mingyu yang seperti ini, ia akan membuat Mingyu pulih kembali seperti semula, ia berjanji.

...

"hah... mimpi ya? aku pasti sudah gila, aku bermimpi Wonu ada disini tadi, aku semakin tidak waras karena terlalu merindukannya"

Mingyu terbangun, ia langsung merubah posisi tidurnya menjadi duduk, kepalanya masih terasa sakit, ia menyentuh kepalanya lalu memijat keningnya.

Tidak lama kesadaran Mingyu mulai kembali, ia menajamkan pendengarannya, seperti ada orang didapur, karna terdengar suara orang yang sedang memasak disana.

"mungkin Sejeong" pikir Mingyu, ia lalu berjalan gontai keluar dari kamarnya menuju dapur.

Saat ia hampir sampai didapur, Mingyu cukup kaget melihat siluet seseorang disana, itu bukan Sejeong, melainkan pria yang dirindukannya, benarkah itu Wonwoo?

Plakk

Mingyu menampar pipinya dengan keras, sontak saja membuat Wonwoo terkejut mendengarnya, Wonwoo menoleh dan melihat Mingyu mengelus pipinya yang ia tampar sediri tadi.

Mingyu hanya menatap Wonwoo, ia masih tak percaya jika Wonwoo yang sedang berada di dapurnya, ini bukan mimpi karna pipi Mingyu terasa sakit saat ia menamparnya tadi.

Wonwoo mengalihkan pandangannya untuk berkonsentrasi kembali pada masakannya, Mingyu berjalan mendekat pada Wonwoo, lalu tanpa aba-aba ia memeluk Wonwoo dari belakang, tidak perduli jika Wonwoo akan memarahinya, Mingyu terlalu rindu pada pria itu.

Wonwoo tidak merasa terganggu, ia membiarkan Mingyu memeluknya, sementara Wonwoo tetap fokus pada masakannya.

"Duduklah, makanan hampir siap, kau harus makan" ucap Wonwoo memecah keheningan, cukup lama Mingyu memeluknya, menaruh kepalanya diceruk leher Wonwoo, menghirup aroma tubuh Wonwoo dan napas Mingyu terasa hangat saat menyentuh kulit leher Wonwoo.

Tak ada jawaban sedikitpun dari mulut Mingyu, ia hanya melonggarkan pelukannya lalu melepasnya, berjalan menuju meja makan, duduk menunggu Wonwoo menghidangkan makanan, lalu mulai menyendokkan beberapa makanan kedalam piring Mingyu.

Mingyu makan dengan perlahan dan hening, Wonwoo hanya melihat Mingyu makan, sesekali ia menyendokkan beberapa sayur atau lauk kedalam piring Mingyu, tidak lupa menuangkan air minum.

Begitu Mingyu selesai Wonwoo langsung membereskan piring-piring kotor dan langsung membersihkannya.

"Mingyu kau ingin mandi atau langsung tidur lagi?" tanya Wonwoo yang kini sudah duduk disamping Mingyu, Mingyu sama sekali tak beranjak setelah makan, ia hanya memperhatikan Wonwoo yang bergerak kesana kemari tanpa suara dari mulut masing-masing.

"apa kau akan disini malam ini?" Mingyu bertanya dengan suara lirihnya

"iya.. aku akan menemanimu malam ini, kau mandi saja ya? biar aku siapkan air hangatnya, setelah itu minum obat, lalu tidur lagi"

Wonwoo menyeka beberapa tetas keringat yang keluar dari kening dan leher Mingyu, Mingyu tersenyum mendengar suara Wonwoo, akhirnya ia bisa melihat pria itu lagi.

Setelah Mingyu mandi dan meminum obatnya, Wonwoo langsung memaksa Mingyu untuk tidur, tujuannya agar Mingyu bisa pulih kembali lebih cepat, serta panas suhu tubuhnya bisa normal kembali.

...

Selama dua hari berturut-turut Wonwoo terus merawat Mingyu, kini kondisi Mingyu sudah membaik, ia bahkan sudah kembali dengan suara-suara berisiknya, dan yang lebih parahnya lagi kini Mingyu justru semakin manja, ia mengikuti kemanapun Wonwoo melangka, selalu memeluk Wonwoo, dan meneriakkan nama Wonwoo atau memanggilnya jika Wonwoo tak berada disampingnya.

"Wonu?" suara yang memanggil Wonwoo entah yang keberapa kali ini, Wonwoo sudah tidak bisa menghitungnya lagi

"hm" jawaban singkat dari Wonwoo

"kau dimana?"

"diruang cuci"

"aku merindukanmu"

Mingyu langsung memeluk Wonwoo begitu ia melihat tubuh pria itu, Wonwoo tetap melakukan kegiatannya tanpa berkomentar apapun, ia sudah pasrah, apapun yang ingin pria itu lakukan, biarkan saja.

tbc


Cintanya WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang