Kencan? (2)

453 65 1
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, dan saat ini Wonwoo masih menunggu kedatangan Mingyu, ia duduk di atas tempat tidurnya dan terus membayangkan apa yang akan mereka lakukan hari ini. Hanya membayangkannya saja wajah Wonwoo sudah bersemu merah padam, oh tidak dia bisa pingsan kalau begini terus.

Tidak lama terdengar suara ketukan dari arah pintu flat Wonwoo, ia lalu membuka pintu dan tersenyum sangat bahagia saat melihat siapa yang datang, itu Mingyu.

Tak harus menunggu lama respon dari Wonwoo, mereka berdua sudah berjalan menuju mobil Mingyu, saat sudah berada didalam mobil, Wonwoo memberanikan diri untuk bersuara

"emm, sun-ah maksudku Mingyu, kita akan kemana?" tanya Wonwoo dengan suara rendah hampir terdengar seperti berbisik

"aku ingin mengajakmu kewahana bermain, bagaimana? kau mau kan?"

"benarkah? tentu aku mau!" jawab Wonwoo antusias

"kau lucu sekali" kata Mingyu yang kemudian mencubit gemas pipi Wonwoo

Wonwoo yang mendapat perlakuan itu, langsung menyentuh pipinya, oh tidak wajahnya pasti memerah lagi, astaga Mingyu kau harus berhenti membuat Wonwoo merona, ini tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

...

Sesampainya di wahana bermain yang sangat besar itu, Mingyu meminta Wonwoo memilih wahana yang ingin ia naikki, dan Wonwoo memilih, roller coaster, ice skating, rumah hantu dan yang terakhir bianglala.

Saat ini mereka sudah diwahana bianglala, perlahan bianglala yang mereka tempati mulai naik katas.

Mingyu ya sedari tadi memperhatikan ekspresi wajah Wonwoo, ikut tersenyum, sungguh Mingyu benar-benar senang hari ini.

Wonwoo masih menatap jendala untuk melihat pemandangan disekitarnya ketitika bianglala itu terus naik semakin tinggi.

"apa kau senang?" tanya Mingyu memecahkan keheningan diantara mereka

"ya, aku sangat senang sunbae, aku sangat jarang liburan, tapi untuk kali ini aku benar-benar senang, trima kasih sudah mengajakku sunbae" ucap Wonwoo panjang lebar disertai nada antusiasnya.

"aku juga ikut senang jika kau  bahagia Wonwoo" Mingyu tersenyum lebar melihat Wonwoo yang tampak bahagia "aku akan mengajakmu lagi lain kali" tambah Mingu lagi.

"benarkah? aku akan menunggunya sunbae" fokus Wonwoo kembali teralihkan pada pemandangan dijendela, kini bianglala yang mereka naikki hampir sampai dipuncak tertinggi.

...

Setelah menghabiskan waktu hingga larut malam diwahana bermain, Mingyu mengajak Wonwoo makan malam, dan setelah selesai mereka kembali pulang.

Saat mobil Mingyu sudah sampai didepan gedung flat Wonwoo, Mingyu metamatikan mesin Mobil dan menatap Wonwoo yang ternyata tertidur pulas disampingnya.

'dia pasti lelah, haruskah aku bangunkan?' monolog Mingyu dalam hati.

Tapi sepertinya Mingyu tidak mau terlalu cepat berpisah dengan Wonwoo, jadinya ia membiarkan sebentar Wonwoo untuk tetap tertidur pulas, dan Mingyu yang dengan senang hati menatap wajah Wonwoo.

Mingyu mencoba menyentuh poni Wonwoo, ia menyingkirkan beberapa helai rambut Wonwoo yang menutupi matanya.

Wonwoo merasa terusik dengan sentuhan Mingyu itu, ia lalu mebuka perlahan matanya, ingin melihat apa yang mengganggu tidurnya.

"dimana kita? hoamm.." Wonwoo menguap tanpa sadar dan mengosok-gosokkan matanya untuk melihat sekeliling dengan jelas

"kita sudah sampai diflatmu Wonwoo" ucap Mingyu, ia membenarkan posisi duduknya lagi.

"maaf aku ketiduran"

"tidak apa-apa, kau sepertinya kelelahan"

"aku benar-benar berterimah kasih untuk hari ini Mingyu" Mingyu tersenyum mendengar ucapan Wonwoo

Mereka keluar dari mobil dan Mingyu mengantarkan Wonwoo sampai kedepan pintu flat Wonwoo, setelahnya ia berpamitan untuk pulang.

...

"bagaimana kencanmu?" tanya Sejeong

Mingyu dan Sejeong sedang menonton acara komedi diapartemen Mingyu

"tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat senyuman pujaan hatiku" ucap Mingyu tersenyum bahagia

"ouhhh lihatlah kau mengucapkannya dengan pipi semerah cabai" ucap Sejeong yang duduk disamping Mingyu

"Sejeong-ah apa ini mimpi? kenapa indah sekali?" Mingyu beralih memeluk Sejeong erat sampai membuat yang dipeluk sesak napas

"lepaskan bodoh" ucap Sejeong berusaha membebaskan diri dari pelukan Mingyu

"katakan ini bukan Mimpi!" Mingyu memaksa dan tak mau melepaskan tangannya

"baiklah, aku menyerah, kejadian kemarin hanyalah MIMPI BURUK seorang Kim Mingyu, kau puas?" ucap Sejeong dengan penuh penekanan

"hey wanita penyihir keluarlah dari tubuh kekasihku" ucap Mingyu tepat ditelinga Sejeong

Sejeong hanya berusaha menutup telinganya dan melepaskan jeratan Mingyu pada tubuhnya.

...

"ABOJI" suara menggelegar Mingyu terdengar diseluruh penjuru rumah ayah Sejeong

"oh Kim Mingyu calon menantuku kemarilah" seru ayah Sejeong yang merentangkan tangannya kearah Mingyu seperti menyambut bocah kecil yang lama tak bertemu

"aku merindukanmu Aboji" ucap Mingyu dipelukan ayah Sejeong

"ayo kita langsung makan saja, kau sehat-sehat sajakan Mingyu?"

"tentu Aboji, Mingyu akan selalu sehat"

"apa putriku menyusahkanmu selama aku pergi?"

"stt Aboji, dia bukan putrimu, dia penyihir, kita harus membebaskan putrimu" ucap Mingyu berbisik dan melirik sekilas pada Sejeong

"aku mendengarmu Kim Mingyu" seru Sejeong yang tak jauh dari Mingyu dan ayahnya, yang mendengar ucapan Sejeong sontak tertawa puas karna telah menjahili Sejeong.

Malam itu mereka habiskan dengan makan malam penuh dengan cerita yang ingin mereka luapkan karna rindu lama tak bertemu dengan ayah Sejeong.

...

"aku sepertinya harus memanggil cenayang" ucap Hoshi

"benar hyung, aku kasihan pada temanmu" Seungkwan menambahkan

"aku yakin dia sudah gila"

"karna cinta?"

"yeah cinta"

Seungkwan dan Hoshi terus berbicara tepat disamping Wonwoo, mereka terus begitu untuk mengejek Wonwoo, karna teman mereka itu selalu senyum-senyum sendiri mulai saat mereka tiba diflat Wonwoo.

"sebaiknya kalian keluar saja, para pengganggu" ucap Wonwoo sarkastik

"hyung aku tahu satu cenayang yang terkenal" ucap Seungkwan pada Hoshi

"aku akan menuntut Mingyu sunbae karna membuat sahabatku gila" timpal Hoshi lagi

Seketika saja setelah mendengar itu Wonwoo mendelik tajam pada dua manusia yang berada disampingnya itu, seolah-olah matanya berkata 'mati kalian berdua' Hoshi dan Seungkwan langsung mundur kebelakang setelah melihat tatapan Wonwoo itu.

tbc

maaf bahasanya diubah ke bahasa baku semua ya, gak pede pakai bahasa gaul i'm sorry :'(

Cintanya WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang