Hari ini adalah hari pertama Wonwoo dan calon mahasiswa lain memasuki masa Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau OSPEK.
Wonwoo kembali memperhatikan penampilannya dan kelengkapan barang-barang keperluan Ospek yang harus dibawa di hari pertama.
"Wonu, lu ambil jurusan apa?" itu Hoshi sahabat Wonwoo dari kecil sampai kuliah aja masih satu kampus, gak ngerti lagilah Wonwoo, bisa banget bareng terus.
"Sastra kayak impian gue jadi penulis" sahut Wonwoo sambil merapikan pakaian yang ia kenakan.
"wuihhh, emang dasarnya kutu buku cita-cita kagak jauh ya Won" celetuk Hoshi yang sebenarnya dia tahu Wonwoo akan mengambil jurusan apa saat kuliah.
"serah lu deh, mendingan gue setia sama pilihan pertama sampai akhir, gak kayak lu, waktu SD bilangnya mau jadi pilot, pas SMP mau jadi dokter, pas SMA mau jadi Arsitek biar bisa bangun gedong-gedong megah, tahunya sekarang masuk jurusan Ekonomi, cihh"
Mendengar perkataan Wonwoo, Hoshi hanya bisa nyengir menyipitkan matanya, tak sadar Wonwoo sudah berjalan memasuki barisan para calon Mahasiswa.
"tunggu Won, elah main tingalin aje lu" Hoshi pun menyusul Wonwoo memasuki barisan.
...
"yah Won kita gak bareng lagi deh" Hoshi berkata dengan nada lemas sambil memegang lembar kertas jurusan miliknya.
"ya iyalah, situ kan Ekonomi, gue kan Sastra ya kagak nyambung bambang" cerca Wonwoo sambil meninggalkan Hoshi sendirian, dan berjalan ke arah barisan jurusannya.
"yah Wonu, Oci sendirian dong, sedih.." wajah Hoshi semakin terlihat tidak semangat saat melihat kepergian Wonwoo
"dih najis" kalimat mengejutkan ini datang dari seseorang bertubuh mungil tepat di samping Hoshi.
"ehh adek kok disini? nanti di cariin mama loh" saat melihat pria bertubuh mungil itu Hoshi langsung mengeluarkan kalimat untuk menggodanya.
"BERANI YA NGATAIN KETUA BEM?" itu si pria mungil tadi
Mendengar kalimat itu Hoshi pun langsung berlutut memohon ampun, ia tidak tahu jika pria mungil yang di godanya tadi adalah ketua BEM alias panitia Ospek.
Wonwoo yang melihat itu dari arah barisannya yang hanya berjarak delapan meter dari tempat Hoshi hanya menatap penuh iba pada sahabatnya itu, ia tak ingin membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, cukup Hoshi, panitia Ospek dan Tuhan saja yang tahu.
...
Kegiatan Ospek sudah mulai berjalan dengan tertib, calon mahasiswa pun sudah dibagi menjadi bagian kelompok kecil, semua terlihat sedang konsentrasi pada kegiatan masing-masing, begitu juga Wonwoo beserta kelompoknya yang sedang membahas tugas mereka.
Saat sedang serius dalam mengerjakan tugas tiba-tiba saja Wonwoo diminta salah satu panitia pembimbingnya untuk mengambilkan spanduk di ruang peralatan kampus
"Kau yang berwajah emo, siapa namamu?" tanya seorang panitia.
"saya Wonwoo kak" jawab Wonwoo seramah mungkin agar tidak mendapatkan masalah.
"ambilkan spanduk di ruang peralatan, spanduk diikat dengan tali berwarna kuning" perintah panitia itu
"baik kak"
"sudah tahukan dimana ruang peratalan?" tanya panitia itu memastikan
"iya sudah kak"
"baiklah, cepat ambil lalu kembali kemari"
Setelahnya Wonwoo pun bergegas menuju ruang peralatan, sesampainya disana Wonwoo mengetuk pintu ruangan itu, ia berfikir siapa tahu ada orang didalamnya, tidak mendapatkan respon suara selama beberapa detik. Wonwoo pun memutuskan untuk membuka pintu dan masuk kedalam.
"ah, maaf" Wonwoo cukup terkejut begitu membuka pintu ia melihat ternyata ada orang di dalamnya, lebih tepatnya seorang pria, pria yang tampan.
"saya pikir tidak ada orang didalam" ucap Wonwoo lagi.
"tidak apa-apa, masuklah, mengambil sesuatu?" tanya pria itu dengan ramah
Wonwoo seketika terpana melihat ketampanan pria itu, dia begitu tinggi, rambut hitam yang dibiarkan sedikit berantakan, senyum yang menawan, bola mata yang indah
Astaga Wonwoo rasanya ingin terbang, seperti sedang melihat karya Tuhan yang paling indah di dunia.
"Jeon Wonwoo?" panggil pria itu tiba-tiba sambil menatap cemas Wonwoo
"ahh i..iya" akhirnya Wonwoo kembali pada kesadarannya, "tunggu, bagaimana kau tahu namaku?" tanya Wonwoo heran
"tercetak jelas dan cukup besar pada name tag mu"
"ahh iya aku lupa, maaf" Wonwoo melihat kearah name tag nya dan sedikit menggaruk leher yang tidak gatal itu.
"apa kau mencari sesuatu?"
"ah iya, aku di minta mengambil spanduk yang diikat tali berwarna kuning" jelas Wonwoo pada si tampan dihadapannya ini.
"tali berwarna kuning? tapi semua spanduk diikat tali berwarna kuning?"
"hah?" ini membingungkan pikir Wonwoo
"kau dari jurusan apa?"
"aku Sastra"
"oh mungkin spanduk berwarna kuning, bukan tali berwarna kuning" pria itu pun mengambilkan spanduk yang di cari Wonwoo lalu memberikannya pada Wonwoo.
"t..trima kasih" Wonwoo menerima gulungan spanduk itu dengan malu-malu, pria di hadapannya ini benar-benar mempesona, astaga.
"kau sakit?"
"apa? ah, t..tidak"
"tapi pipimu memerah"
Sontak saja Wonwoo langsung menyentuh pipinya 'pipi sialan tidak lihat kondisi' umpat Wonwoo dalam hati.
"a..aku baik-baik saja, trima kasih bantuannya, permisi" Wonwoo bergegas keluar dari ruangan itu, hati dan wajahnya sama-sama merah sekarang 'sialan pipi sialan' lagi umpatan itu muncul dalam hatinya.
tbc
mohon suportnya ya teman-teman ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintanya Wonwoo
FanficWARNING : CERITA BOY X BOY TIDAK SUKA JANGAN BACA. ... Wonwoo itu naksir berat sama kakak tingkatnya di kampus, jurusan mereka beda tapi gak tahu kenapa Wonwoo bisa ketemu dan langsung nyantol gitu hatinya. Udah ganteng, baik hati, tinggi, ramah, r...