Jihoon sedang bergerak tak tenang di depan ruang UGD. Dalam hati ia terus saja menggumamkan doa untuk keselamatan kakak sepupu dan juga keponakannya. Sungguh ia merasa sangat berhutang nyawa pada mbanya itu.
Bagaimana mbanya bisa menolongnya di tengah keadaanya yang tengah mengandung itu. Di tengah kekalutannya, terdengar suara ramai dari arah pintu masuk UGD. Terlihat 4 orang dewasa yang berjalan secara cepat menghampiri Jihoon.
"Jihoon bagaimana Seongwu bagaimana keadaan anakku Jihoon?, tanya Yoona ibu Seongwu dengah gurat wajah panik seraya memegang lengan Jihoon.
Sementara 3 orang lain yang merupakan ayah Seongwu serta orang tua Daniel ikut memandang Jihoon penuh tanya.
"Mba Seongwu masih ditangani di dalam Tante,maaf maafin Jihoon nggak bisa jaga mba Seongwu", jelas Jihoon dengan terisak
"Sudah Jihoon nggak papa nak, ini bukan salah kamu", ujar ayah Seongwu seraya mengusap pundak sang keponakan tersebut.
Mereka pun mencoba duduk di ruang tunggu seraya merenung dan terus mendoakan keselamatan Seongwu dan anaknya. Tak lama dari kedatangan orang tua Seongwu dan Daniel, nampaklah Daniel yang berlari dengan wajah khawatir memasuki ruang UGD. Jas merah maroonya iya biarkan tersampir di lengan kekarnya, ia pun berjalan menghampiri orang tuanya lebih cepat kala mereka menatapnya.
Daniel baru saja tiba dari Busan untuk urusan pekerjaan, ia langsung meninggalkan pekerjaanya begitu mendapat telepon dari Jihoon yang mengabarkan bahwa Seongwu kecelakaan.
"Gimana keadaan Seongwu?", tembak Daniel pada kelima orang yang tengah menunggu Seongwu tersebut. Kelimanya tampak diam tak menjawab, seakan memberi tahu Daniel bahwa mereka pun belum mendapatkan kabar apapun.
Cklek
Ruangan pintu UGD terbuka, keluarlah dokter diiringi dengan salah seorang perawat di sampingnya. Mereka semua pun bergegas berdiri dan menghampiri sang dokter."Bagaimana keadaan istri dan anak saya dok?", tanya Daniel seraya mendekati sang dokter
"Nyonya Seongwu banyak kehilangan darahnya tuan, dan karena kondisinya yang hamil maka hal ini cukup membahayakan kondisinya serta anak kalian. Nyonya Seongwu harus menjalani operasi caesar demi menyelamatkan nyawa anak kalian namun resikonya adalah nyawa keduanya menjadi taruhan", jelas sang dokter penuh penyesalan"Lalu bagaimana dok? Saya tak mungkin memilih diantara mereka" jawab Daniel dengan frustasi. Yoona pun mendekat ke arah Daniel kemudian mengelus lengan anak menantunya tersebut.
"Selamatkan cucu saya dok, berusahalah juga untuk menyelematkan anak saya",jelas Yoona tegas membuat yang lain tersentak kaget.
"Tapi bunda Seongwu?", tanya Daniel dengan raut wajah bingung
"Seongwu pernah menyampaikan hal ini pada bunda Daniel, apabila kita dihadapkan dengan pilihan seperti ini dia ingin anak kalian yang diselematkan lebih dulu. Bunda rasa kita perlu mengikuti keinginan Seongwu nak", jelas Yoona.Daniel dan yang lain hanya bisa terdiam membisu. Ia tak pernah menyangka Seongwu memikirkan akan hal seperti ini. Ia merasa bersalah sebagai suami Seongwu yang tak pernah mengetahui dengan baik tentang istrinya tersebut. Sekalipun rumah tangga mereka harmonis dan baik-baik saja, namun Daniel merasa dia tak pernah mengetahui hal seperti ini akan hadir dalam pikiran istrinya tersebut. Dokter dan perawat pun kembali ke ruang UGD untuk membawa Seongwu ke ruang operasi guna melakukan penanganan pada Seongwu dan bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Bitter [[OngNiel]] 🔓
FanfictionManis dan Pahit itulah rasa kehidupan sesungguhnya, karena sejatinya kehidupan tak selalu berasa semanis madu. Berisi kisah berbagai rasa antara Seongwu dan Daniel di banyak kesempatan. 📔Start 29 Febuari 2020