Jarum pendek pada arloji mahal yang Daniel kenakan telah berada di angka enam, sementara jarum panjangnya tengah berhenti di angka sebelas. Menunjukkan bahwa sebentar lagi waktu akan sampai pada pukul tujuh malam. Ditemani hot americano guna menghangatkan tubuhnya, Daniel menarikan jemarinya lihai pada tablet pc yang dibawanya.
Sembari menunggu seseorang yang akan menemaninya makan malam, ia menyempatkan diri untuk menyicil pekerjaanya yang belum selesai semua tadi. Entah mengapa karena antusias untuk makan malam – alibi ingin menemui sosok tersebut, membuat Daniel memilih pulang cepat dari kantornya. Membuat sekretarisnya terheran, sebab hari masih cukup sore tapi sang bos sudah meninggalkan kantornya.
Disela kegiatannya membaca laporan dari karyawannya, seseorang yang tengah Daniel tunggu telah tiba di hadapannya sekarang. Seseorang yang tak lain Seongwu itu terlihat cukup manis dengan kemeja kotak-kotaknya itu. Membuat Daniel terpaku sebentar pada sosok yang ditemuinya secara tak sengaja hari ini.
"Selamat malam tuan Kang, mohon maaf saya telat kebetulan tadi saya ketinggalan bus jadi harus menunggu sedikit lebih lama", jelas Seongwu seraya membungkuk pada Daniel karena merasa tidak enak.
"Ah santai saja Seongwu-ssi, silakan duduk", jawab Daniel seraya tersenyum tipis. Seongwu pun lantas mengangguk dan kemudian duduk. Setelah Seongwu duduk, Daniel pun lekas memanggil pelayan dan memesan beberapa menu guna acara makan malam dirinya bersama Seongwu.
" Seongwu-ssi sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih pada anda karena telah sukarela mengembalikan dompet saya, dan juga telah bersedia menerima ajakan saya untuk makan malam bersama. Sekali lagi terima kasih banyak ya", jelas Daniel usai pelayan selesai mencatat pesanan mereka.
"Jangan seperti itu tuan Kang, saya yang harusnya berterima kasih kepada anda karena mentraktir saya makan di tempat mahal seperti ini. Padahal jujur saja saya membantu anda tidak mengharapkan imbalan sama sekali. Karena menurut saya dompet itu cukup penting bagi pemiliknya apalagi bila di dalamnya terdapat barang penting seperti kartu identitas", jawab Seongwu menjelaskan. Daniel yang mendengar alasan Seongwu cukup terkagum. Karena di zaman sekarang masih saja ada orang yang berpikiran sederhana dan berhati tulus seperti itu. Sungguh Daniel tambah tertarik dengan pria manis di hadapanya ini.
"Baiklah bila sekiranya Seongwu-ssi mengganggap demikian. Ah iya, kalau saya boleh tahu berapa usia Seongwu-ssi agar saya bisa memanggil anda dengan lebih nyaman", tanya Daniel penasaran
"Ahh iya, saya berusia 23 tahun tuan. Tuan bisa memanggil saya dengan Seongwu saja", jawab Seongwu
"Wah berarti saya 4 tahun lebih tua dong dibanding dengan Seongwu-ssi", ujar Daniel semangat
"Ah kalau begitu, apakah saya harus memanggil anda hyung tuan Kang?", kekeh Seongwu
"Tentu saja jangan. Cukup panggil Daniel saja, dan tak perlu sungkan berbicara santai pada saya. Jangan terlalu formal Seongwu", pinta Daniel. Seongwu pun hanya mengangguk da mengiyakannya. Tengah asyiknya berbincang, kegiatan itu terinterupsi dengan datangnya pesanan mereka. Mereka berdua pun sepakat untuk makan malam dulu, baru setelahnya bisa melanjutkan perbincangan tadi.
Usai acara makan malam yang disertai obrolan ringan, kini keduanya sepakat untuk berjalan sebentar di taman kota. Daniel pun membiarkan mobilnya di restoran tersebut. Kini keduanya tengah duduk di salah satu bangku yang tersedia di taman tersebut."Seongwu apakah besok kamu ada kuliah?", tanya Daniel seraya mendudukan dirinya di bangku taman
"Ah iya Daniel, besok aku ada kuliah sampai sore""Ah begitu. Eumm apakah weekend ini kamu sedang senggang Wu?"
"Eung sepertinya senggang, memangnya ada apa Daniel?", tanya Seongwu seraya menoleh menatap Daniel di sampingnya."Begini, aku ingin mengajakmu nonton film. Apa kamu bersedia?"
"Aku belum bisa menjawabnya sekarang. Nanti jika sudah mendekati weekend aku kabari lagi bagaimana?""Ya tak masalah Seongwu, aku akan menanti kabarnya darimu ya", ujar Daniel dengan senyum manisnya. Seongwu yang menoleh menatap Daniel pun dibuat terpaku kalau ekspresi datar yang biasa Daniel tunjukkan kini berbeda dengan ekspresi senyum Daniel tersebut. Seongwu pun kembali memalingkan wajahnya ke arah depan, arah dimana terlihat anak-anak kecil yang bermain bersama itu.
Usai menghabiskan waktu untuk bersantai dan bercerita di taman. Seongwu dan Daniel pun memutuskan untum segera kembali ke rumah, mengingat waktu yang telah hampir larut juga karena cuaca yang cukup dingin ini. Daniel pun mengantarkan Seongwu sampai ke tempat tinggalnya tersebut.
"Jadi ini tempat tinggalmu Seongwu?", tanya Daniel
"Iya gedung itu adalah tempat flatku. Apakah kau ingin mampir Niel?""Tidak terima kasih Wu, ini sudah hampir larut dan kau harus segera membersihkan diri dengan air hangat kemudian tidur ya. Lain kali aku akan mampir", jelas Daniel
"Baiklah Niel, kau juga ya. Jangan lupa langsung mandi dan istirahat"
"Siap. Aku langsung pulang ya Wu, sampai jumpa". Usai mobil Daniel menghilang di jalan komplek Seongwu pun bergegas memasuki gedungnya.Tbc
Haloha readersnim, Sealie is back hehe. 😂. Semoga ceritanya bisa menemani kegiatan #dirumahaja kalian. Jangan lupa juga vomentnya sayangku semua.
Sealie 💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Bitter [[OngNiel]] 🔓
FanficManis dan Pahit itulah rasa kehidupan sesungguhnya, karena sejatinya kehidupan tak selalu berasa semanis madu. Berisi kisah berbagai rasa antara Seongwu dan Daniel di banyak kesempatan. 📔Start 29 Febuari 2020