Seokjin terbangun dengan kantung matanya yang besar, dan lingkar hitam yang menghiasi mata hazelnya.
Sebenarnya, tubuhnya sudah merasa tidak enak. Namun apa boleh buat, jika ia tak pergi ke sekolah, ia terlalu lelah menghadapi Namjoon yang pastinya akan mengamuk lagi.
Seokjin memandang wajahnya didepan cermin, menyisir rambutnya menggunakan jari tangannya.
"It's okay. To be okay"
Kedua sudut bibirnya yang tebal itu membentuk sebuah kurva.
Ia menyambar jaketnya, seraya menyampirkan tasnya pada bahunya yang lebar itu.
Seokjin menuruni tangga, tanpa memperdulikan keluarga yang sedang melahap sarapannya dengan khidmat. Dan berangkat begitu saja menggunakan mobilnya.
"Anak sialan itu, cih" desis Namjoon seraya berdecih.
•••
"Hoi"
Seokjin tersentak kaget, ia mengelus dadanya dramatis. Menatap Yoongi sinis, si kulkas itu memang memintanya untuk mendepak tubuh bantetnya ke luar angkasa.
"Aishh, kau membuat jantungku hampir keluar dari tempatnya" semprot Seokjin.
"Lebay" ucap Yoongi sarkatis.
Seokjin hanya memutarkan bola matanya malas. Es kumamon ini memang spesies manusia yang menyebalkan.
Sudah bantet, dingin, omongannya pedas pula.
Seokjin jadi bingung. Mengapa ia bisa berteman dengan kulkas berjalan seperti Min Yoongi?
"Seokjin, kantung matamu hitam"
Yoongi memperhatikan wajah Seokjin lamat-lamat.
"Ish, hentikan. Kau tidak gay kan?" ucap Seokjin memastikan.
Takk
Yoongi menggeplak jidat Seokjin, membuat sang empu meringis.
"Kalaupun aku gay, aku tak akan ber gay-an dengamu, bodoh"
Seokjin cengo, mulutnya menganga, dengan mata yang masih berkedip-kedip menatap si kulkas itu tak percaya.
Uhh, pedashhh.
"Yoongi, aku curiga, bibi Min mengidam cabai 3000 kuintal saat ia hamil dirimu"
Yoongi menatap Seokjin datar, hampir sama datarnya seperti tembok.
"Diam atau akan ku tendang bokongmu sampai tidak bisa duduk lagi?" ancam Yoongi sambil melototinya.
Seokjin menahan tawanya, pipinya menggembung lucu, sebelum akhirnya Seokjin tertawa terbahak dengan suaranya yang khas seperti kaca yang sedang di lap.
Yoongi hanya menatapnya sinis, lalu pergi mendahului Seokjin yang masih tertawa didepan pintu kelas.
•••
Didalam kelas, Seokjin hanya menidurkan kepalanya diatas meja, kendati menahan segala rasa sakit yang menyeruak didalam tubuhnya. Pusing dan mual itu yang dirasakannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay - Kim Seokjin (END)✅
Fanfiction[END] Follow sebelum membaca Seokjin mencoba berteman dengan takdir yang selalu mempermainkannya. Walaupun harus merasakan sakit berkali-kali, ia selalu meyakini, bahwa suatu saat nanti ia akan mendapatkan kebahagiaan yang dulu ia cari. "Aku baik-ba...