"Kau menyembunyikan ini?" tanya Jimin dingin.
Seokjin menegang, Yoongi yang tak mengerti hanya diam, Jimin menatap datar Seokjin yang sudah pucat pasi.
Bagaimana Jimin bisa tau?
"A-aku bisa jelas--
"Kau menyembunyikan hal sebesar ini Seokjin!" bentak Jimin membuat Seokjin memejamkan matanya.
"Hyung, tenanglah dulu. Seokjin belum pulih" Yoongi menenangkan Jimin yang emosinya sedang meletup-letup.
Seokjin menunduk, bukan maksud ingin menyembunyikan semuanya dari Jimin, namun ia terlalu takut untuk memberi tahu secara terang-terangan tentang keadaan dirinya.
"Maafkan aku Hyung, aku hanya takut" lirih Seokjin.
Yoongi menatap Seokjin dan Jimin secara bergantian, ia ingin mengetahui sebenarnya apa yang terjadi, tiba-tiba saja Jimin mendatangi rumah Yoongi dengan wajah yang memerah dan menahan tangis, serta meremat kertas bermap coklat itu dengan tangannya, dan meneriaki Seokjin bahwa Seokjin menyembunyikan sesuatu.
Yoongi ingin bertanya, namun saat ini bukanlah waktu yang tepat, biarkan perdebatan ini mengalir dengan sendirinya hingga akhirnya Yoongi akan mengetahui apa yang menjadi akar masalahnya.
"Kau menganggap aku ini siapa? Orang lain yang tak pernah berarti untukmu?" Jimin menitikan air matanya.
Seokjin memeluk tubuh Hyungnya tanpa dibalas, ia memejamkan matanya sambil menggumamkan kata maaf, Seokjin sama sekali tak pernah beemaksud untuk menganggap Jimin sebagai orang lain.
Seokjin terisak, Jimin masih enggan untuk bergerak, sedangkan Yoongi masih bergeming ditempatnya.
"Aku membencimu, karena kau menyembunyikan kebenaran kecelakaan itu dari Appa. Aku membencimu, karena kau menerima kesalahan yang tak kau perbuat. Aku membencimu karena kau berpura-pura kuat disaat kau butuh bantuan kami!"
Jimin meraung, meluapkan semua kekesalannya selama bertahun-tahun, atas sifat dinginnya pada Seokjin, ia membenci Seokjin yang diam ketika disalahkan, tanpa mau memberi penjelasan bahwa kejadian masa lalu itu bukan kesalahannya.
"Kau kanker Seokjin! Penyakit itu bisa mengambil nyawamu kapanpun!"
Deg
Yoongi membulatkan matanya, ia meneguk slavianya kasar, apakah ia tidak salah dengar? Ia menatap Seokjin dengan dahi yang berkerut, matanya tetap mengamati gerak-gerik Seokjin tanpa mau mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Brak
Jimin meninggalkan kamar Yoongi, mebanting pintu rumahnya dan pergi. Meninggalkan Seokjin dan Yoongi didalam sunyi.
"Bodoh" umpat Yoongi menatap Seokjin sinis.
"Aku tau" jawab Seokjin lirih.
"Pulang" titahnya.
Seokjin menatap Yoongi terkejut, semalam keadaannya memburuk bahkan sekarang ia belum bisa dikatakan baik-baik saja. Dengan mudahnya Yoongi menyuruhnya pulang?
"T-tapi Yoon--
"Atau mau aku tarik paksa kau untuk pergi?" sarkas Yoongi.
Seokjin berdecak kasar, ia membuka sweater dan baju yang ia pinjam dari Yoongi, lalu memakai bajunya yang belum sepenuhnya kering pasca kehujanan kemarin.
"Antar--
"Pulang sendiri"
"M-mwo?"
"Pulang sendiri. Kau tuli?" jawab Yoongi penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay - Kim Seokjin (END)✅
Fanfiction[END] Follow sebelum membaca Seokjin mencoba berteman dengan takdir yang selalu mempermainkannya. Walaupun harus merasakan sakit berkali-kali, ia selalu meyakini, bahwa suatu saat nanti ia akan mendapatkan kebahagiaan yang dulu ia cari. "Aku baik-ba...